APBN 2023

Rp260,9 Triliun Habis untuk Gaji PNS, APBN 2023 Tekor Rp347,6 Triliun

Menurut Sri Mulyani, capaian itu sekaligus mencetak hattrick selama tiga tahun berturut-turut jumlah penerimaan pajak melampaui target

Editor: Imam Wahyudi
Kompas.com
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati. 

TRIBUNTORAJA.COM - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan, Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tahun 2023 ditutup defisit sebesar Rp 347,6 triliun dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Sri Mulyani bilang, jumlah defisit itu lebih kecil dari yang ditargetkan dalam APBN 2023 sebesar Rp598,2 triliun serta target yang tertera pada Perpres Nomor 75 Tahun 2023 sebesar Rp 479,9 triliun.

"Realisasi defisit kita jauh lebih kecil yaitu Rp 347,6 triliun, defisit kita hanya 1,65 persen dari PDB," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KiTa, Selasa (2/1/24).

Bendahara negara itu mengatakan, pendapatan negara sepanjang tahun 2023 sebesar Rp 2.874,3 triliun. Jumlah ini setara 112,6 persen terhadap target APBN 2023 sebesar Rp 2.463 triliun.

Sedangkan dalam Perpres Nomor 75 Tahun 2023, jumlah pendapatan negara itu setara 105,2 persen dari nilai yang ditargetkan sebesar Rp 2.637,2 triliun.

Selain itu, realisasi belanja negara sepanjang tahun 2023 ini tercatat Rp 3.121,9 triliun atau 102 persen dari target APBN 2023 sebesar Rp 3.061,2 triliun.

Sementara dalam Perpres 75/2023 realisasi belanja negara itu setara 100,2 persen dari Rp 3.117,2 triliun.

"APBN kita sudah ahead the curve, pencapaian kita jauh lebih cepat dari yang kita perkirakan atau kita desain bahkan semenjak tahun 2022," ujar Sri Mulyani.

"APBN kita menunjukkan suatu kinerja yang sangat solid dan kredibel, kredibilitasnya melonjak sangat tinggi," tambahnya.

Sementara untuk realisasi keseimbangan primer sepanjang 2023 ini tercatat surplus Rp 92,2 triliun. Jumlah ini tercatat positif dibandingkan tahun 2022 lalu yaitu sebesar Rp 74,1 triliun.

"Dalam satu tahun pembalikan dari negatif Rp 74,1 triliun ke positif Rp 92,2 triliun ini adalah cerita positif yang luar biasa dari story dari APBN kita, dengan penerimaan kita bagus, belanja kita jaga, momentum defisit lebih rendah, keseimbangan primer kita positif, maka pembiayaan kita juga turun drastis," jelas dia.

Untuk penerimaan pajak sepanjang 2023 mencapai Rp 1.869,2 triliun atau 108,8 persen dari target APBN awal atau 102,8 persen dari Perpres Nomor 75 Tahun 2023.

Menurut Sri Mulyani, capaian itu sekaligus mencetak hattrick selama tiga tahun berturut-turut jumlah penerimaan pajak melampaui target mulai 2021, 2022 sampai 2023.

"Penerimaan pajak 2023 ini istilahnya hattrick, 3 kali goals berturut-turut dari 2021, 2022-2023 semuanya di atas 100 persen. Ini kinerja yang harus terus kita jaga nanti dengan korteks kita sudah selesai reform di tempat pajak kita berharap di Direktorat Jenderal Pajak juga akan meningkat," kata Sri Mulyani.

Berdasarkan catatan Menkeu Sri Mulyani dalam paparannya, penerimaan pajak PPh Non Migas tumbuh 7,9 persen atau sebesar Rp 993 triliun. Jumlah ini melampaui 101,5 persen dari target.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved