Perang Israel Palestina

Australia Galak ke Israel, Sebut Pembantaian Warga Sipil di Gaza Tak Bisa Diterima

Pihak Australia mengkritik ulah Israel di Gaza setelah serangan yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu.

Penulis: Redaksi | Editor: Donny Yosua
AP Photo
Warga Palestina mencari korban serangan udara Israel di sebuah gedung permukiman yang hancur di Khan Yunis, selatan Jalur Gaza, Kamis (19/10/2023). 

TRIBUNTORAJA.COM, CANBERRA - Australia yang kerap menjadi sekutu Israel mulai galak ke negara Zionis tersebut.

Pihak Australia mengkritik ulah Israel di Gaza setelah serangan yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu.

 

 

Dengan dalih menghancurkan Hamas, Israel meluluhlantakkan Gaza dan menyebabkan lebih dari 8.000 orang terbunuh.

Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong menegaskan Israel harus menaati hukum internasional dan aturan perang.

 

Baca juga: Kim Jong Un Dukung Palestina, Korea Utara Bakal Kirim Bantuan ke Hamas

 

Menurut dia, komunitas internasional tak akan menerima jumlah korban warga sipil Palestina yang tewas di Gaza.

“Israel harus menaati hukum internasional dan aturan perang. Saya juga ingin menegaskan ada warga sipil yang tewas hingga saat ini. Anda sudah melihat respons internasional,” katanya dikutip The Guardian, Kamis (2/11/2023).

 

Baca juga: Tanpa Minyak dan Sering Perang, Mengapa Israel Tetap Makmur?

 

“Saya pikir pada kenyataannya, komunitas intenasional tak akan menerima warga sipil yang tewas hingga kini. Jadi teman seperti Australia meminta Israel untuk menahan diri dan melindungi hidup warga sipil, sangat penting bagi Israel untuk mendengarkan,” tambahnya.

Sementara itu, gerbang Rafah yang menjadi titik perbatasan antara Gaza dan Mesir sudah dibuka pada Rabu (1/11/2023).

 

Baca juga: Tolak Gencatan Senjata, Netanyahu: Israel Akan Berjuang Sampai Menang Lawan Hamas

 

Puluhan pasien kritis dan sekitar 500 warga negara asing atau yang memiliki paspor di luar Palestina memasuki Mesir.

Gerbang Rafah sebelumnya ditutup meski Israel melakukan serangan ke Gaza yang menyebabkan lebih dari 8.000 orang tewas.

Pihak Mesir menolak membukanya karena khawatir Israel tak akan memperbolehkan pengungsi Palestina untuk kembali ke Gaza.

(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved