Tradisi Mangriu' Batu Simbuang di Acara Rambu Solo', Penanda Status Bangsawan Toraja

Batu Simbuang merupakan simbol status sosial yang menjelaskan kelas bangsawan dari keluarga yang mendirikan dan memiliki batu tersebut.

Penulis: Redaksi | Editor: Apriani Landa
Tribun Timur
Ritual Mangriu' Batu Simbuang masyarakat Toraja di Rante, Angin-Angin, Kecamatan Kesu', Kabupaten Toraja Utara, Sabtu (9/11/2019) lalu. 

TRIBUNTORAJA.COM - Acara adat Rambu Solo' di Toraja sudah terkenal hingga mancanegara. Prosesi yang unik serta menghabiskan anggaran yang tidak sedikit menjadi magis untuk diulik.

Rambu Solo' merupakan ritual yang berhubungan dengan kematian. Perayaan kehidupan menuju alam lain, makanya sering disebut "pesta" padahal acara kedukaan.

Masyarakat Toraja memang tidak bisa dipisahkan dengan dua ritual yaitu syukuran atau Rambu Tuka' dan kematian atau Rambu Solo'. Ini merupakan peristiwa daur hidup masyarakat Toraja.

Dalam Rambu Solo' terdapat beberapa rangkaian kegiatan, tergantung strata atau status dari keluarga penyelenggara Rambu Solo'.

Salah satu kegiatan atau tradisi yang dilakukan dalam pelaksanaan ritual Rambu Solo' adalah Mangriu’ Batu Simbuang atau Mangriu’ Batu. Artinya Menarik Batu Simbuang.

Seperti apa itu tradisi Mangriu’ Batu Simbuang? Simak penjelasannya berikut ini dikutip dari etnis.id.

Batu Simbuang

Batu simbuang merupakan sebuah batu besar atau bisa disebut menhir atau batu megalitik. Batu ini nantinya ditanam sebagai penanda.

Keberadaan Batu Simbuang merupakan suatu bagian simbol yang sangat penting dalam suatu proses daur ulang manusia yang diyakini Suku Toraja.

Umumnya, Batu Simbuang berbentuk persegi panjang atau bentuk oval. Bentuk tersebut ada yang diperoleh secara alam, namun kebanyakan dipahat sampai menjadi bentuk yang diinginkan.

Dalam kehidupan masyarakat Toraja, Batu Simbuang merupakan simbol status sosial yang menjelaskan kelas bangsawan dari keluarga yang mendirikan dan memiliki batu tersebut.

Batu simbuang menunjukkan bahwa seseorang dari kalangan bangsawan/to sugi’/to kapua/ tana’ bulaan baru saja melakukan sebuah upacara Rambu Solo’ dengan sangat meriah.

Batu Simbuang merupakan sebuah simbol (simbol factum), tanda peristiwa atau kejadian yang pernah terjadi pada suatu waktu, di mana seseorang telah melaksanakan suatu perayaan kehidupan, simbuang juga menjadi simbol post factum, yaitu suatu nilai sejarah di kemudian hari yang senantiasa hadir, dikenang atau memiliki dimensi anamnesis begitulah ungkapan dari Nattye dalam tulisannya.

Mangriu' Batu Simbuang

Dalam Rambu Solo’ ada ritual Mangriu' Batu Simbuang, di mana batu simbuang akan diikat dan ditarik (diriu’) oleh banyak orang (gotong-royong) yang dikomando oleh pemangku adat.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved