Diskusi Peringatan Kudatuli, Sekjen PDIP Sebut Ada Neo Orde Baru Jilid Kedua

Peristiwa yang dikenal sebagai Kudatuli ini, tiap hari tahun diperingati oleh DPP PDI Perjuangan (PDIP).

Editor: Imam Wahyudi
tribunnews
Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto saat membuka Rapat Koordinasi Bidang Kesehatan di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Kamis (18/7/2024). 

Hasto pun menegaskan, sikap keteguhan Megawati bersama rakyat arus bawah menjadi suatu gerak kemerdekaan untuk berani bersuara, termasuk pers untuk berani bersuara dengan kebebasan pers.

Politisi asal Yogyakarta ini mengingatkan bahwa jati diri PDI Perjuangan itu berasal dari perjuangannya. 

Maka, penyerbuan kantor PDI pada 27 Juli 1996 pada dasarnya bukanlah sekedar serangan terhadap bangunan fisik. 

“Ia adalah serangan terhadap peradaban demokrasi, serangan terhadap sistem hukum, serangan terhadap kemanusiaan dan serangan terhadap lambang kedaulatan partai berupa kantor partai,” tegas Hasto.

Sementara, Hasto menyampaikan bahwa dirinya juga telah melaporkan kegiatan diskusi Kudatuli ini langsung kepada Megawati.

Dalam pertemuan itu, Hasto mengatakan, seluruh rangkaian acara diskusi Kudatuli ini, sama dengan peringatan pada 9 tahun yang lalu.

Namun yang membedakannya adalah suasana kebatinan yang berbeda di 9 tahun lalu dan hari ini.

“Seperti yang disampaikan Bung Wilson tadi. Karena alam. Yang tadi dikatakan Bung Wilson ini sepertinya ada Neo Orde Baru Jilid Kedua, betul? Itu tadi kesimpulan dari Bung Wilson. Jadi aromanya ini berbeda, suasana kebatinannya yang semakin menunjukkan bagaimana penyalahgunaan kekuasaan nampaknya semakin menunjukkan kemiripan dari apa yang menjadi setting latar belakang peristiwa 27 Juli 1996 tersebut,” jelas Hasto.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Peringatan 28 Tahun Kudatuli, Sekjen PDIP: Bukan Sekedar Serangan Bangunan, Tapi Peradaban Demokrasi 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved