Ratu Tisha

Profil Ratu Tisha, Sekjen PSSI Wanita Pertama yang Bawa Shin Tae-yong ke Indonesia

Dalam perjalanan kariernya, Tisha tetap menaruh kecintaannya pada sepak bola dengan mengikuti seminar sepak bola internasional.

Penulis: Redaksi | Editor: Donny Yosua
IST/Kompas
Ekspresi Sekjen PSSI, Ratu Tisha, dalam wawancara eksklusif dengan Kompas.com, Selasa (12/2/2019). 

TRIBUNTORAJA.COM - Mantan Sekretaris Jenderal Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Ratu Tisha kembali menjadi sorotan.

Hal ini terjadi usai Ratu Tisha resmi mengajukan diri sebagai Wakil Ketua Umum PSSI.

Kepastian itu diketahui usai Ratu Tisha menyerahkan berkas bakal pencalonan Wakil Ketua Umum PSSI di GBK Arena, Minggu (15/1/2023).

Sebelumnya, Ratu sempat menjadi sorotan usai timnas Indonesia mengalahkan Curacao dengan skor 3-2 di FIFA Matchday, Sabtu (24/9/2022).

 

Baca juga: Ratu Tisha Resmi Calonkan Diri Jadi Wakil Ketua Umum PSSI

 

Profil Ratu Tisha
Sosok Tisha tak lekang dari PSSI sebagai badan yang menaungi sepak bola Indonesia.

Ia pernah menjabat Sekretaris Jenderal PSSI pada 2017-2020.

Peran Tisha selama di PSSI dinilai penting.

Pemilik nama lengkap Ratu Tisha Destria itu lahir di Jakarta, 30 Desember 1985.

Sepak bola menjadi kegemarannya saat masih bersekolah dan dikabarkan pernah menjadi manajer tim sekolah.

Tisha berkuliah di Institut Teknologi Bandung dengan jurusan Matematika.

Ia kemudian bekerja di perusahaan yang bergerak di perminyakan dan mendapat ilmu eksplorasi data dan konflik manajemen.

Anak dari pasangan Tubagus Adhe dan Venia Maharani itu disebut mampu menguasai beberapa bahasa asing karena pernah bekerja di Mesir, Amerika Serikat, Inggris, dan China.

Dalam perjalanan kariernya, Tisha tetap menaruh kecintaannya pada sepak bola dengan mengikuti seminar sepak bola internasional.

Berkat keikutsertaannya di seminar itu ia berhasil mendapat program beasiswa FIFA Master yang disponsori FIFA.

Usai menyandang gelar Master dari program FIFA, Tisha mendapat kesempatan sebagai Direktur Kompetisi Indonesia Soccer Championship (ISC) 2016.

Ajang itu merupakan kompetisi pengganti selama carut-marut sepak bola Indonesia buntut pembekuan FIFA pada 2015.

Setelah ISC 2016, Ratu Tisha menjabat sebagai Direktur Kompetisi dan Operasional PT Liga Indonesia Baru (PT LIB), selaku operator kompetisi Liga 1 2017, sejak Maret 2017.

Posisi Ratu Tisha sebagai Direktur PT LIB tidak lama, karena pada Mei 2017 dia terpilih menjadi Sekretaris Jenderal PSSI di bawah kepengurusan Edy Rahmayadi, menggantikan Ade Wllington yang mundur pada April 2017.

Jabatan tersebut membuat Ratu Tisha menjadi perempuan pertama yang mengisi posisi Sekjen PSSI.

Tisha juga dipilih menjadi Wakil Presiden AFF periode 2019-2023.

Ia akhirnya mengundurkan diri dari Sekjen PSSI pada April 2020.

Sebelum mundur dari PSSI Ratu Tisha lebih dahulu disebut memberikan 'warisan' penting bagi sepak bola Indonesia: mendatangkan Shin Tae-yong dan mengantar Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 Indonesia 2023.

Tisha dianggap berjasa dalam mendatangkan Shin Tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia.

Ia adalah orang yang menghubungi Federasi Sepak Bola Korea (KFA) dalam proses perekrutan Shin Tae-yong yang tidak mudah.

Shin Tae-yong pun sepakat melatih Indonesia sejak akhir 2019 lalu.

Meski belum mempersembahkan gelar prestisius, eks juru taktik timnas Korea Selatan itu dianggap membuat banyak perbaikan di tubuh Skuad Garuda.

 

Idolakan Erick Thohir
Ratu Tisha pun buka suara soal dua calon Ketua Umum PSSI yang saat ini sudah resmi mendaftar.

Mereka adalah AA Lanyalla Mahmud Mattalitti dan Erick Thohir.

Dari dua nama tersebut, Ratu Tisha tak menyebut satu nama spesifik siapa yang menjadi sosok yang tepat menjadi Ketum PSSI.

Menurut Ratu, dua sosok itu memiliki kelebihan dan pengalaman masing-masing yang tentu mumpuni untuk mengurus persepakbolaan di tanah air.

Dengan Erick Thohir, Ratu Tisha baru-baru ini terlibat dalam penyelenggaraan ajang basket tingkat Asia, FIBA Asia Cup.

"Yang pasti pertama saya mengagumi figur ET (Erick Thohir). Saya terlibat di FIBA Asia Cup," ujar perempuan berusia 37 tahun itu.

"Saya belajar dari beliau dan banyak yang saya dapat pemikiran-pemikiran Pak Erick untuk program yang presisi," sambung Ratu Tisha.

Sementara untuk Lanyalla, Ratu Tisha mengatakan, pria yang menjabat Ketua DPD RI itu adalah sosok yang berpengalaman di sepak bola Indonesia.

"Untuk Lanyalla juga kita tahu dia sudah terkenal, dan kita perlu lihat juga pemikirannya. PSSI tidak pernah lepas dari histori," ujar Tisha.

"PSSI punya keunikan masing-masing dari seluruh ketumnya. Kita tidak boleh melupakan histori. Di Asean kita yang mengusung sepak bola profesional. Kita tidak boleh memfavoritkan salah satu pihak," sambungnya.

(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved