Perang Israel Palestina

6 Kali Netanyahu Tolak Rencana Pembunuhan Pemimpin Hamas

Rencana pembunuhan tersebut diajukan oleh Shin Bet (Badan Keamanan Israel) selama tahun 2011-2023.

Editor: Imam Wahyudi
tribunnews
Pemimpin Hamas Yahya Sinwar (MAHMUD HAMS / AFP) 

Menurutnya, Netanyahu juga berupaya melemahkan Otoritas Palestina dan Presidennya Mahmoud Abbas.

"Netanyahu memandang Hamas sebagai harta karun yang akan membantunya menggagalkan solusi dua negara," lanjut Caspit.

"Bantuan pertama yang ditawarkan Netanyahu kepada Hamas adalah kesepakatan pertukaran tahanan yang menghasilkan pembebasan tentara Israel Gilad Shalit dengan imbalan 1.027 tahanan Palestina, termasuk Sinwar, pada tahun 2011," lapornya.

Israel Abaikan Laporan Intelijen soal Latihan Hamas

Sebulan yang lalu, mantan ketua Shin Bet, Yoram Cohen mengungkapkan kepada “Meet the Press” mengenai penolakan Netanyahu ketika ia mengajukan rencana pembunuhan pemimpin Hamas selama masa jabatannya di Shin Bet.

"Shin Bet telah merekomendasikan operasi yang menargetkan semua pemimpin Hamas di Gaza, namun Netanyahu menolak semua peluang operasional ini," katanya.

Yoram Cohen merekomendasikan operasi "pengangkutan udara" yang menargetkan semua pemimpin Hamas di Gaza.

Selain itu, dalam setahun terakhir, menurut laporan Jerusalem Post, Hamas menggandakan kekuatan dan jumlah pasukan unit komando elit Nukhba.

Bahkan, pidato Yahya Sinwar pada Mei 2023 merinci rencana operasi di Israel, yang mana latihan besar Hamas dipraktikkan secara terbuka di depan mata Israel.

Israel menyadari perkembangan tersebut, namun tidak segera mengambil tindakan hingga terjadi Operasi Badai Al-Aqsa yang dilakukan Hamas melalui perbatasan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023).

Pada September 2023, Unit Pengawasan dan Intelijen Veteran 8200 memberikan laporan-laporan kepada atasannya tentang peningkatan latihan Hamas, namun sebagian besar laporan tersebut diabaikan.

Hamas Palestina vs Israel

Sebelumnya, Israel melakukan pengeboman besar-besaran untuk menanggapi Hamas Palestina yang memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.

Hamas mengatakan, serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.

Kelompok tersebut menculik 240 orang dari wilayah Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved