Rabies

Mengenal Rabies yang Banyak Terjadi karena Gigitan Anjing, Bagaimana dengan Gigitan Kucing?

Di Indonesia, rabies atau yang dikenal dengan “penyakit anjing gila” masih menjadi salah satu masalah yang mengancam kesehatan masyarakat.

Editor: Muh. Irham
Freepik
Ilustrasi pecinta kucing 

TRIBUNTORAJA.COM - Rabies adalah penyakit zoonis yang virusnya ditularkan dari hewan berdarah panas kepada manusia. Rabies yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan kematian setelah tanda dan gejalanya muncul pada korban.

Di Indonesia, rabies atau yang dikenal dengan “penyakit anjing gila” masih menjadi salah satu masalah yang mengancam kesehatan masyarakat. Meskipun demikian, penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian vaksinasi pada hewan peliharaan.

Hewan utama penular rabies adalah anjing. Selain anjing, hewan yang juga dapat membawa virus rabies dan menularkannya ke manusia adalah kelelawar, kucing, dan kera.

Virus rabies bisa menular melalui air liur, gigitan, atau cakaran hewan yang tertular rabies. Hewan yang berisiko tinggi untuk menularkan rabies umumnya adalah hewan liar atau hewan peliharaan yang tidak mendapatkan vaksin rabies.

Apakah rabies hanya menular dari anjing? Bisakah gigitan kucing menyebabkan rabies?

Penularan rabies dari kucing

Rabies adalah infeksi yang ditularkan melalui gigitan hewan yang terinfeksi.

Selain anjing, hewan karnivora dan kelewar juga bisa terinfeksi virus rabies.

Hewan seperti anjing, kucing, rakun, sigung, dan kelelawar dapat menularkan virus ke manusia melalui cakaran atau gigitan.

Virus rabies bisa mempengaruhi sistem saraf pusat mamalia, akhirnya mempengaruhi otak, dan menyebabkan kematian.

Kucing dapat terinfeksi virus rabies melalui gigitan hewan yang terinfeksi, dan virus menyebar melalui air liur.

Virus rabies pada kucing juga bisa menular ke manusia. Kucing dengan rabies mentransfer virus ke manusia melalui cakaran atau air liur setelah gigitan.

Selain itu, virus rabies dapat menular melalui selaput lendir atau luka terbuka.

Penularan virus rabies dari kucing hanya terjadi dari hewan ke manusia atau hewan ke hewan. Namun, penularan dari manusia ke manusia sangat jarang.

Saat virus rabies memasuki tubuh seseorang, virus tersebut akan menyebar melalui saraf ke otak.

Gigitan di kepala dan leher dapat mempercepat transmisi ke otak dan sumsum tulang belakang karena lokasi trauma primer.

Saat virus rabies mencapai otak, virus akan berkembang biak dan menyebabkan peradangan otak dan sumsum tulang belakang yang parah.

Tips menghindari rabies untuk pecinta kucing

Jika Anda pecinta kucing atau memelihara hewan tersebut, tak perlu takut.

Sebab, Anda tetap bisa terhindar dari rabies tanpa harus menjauh dari hewan kesayangan tersebut.

Kucing kesayangan Anda bisa terinfeksi rabies ketika mereka digigit oleh hewan liar yang sudah terinfeksi virus tersebut.

Untuk mencegahnya, Anda bisa memberikan hewan peliharaan Anda vaksinasi rabies agar mereka tidak tertular virus tersebut.

Degan begitu, Anda atau kelaurga Anda juga terhindar dari virus rabies.

Agar kucing kesayangan Anda tidak digigit hewan liar yang terinfeksi rabies, sebaiknya jangan pernah biarkan mereka berkeliaran di luar rumah.

Anda juga perlu memeriksakan hewan peliahrann Anda secara rutin untuk memastikan mereka sehat dan tidak menularkan virus apapun.

Gejala Rabies

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Imran Pambudi mengatakan, 95 persen kasus rabies di Indonesia disebabkan oleh gigitan anjing yang terindeksi.

"Ada juga beragam hewan liar yang bertindak sebagai reservoir virus di berbagai benua seperti rubah, rakun, dan kelelawar, tapi 95 persen karena gigitan anjing," ujarnya, dikutip dari Sehat Negeriku.

Menurut catatan Kemenkes, hingga April 2023 telah terjadi 31.113 kasus gigitan hewan penular rabies.

Imran mengatakan, rabies merupakan tantangan besar di Indonesia selama tiga tahun terakhir. Pasalnya, rata-rata kasus gigitan hewan yang terinfeksi rabies lebih dari 80.000 kasus dengan jumlah kematian rata-rata 68 orang.

Terkait hal tersebut, ia menyampaikan bahwa korban rabies meninggal karena terlambat dilarikan ke fasilitas kesehatan (faskes).

Korban baru berobat ketika kondisi mereka sudah parah dan seringnya di atas satu bulan setelah digigit hewan yang terinfeksi rabies.

Bila virus itu masuk ke tubuh manusia, penyakit ini dapat memunculkan gejala seperti:

- Demam

- Badan lemas dan lesu

- Tidak nafsu makan

- Insomnia

- Sakit kepala hebat

- Sakit tenggorokan

- Sering ditemukan nyeri

- Rasa kesemutan atau rasa panas di lokasi gigitan

- Cemas

- Mulai timbul fobia, seperti hidrofobia, aerofobia, dan fotofobia

Pertolongan Pertama Rabies

Jika Anda baru saja digigit hewan yang diduga terinfeksi virus rabies, lakukan hal-hal berikut sebagai langkah pertolongan pertama:

Bila mengalami perdarahan aktif, tekan bagian yang terluka dengan kain bersih atau kain kasa untuk menghentikan perdarahan

- Cuci luka gigitan atau cakaran menggunakan air dan sabun, selama 10–15 menit.

- Setelah itu, oleskan alkohol 70 persen atau cairan antiseptik yang mengandung povidone iodine ke luka tersebut.

- Segera ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.

- Setelah sampai di rumah sakit, dokter akan membersihkan luka gigitan atau cakaran, kemudian memberikan serum dan vaksin rabies. Tujuannya adalah untuk membantu sistem kekebalan tubuh melawan virus rabies sehingga infeksi dan peradangan pada otak dapat dicegah.

Akan tetapi, virus rabies yang telah menginfeksi otak akan lebih sulit ditangani, karena belum diketahui metode yang benar-benar efektif untuk mengatasinya.(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved