Rambu Solo

Upacara Rambu Solo Ne' Linggi di Toraja Utara Pikat Wisatawan Asing, Ada Kerbau Harga Rp 400 Juta

Ritual ini yang merupakan bagian tak terpisahkan dari identitas Toraja, menandai perjalanan terakhir bagi orang yang telah meninggal. 

Editor: Donny Yosua
IST
ILUSTRASI Tedong Bonga. 

TRIBUNTORAJA.COM, RANTEPAO - Puluhan wisatawan terpantau turut menyaksikan prosesi upacara pemakaman Adat Rambu Solo Ne' Linggi (Yulia Maria Tangkeallo), Senin (15/4/2024).

Dari pantauan Tribun Toraja, terdapat puluhan wisatawan mancanegara alias 'bule' yang turut hadir menyaksikan upacara tersebut di Pangli, Kecamatan Sesean, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan.

Para bule yang hadir terlihat antusias mengabadikan momen upacara tersebut dengan cara memfoto atau memvideokan setiap tahapan prosesi upacara.

 

 

Ne' Linggi adalah anak kandung dari Paulus Pongmasangka atau yang dipanggil Ne' Pongmasangka.

Patung Batu dan Peti Jenazah Batu Ne' Pongmasangka merupakan salah satu objek wisata yang terkenal di Pemerintah Daerah Toraja Utara.

 

Baca juga: Besok, Keluarga Besar Ne Pong Masangka di Toraja Utara Gelar Ritual Mapalao Rambu Solo

 

Berikut jadwal tahapan prosesi upacara pemakaman Adat Rambu Solo Ne' Linggi:

1. 9 April 2024: Umpalele Buku Rapona Almarhum Pong Massangka.

2. 11 April 2024: Ma’Parokko Paladan dan Ma’doya Manuk.

3. 13 April 2024: Ma' Parokko Alang.

4. 15 April 2024: Ma’ Palao.

5. 17 April 2024: Mantarima Tamu.

6. 19 April 2024: Meawa.

Diperkirakan, tamu dan wisatawan yang hadir pada prosesi Mantarima Tamu pada 17 April mendatang bakal lebih ramai.

 

Baca juga: Upacara Kematian Rambu Solo Ne Linggi di Toraja Utara, Keluarga Sediakan 35 Tedong Bonga

 

Keluarga Gelar Upacara Rambu Solo

Rambu Solo adalah upacara pemakaman yang sarat akan simbolisme budaya.

Ritual ini yang merupakan bagian tak terpisahkan dari identitas Toraja, menandai perjalanan terakhir bagi orang yang telah meninggal. 

Namun, lebih dari sekadar upacara pemakaman, Rambu Solo adalah sebuah perayaan kehidupan dan kebanggaan akan warisan budaya.

Salah satu momen dalam ritual Rambu Solo' adalah Ma'palao.

Ma' Palao ialah upacara menurunkan jenazah dari rumah Tongkonan ke tempat upacara pemakaman.

 

Baca juga: Tradisi Melantang, Potret Gotong Royong Ala Masyarakat Toraja Jelang Upacara Rambu Solo

 

Upacara yang juga kerap disebut Ma' Pasonglo' di beberapa wilayah ini ditandai dengan arak-arakan keluarga besar.

Para laki-laki mengangkat peti jenazah sementara perempuan berbaris di depan peti jenazah sambil mengangkat kain merah.

Jenazah akan di arak keliling kampung atau lapangan tempat upacara sebanyak tiga kali.

Jenazah diarak keliling kampung, biasanya ke tempat almarhum lahir dan bertumbuh, seperti napak tilas dan kembali ke lokasi Rambu Solo dengan jalan melingkar untuk kemudian peti jenazah ditempatkan di Lakkian.

Peti jenazah diarak dengan penuh kehormatan dari rumah keluarga.

 

Baca juga: Rambu Solo, Pemakaman Anak Pong Masangka Mengikuti Kearifan Lokal

 

Pekan ini, keluarga besar Ne' Pong Pasangka akan melaksanakan salah satu upacara adat yang paling dihormati, yakni Rambu Solo

Ne' Linggi diketahui memiliki nama lengkap Yulia Maria Tangkeallo.

Pada Senin (15/4/2024) besok, mereka akan memuliakan seorang anggota keluarga yang telah berpulang dengan adat dan kehormatan yang tinggi.

Daniel Pongmasangka, putra sulung Ne' Linggi, memaparkan bahwa ratusan warga akan bergabung dalam arak-arakan peti jenazah.

Arak-arakan peti jenazah atau Ma' Palao Pemakaman Adat Rambu adalah rangkaian dari upacara prosesi pemakaman.

 

Baca juga: Tradisi Mangriu Batu Simbuang di Acara Rambu Solo, Penanda Status Bangsawan Toraja

 

Adapun rangkaian upacara Pemakaman Adat Rambu Solo Ne' Linggi' dilaksanakan pada tanggal 20 Januari 2024 hingga 19 April 2024 di Pangli, Toraja Utara.

"Ratusan orang yang datang besok untuk memikul peti jenazah," kata Daniel Pongmasangka saat ditemui di lokasi Upacara Pemakaman Adat Rambu Solo Ne' Linggi', Minggu (14/4/2024) sore.

Daniel Pongmasangka melanjutkan, ini bukan sekadar sebuah upacara, tetapi sebuah perayaan kehidupan dan warisan budaya yang tak ternilai bagi masyarakat Toraja.

Menurut Daniel Pongmasangka, tradisi ini bukan hanya penting bagi keluarga Ne' Pongmasangka, tetapi juga bagi seluruh masyarakat Toraja.

Termasuk para wisatawan yang ingin memahami kekayaan budaya Indonesia, khususnya di Toraja.

 

Baca juga: Polres Tana Toraja Bubarkan Judi Sabung Ayam di Acara Rambu Solo

 

Dengan mengikuti ritual ini, mereka dapat merasakan kekuatan spiritual dan keindahan tradisi Toraja yang telah terjaga selama berabad-abad.

Rambu Solo untuk Nek Linggi adalah contoh nyata bagaimana tradisi kuno tetap hidup dan berkembang di tengah perubahan zaman. 

Melalui penghormatan terhadap warisan budaya ini, keluarga Ne' Pongmasangka dan masyarakat Toraja secara keseluruhan memperkokoh ikatan budaya mereka.

Dan paling penting adalah mewariskan kekayaan spiritual kepada generasi mendatang.

 

Baca juga: Tradisi Adu Kerbau dalam Rangkaian Upacara Rambu Solo di Toraja

 

35 Kerbau Disiapkan, Ada Tedong Bonga Berharga Fantastis

Rangkaian upacara pemakaman adat Rambu Solo' Ne' Linggi' diagendakan berlangsung dari 10 hingga 19 April 2024 di Pangli, Toraja Utara.

Untuk acara puncak, persiapan sudah mencapai 90 persen.

Ne' Linggi' bernama lengkap Yulia Maria Tangkeallo.

Ne' Linggi' merupakan anak kandung dari Paulus Pongmasangka atau yang dipanggil Ne' Pongmasangka

Patung batu dan peti jenasah batu Ne' Pongmasangka merupakan salah satu objek wisata unggulan Pemerintah Daerah Toraja Utara. 

 

Baca juga: Mengenal Lantang Pangngan, Prosesi Rambu Solo yang Sudah Jarang di Toraja

 

Putra sulung Ne' Linggi', Daniel Pongmasangka mengatakan untuk persiapan tempat hingga saat ini telah mencapai 90 persen.

"Artinya, kita sisa melengkapi yang kecil-kecil saja," ujarnya kepada Tribun Toraja, Minggu (14/4/2023).

Selain persiapan tempat, Daniel juga telah mempersiapkan kerbau atau tedong untuk proses upacara pemakaman Adat Rambu Solo' Ne' Linggi'.

Untuk jumlah kerbau yang dipersiapkan dalam upacara pemakaman Adat Rambu Solo tersebut yaitu 35 ekor.

"Karena kita tujuh orang bersaudara, maka yang bisa kami usahakan yaitu 5 ekor tedong yang disediakan oleh tiap saudara kami. Totalnya 5x7 tedong," bebernya.

 

Baca juga: Truk Berisi Peserta Rambu Solo Kecelakaan di Makale Utara, Belasan Penumpang Terluka

 

Tiga di antaranya merupakan Tedong Bonga.

Tedong Bonga bukanlah kerbau sembarangan. 

Tiga ekor Tedong Bonga ini menarik perhatian dengan nilai jual yang fantastis.

Hewan ini memiliki ciri khas tersendiri dan dianggap sebagai simbol kehormatan dan kemakmuran dalam budaya Toraja. 

Tidak mengherankan jika nilai jualnya juga mencapai angka yang fantastis, bahkan tembus ratusan juta hingga miliaran.

 

Baca juga: Jadwal Acara Rambu Solo Almarhum Puang Damaris Parassa di Sanggalla

 

Dari ketiga ekor tersebut, satu ekor kerbau Tedong Bonga mencapai harga tertinggi Rp410 juta.

Sementara dua ekor lainnya tidak kalah mengejutkan dengan harga Rp320 juta per ekor. 

Harga satu ekor tedong bonga ratusan juta rupiah.

"Diantara semua tedong tersebut, ada beberapa yang tidak dipotong dalam prosesi Upacara Pemakaman Adat Rambu Solo ini. Ada juga sebagian yang disumbangkan untuk gereja, untuk pembangunan kampung misalnya, selain itu biasanya ada juga yang disalurkan untuk kepentingan umat atau kelompok-kelompok tertentu," paparnya.

Selain menyediakan tedong, pada prosesi Upacara Pemakaman Adat ini juga disiapkan babi untuk dikonsumsi bersama.

 

Baca juga: Kandaure, Manik-manik Cantik Khas Toraja yang Biasa Digunakan Saat Upacara Rambu Solo

 

"Selama proses persiapan Upacara Pemakaman Adat Rambu Solo ini sudah puluhan babi yang telah dipotong," ungkapnya.

"Namun untuk totalnya saya tidak bisa memperkirakan, tapi kalau banyak orang, maka kita potongkan lagi. Yang pastinya selama beberapa hari kedepan akan ada lagi pemotongan babi selanjutnya untuk kebutuhan konsumsi," jelasnya.

"Selain itu, masih banyak lagi keluarga yang akan datang menyumbang. Nah inilah yang tidak bisa diperkirakan, kalau biasanya sebelum ada wabah (flu babi) bisa mempersiapkan hingga 200 babi, namun dengan adanya wabah ini, mungkin hanya puluhan babi saja yang bisa dipersiapkan," tandasnya.

(*)

(Tribun Toraja/Erlan Saputra/Darullah)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved