Kisah 2 Penambang Emas di Gorontalo Selamat dari Longsor, Terjebak 8 Jam dan Sempatkan Berwudhu

Dua jam setelahnya, longsor pun terjadi. Mereka kemudian terjebak dalam lubang tambang karena pintu masuk tertimbun material longsor.

Editor: Imam Wahyudi
zoom-inlihat foto Kisah 2 Penambang Emas di Gorontalo Selamat dari Longsor, Terjebak 8 Jam dan Sempatkan Berwudhu
tribunnews
Nofrianto Suleman (27) dan Zulpin Radjalawo (27), dua dari dari 73 orang yang ditemukan selamat dalam musibah longsor di area tambang emas Desa Pemukiman, Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo.

TRIBUNTORAJA.COM - Dari 73 orang yang ditemukan selamat dalam musibah longsor di area tambang emas Desa Pemukiman, Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, dua diantara adalah Nofrianto Suleman (27) dan Zulpin Radjalawo (27).

Longsor area pertambangan yang merenggut 23 nyawa dan 36 orang lainnya dilaporkan hilang ini, terjadi pada Sabtu (6/7/24) malam dan berlangsung hingga Minggu (7/7/2024) dini hari.

Nofrianto Suleman dan Zulpin Radjalawo merupakan warga Desa Tulabolo, Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango.

Mereka berhasil diselamatkan setelah terjebak dalam lubang tambang selama delapan jam dan bertahan hidup dengan air minum setengah botol.

Awalnya Nofrianto dan Zulpin masuk ke dalam lubang untuk menambang emas pada Sabtu (6/7/2024) sekira pukul 21.00 Wita.

Dua jam setelahnya, longsor pun terjadi. Mereka kemudian terjebak dalam lubang tambang karena pintu masuk tertimbun material longsor.

"Saat kami ingin keluar dari lubang tambang di malam hari, tiba-tiba longsor menutup jalan keluar. Jadi kami pasrah, tinggal menunggu bantuan," kata Nofrianto saat ditemui di kediaman Kepala Desa Tulabolo, Senin (8/7/2024).

Selama 8 jam itu, Nofrianto dan Zulpin harus bertahan hidup di dalam kegelapan dan kesempitan. Mereka juga harus berbagi air dalam kemasan.

“Kami hanya punya setengah botol air. Kami harus menghematnya, minum sedikit demi sedikit agar tidak kehabisan tenaga,” kata Nofrianto.

Mereka sempat berteriak meminta tolong, namun suaranya hanya menggema. Dalam ketakutan, kedua pria itu memutuskan berwudhu.

“Kami berwudhu dengan air yang mengalir dari luar dan masuk ke dalam lubang. Kami pasrahkan semuanya kepada Allah,” tutur Nofrianto.

Setelah itu mereka sempat tertidur dengan posisi duduk di dalam lubang tambang berukuran 1 x 1 meter tersebut.

Namun tidur mereka tak nyenyak karena sesekali terdengar gemuruh guntur dan longsor dari dalam lubang.

Selain itu, keduanya sempat mendengar suara teriakan dari luar lubang teriakan tersebut membuat mereka optimis pertolongan akan datang.

"Ada sempat terdengar suara dari luar memanggil nama kita berdua. Tadinya tenaga kita sudah lemah, jadi bangkit lagi karena suara panggilan itu," kenang Nofrianto.

Halaman
1234
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved