Tidak Ada Lagi Laporan Kematian Ternak Babi, Tana Toraja Sukses Tanggulangi Virus ASF?
Kematian ternak babi akibat virus ASF sebanyak 1.005 ekor dari 346.710 ekor populasi yang tercatat
Penulis: Muhammad Rifki | Editor: Apriani Landa
TRIBUNTORAJA.COM, MAKALE - Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Kabupaten Tana Toraja, Oktavianus Sonda, mengatakan, sejak pertengahan Agustus hingga September 2023, pihaknya tidak lagi menerima laporan kematian ternak babi akibat virus African Swine Fever (ASF).
“Sampai saat ini, detik ini, sejak pertengahan Agustus, kematian ternak babi akibat virus ASF di Kabupaten Tana Toraja, sampai saat ini belum ada pertambahan,” ucap Oktavianus kepada tribuntoraja.com di Kantor DPKPP Kabupaten Tana Toraja, Jalan Sitarda Nomor 64, Makale, Selasa (19/9/2023) siang.
Data DPKPP Kabupaten Tana Toraja per 1 September 2023 menunjukkan, kematian ternak babi akibat virus ASF sebanyak 1.005 ekor dari 346.710 ekor populasi yang tercatat, atau sebesar 0,3 persen.
Berdasarkan data tersebut, kematian ternak babi terbanyak akibat virus ASF yaitu di wilayah Kecamatan Makale Utara dengan jumlah total kematian 299 ekor dari 25.153 ekor populasi yang tercatat, atau sebesar 1,2 persen.
Kematian tertinggi selanjutnya disusul Kecamatan Makale, Sangalla, Rantetayo, dan Mengkendek.
Kendati demikian, Oktavianus tetap menghimbau kepada warga, khususnya pemilik ternak untuk tetap mengindahkan Surat Edaran Bupati Tana Toraja Nomor 107/VI/2023/Setda tertanggal 3 Juni 2023 tentang pencegahan ASF.
Di mana dalam surat edaran itu, terdapat total 16 langkah-langkah pencegahan dan penanganan ASF di Kabupaten Tana Toraja.
“Tapi kami tetap himbau kepada masyarakat untuk tetap menjalankan surat edaran bapak bupati yang dikeluarkan pada bulan Juni kemarin untuk tetap dilaksanakan guna menghindari meningkatknya populasi kematian ternak babi,” lanjut Oktavianus.
Selain itu, pihak Oktavianus juga tetap rutin memasukkan data kematian ternak babi akibat ASF ke dalam Sistem Informasi Kesehatan Nasional (Siknas) sesuai anjuran Badan Besar Veteriner Maros.
Sebagaimana diketahui, sejak awal virus ASF merebak di Kabupaten Tana Toraja, satuan tugas (satgas) yang terdiri dari Pemkab, TNI, Polri, dokter, dan tokoh masyarakat telah dikerahkan untuk menanggulangi virus yang belum dijumpai vaksinnya ini.
Sebelumnya, Bupati Kabupaten Tana Toraja, Theofilus Allorerung turut mengatakan bahwa penanganan virus ASF ini lebih rumit dibandingkan dengan Covid-19.
Hal itu dikarenakan babi merupakan hewan yang nyaris diwajibkan ada di setiap kegiatan upacara adat masyarakat Kabupaten Tana Toraja, seperti Rambu Solo' dan Rambu Tuka'.
Babi juga menjadi salah satu faktor yang menggerakkan perekonomian masyarakat setempat.
Oktavianus kemudian menyampaikan rasa apresiasi dan terima kasihnya kepada satgas pencegahan virus ASF di Kabupaten Tana Toraja untuk menekan angka kematian ternak babi.
“Atas kerjasama semua pihak, kita bisa menekan angkanya.”
| Pemkab Tana Toraja Gelar Pasar Murah HUT ke-356 Sulsel, Plt Kadis DPKPP: Rutin Sampai Desember |
|
|---|
| Cuaca Tana Toraja Senin 13 Oktober 2025: Cerah Sepanjang Hari, Malam Berawan |
|
|---|
| Festival Tunas Bahasa Ibu Tana Toraja 2025: Siswa SMP Tampilkan Kreativitas dalam Bahasa Toraja |
|
|---|
| Cuaca Tana Toraja Sabtu 11 Oktober 2025: Potensi Hujan Ringan Siang dan Sore Hari |
|
|---|
| Petani Tradisional Seperti Nenek Lola Jadi Penjaga Ketahanan Pangan dari Kurra Tana Toraja |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/toraja/foto/bank/originals/19092023_Oktavianus_Sonda.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.