Heboh Polwan Bakar Suami di Mojokerto, Psikolog: Ada Penderitaan dan Tekanan Batin

Menurut Suryanto, Briptu FN mengalami penderitaan dan tekanan batin yang mendalam, yang akhirnya membuatnya kehilangan kendali dan meluapkan...

Penulis: Redaksi | Editor: Donny Yosua
TribunJatim.com, Instagram Erichaayu.attire
Polda jatim membongkar permasalahan rumah tangga Polwan bakar suami polisi di Mojokerto, psikolog menganalisa soal kemungkinan tekanan bagi seorang ibu. 

TRIBUNTORAJA.COM, MOJOKERTO - Psikolog dari Universitas Airlangga (Unair), Suryanto, memberikan pandangannya terkait kasus Briptu FN, seorang polwan yang membakar suaminya sendiri, Briptu RDW, di Asrama Polisi Polres Mojokerto, Jawa Timur, pada Sabtu (8/6/2024).

Menurut Suryanto, Briptu FN mengalami penderitaan dan tekanan batin yang mendalam, yang akhirnya membuatnya kehilangan kendali dan meluapkan emosinya dengan tindakan kekerasan terhadap suaminya.

"Saya melihat ini lebih kepada persoalan yang bersifat emosi yang meledak. Pelaku mengalami penderitaan yang lama, semacam tekanan batin yang berkepanjangan," ujar Suryanto pada Selasa (11/6/2024), seperti dikutip dari tayangan Kompas TV.

 

 

"Pada titik tertentu dia harus meluapkan emosinya hingga terjadilah peristiwa ini."

Sementara itu, psikolog sekaligus dosen psikologi dari Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Karolin Rita, juga menilai bahwa tindakan Briptu FN dilakukan karena adanya tekanan berat yang dipendam selama ini.

Selain itu, Briptu RDW diketahui terlibat dalam judi online, yang menambah tekanan dalam kehidupan rumah tangga FN.

 

Baca juga: Pengamat Soroti Candu Judi Online di Kalangan Polisi usai Kasus Polwan Bakar Suami

 

Hal ini menunjukkan bahwa FN tidak mendapatkan dukungan yang memadai dari suaminya.

"Apalagi ketika ia tidak mendapatkan support system yang baik dari suami untuk menghidupi beberapa anak, sehingga tekanan yang dimiliki oleh seorang ibu ini ternyata sudah cukup tinggi," ujar Karolin, seperti dikutip dari Tribunnews pada Selasa.

Karolin juga menyatakan bahwa FN menghadapi beban ganda, yaitu bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sekaligus mengasuh anak-anak mereka.

 

Baca juga: Polwan di Mojokerto Nekat Bakar Suami Gegara Korban Habiskan Uang Belanja untuk Judi Online

 

Tindakan FN membakar suaminya adalah bentuk putus asa karena tidak mampu menahan beban lebih lama lagi.

"Sayangnya dalam hal ini ia (FN) tidak lagi memiliki kontrol emosi. Kalau dilihat, pemicu utamanya adalah semua yang dipendam," jelas Karolin.

Karolin menekankan pentingnya pendampingan psikologis bagi FN untuk memulihkan kondisi mentalnya.

 

Baca juga: Polisi Bakar Polisi: Diduga Masalah Rumah Tangga, Polwan di Mojokerto Bakar Suaminya

 

Rasa penyesalan dan bersalah pasti akan muncul dan harus dikelola dengan baik.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, polwan Briptu FN membakar suaminya, Briptu RDW, di Asrama Polisi Polres Mojokerto pada Sabtu pagi (8/6/2024).

FN nekat melakukan hal tersebut karena kesal suaminya menghabiskan uang untuk judi online. FN memborgol tangan suaminya ke tangga lipat di garasi, menyiramkan bensin ke tubuhnya, lalu membakarnya.

 

Baca juga: Sepak Terjang Janda di Lutim Jadi Calo SIM Nyamar Sebagai Polwan

 

Saat ini, Briptu FN telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan oleh pihak kepolisian.

Sementara itu, Briptu RDW mengalami luka bakar 96 persen dan sempat dirawat di rumah sakit di Kota Mojokerto, namun meninggal dunia pada Minggu siang.

(*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved