Perang Israel Palestina

Israel Tuduh RS Indonesia di Gaza Dibangun di atas Terowongan Hamas

Tuduhan yang disampaikan pada Minggu (5/11/2023) tersebut menyebutkan, RS Indonesia melindungi jaringan terowongan itu dari pengeboman karena…

Penulis: Redaksi | Editor: Donny Yosua
Tangkapan layar Youtube Times of Israel
Juru bicara militer Israel Daniel Hagari hari Minggu (5/11/2023) mulai menuduh rumah sakit Indonesia di Gaza dibangun di atas jaringan terowongan Hamas, sekaligus melindungi jaringan terowongan itu dari pengeboman karena berada di bawah rumah sakit. 

TRIBUNTORAJA.COM, TEL AVIV - Juru bicara militer Israel, Daniel Hagari menuduh rumah sakit (RS) Indonesia di Gaza dibangun di atas jaringan terowongan Hamas.

Tuduhan yang disampaikan pada Minggu (5/11/2023) tersebut menyebutkan, RS Indonesia melindungi jaringan terowongan itu dari pengeboman karena berada di bawah rumah sakit.

Militer Israel mengaku punya informasi intelijen jaringan terowongan di bawah RS Indonesia di Gaza, dan foto pengintaian udara tentang peluncur roket sangat dekat dengan rumah sakit yang dibangun gotong royong oleh dana dan keringat rakyat Indonesia warga Palestina.

 

 

“Hamas secara sistematis membangun Rumah Sakit Indonesia untuk menyembunyikan infrastruktur bawah tanah mereka,” ujar Hagari kepada Times of Israel, Minggu.

Tuduhan ini menimbulkan risiko bahwa RS Indonesia bisa segera menjadi sasaran serangan udara dan darat Israel, mengancam nyawa tenaga kesehatan, pasien, dan warga sipil yang mencari perlindungan di RS tersebut.

Hagari kemudian mempresentasikan rekaman percakapan telepon yang disadap antara pejabat Hamas yang membahas pengalokasian cadangan bahan bakar yang ditujukan untuk RS Indonesia.

 

Baca juga: Usul Jatuhkan Bom Nuklir di Gaza, Pejabat Israel: Warga Palestina Bisa ke Irlandia Atau Gurun Pasir

 

Rekaman tersebut menampilkan seorang pejabat yang mengeluhkan klaim Hamas mengenai kelangkaan bahan bakar di Gaza, meskipun kelompok teroris tersebut memiliki cadangan solar yang substansial.

Militer Israel juga mempresentasikan rekaman yang mereka klaim sebagai percakapan antara komandan brigade Jabaliya barat Hamas yang berbicara dengan kepala RS Indonesia di Gaza serta warga lainnya soal pembagian dan pengambilan bahan bakar dari RS Indonesia oleh kelompok Hamas.

Hagari juga memperlihatkan video kepada media internasional yang menampilkan para pria bersenjata Hamas muncul dari terowongan di bawah RS Sheikh Hamad, serta menembaki pasukan Israel dari dalam bangunan itu sendiri.

 

Baca juga: Tuduh Lakukan Kejahatan Perang, Turki Bergerak Seret Israel ke Pengadilan Pidana Internasional

 

Hagari memperlihatkan video yang menunjukkan pintu masuk bawah tanah dari RS Sheikh Hamad, yang disebut terhubung dengan jaringan terowongan Hamas yang diyakini membentang sejauh ratusan kilometer di dalam enklave Palestina tersebut.

Sebelumnya, Israel menuduh Hamas memiliki basis operasi utama di bawah RS Shifa, pusat medis tersbear di Gaza, dan juga menyimpan cadangan bahan bakar untuk tujuan teror.

Hamas mengalihkan bahan bakar dari rumah sakit (RS Shifa) kepada para teroris di Jabaliya. Mereka mencuri bahan bakar dari rumah akit untuk memasok infrastruktur teror,” ujar Hagari.

 

 

Sempat Usul Jatuhkan Bom Nuklir

Sebelumnya diberitakan, eorang menteri dari partai ekstremis Otzma Yehudit mengatakan salah satu pilihan Israel saat perang sekarang ini adalah menjatuhkan bom nuklir di Jalur Gaza.

Ketika ditanya dalam sebuah wawancara dengan Radio Kol Berama apakah bom atom nuklir harus dijatuhkan di daerah kantong tersebut, Menteri Warisan Budaya Israel, Amichai Eliyahu mengatakan dijatuhkannya bom nuklir di Jalur Gaza merupakan kemungkinan terbesar demi perdamaian kedua belah pihak.

Eliyahu adalah seorang menteri dari partai sayap kanan Itamar Ben Gvir.

 

Baca juga: Tewaskan Lebih 9.400 Orang, Israel Disebut Sengaja Serang Rumah Sakit Palestina

 

Ia bukan bagian dari kabinet keamanan yang terlibat dalam pengambilan keputusan di masa perang, juga tidak memegang kendali atas kabinet perang yang mengarahkan perang melawan kelompo Hamas.

Eliyahu juga menyuarakan keberatannya atas izin masuk bantuan kemanusiaan apa pun ke Gaza.

Menurutnya semua yang berada di jalur Gaza adalah bagian dari Nazi.

 

Baca juga: Andai Yitzhak Rabin Tak Terbunuh, Israel-Palestina Hidup Berdampingan dengan Damai

 

“Kami tidak akan menyerahkan bantuan kemanusiaan kepada Nazi," ujar Eliyahu dikutip dari Times of Israel, Minggu (5/11/23).

Dia juga mendukung perebutan kembali wilayah Jalur Gaza dan memulihkan pemukiman di sana.

Ditanya tentang nasib penduduk Palestina, Eliyahu menyebut seharusnya mereka bisa pergi ke Irlandia atau ke gurun pasir.

 

Baca juga: Perang Israel-Palestina, Menlu RI Ungkap 4 WNI Berhasil Dievakuasi dari Gaza

 

"Monster di Gaza harus menemukan solusinya sendiri,” kata Eliyahu.

Dia mengatakan bahwa siapa pun yang mengibarkan bendera Palestina atau Hamas tidak boleh terus hidup di muka bumi ini.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu justru tidak setuju atas saran dari Eliyahu tersebut.

 

Baca juga: Empat Negara Usir Duta Besar Israel demi Bela Palestina

 

Menurutnya Israel dan IDF dalam bertindak selama masa perang tetap berpegang teguh kepada hukum internasional guna menghindari korban-korban sipil non-kombatan atau mereka yang tidak tergabung dalam Hamas.

Akibat pernyatannya tersebut Eliyahu juga diskors dari pertemuan pemerintah Israel sampai pemberitahuan lebih lanjut.

Bahkan, Pemimpin Oposisi, Yair Lapid, menyerukan pemecatan terhadap menteri Eliyahu.

 

Baca juga: Australia Galak ke Israel, Sebut Pembantaian Warga Sipil di Gaza Tak Bisa Diterima

 

“Kehadiran kaum radikal di pemerintahan membahayakan kita dan tujuan perang, mengalahkan Hamas dan mengembalikan semua sandera. Netanyahu harus memecatnya pagi ini," ujar dia.

Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir, pemimpin partai Otzma Yehudit milik Eliyahu, mengatakan dia sudah berbicara kepada menteri Eliyahu yang kemudian mengklarifikasi bahwa dia berbicara secara metaforis.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant juga menanggapi dengan menyebut pernyataan Eliyahu tidak berdasar dan menambah penderitaan di Palestina.

 

Baca juga: Tanpa Minyak dan Sering Perang, Mengapa Israel Tetap Makmur?

 

"Mereka ini bukan orang-orang yang bertanggung jawab atas keamanan Israel," kata Gallant.

Serupa, pendahulu Gallant, Menteri Benny Gantz, mengatakan pernyataan Eliyahu merugikan Israel dan menambah penderitaan keluarga para sandera.

MK Mansour Abbas, pemimpin partai Daftar Arab Bersatu, juga bereaksi terhadap Eliyahu, dengan mengatakan bahwa setelah perang berkecamuk pasti bakal ada perdamaian nantinya.

 

Baca juga: Tolak Gencatan Senjata, Netanyahu: Israel Akan Berjuang Sampai Menang Lawan Hamas

 

"Di lubuk hati saya yang terdalam, saya yakin akan ada perdamaian antara kedua negara," ujarnya.

Ahed Abo Al Atta Direktur YPSP Palestina juga mengaku sudah mendengar kabar mengenai rencana Israel akan menjatuhkan bom nuklir di Israel.

Ahed Abo menyebut seluruh rakyat Palestina sudah mendengar pernyataan dari Eliyahu.

"Yang beredar di Gaza bahwa ada menteri Israel menyebut agar ada perdamaian harus dijatuhkan dulu bom nuklir di Gaza," kata dia.

(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved