Piala Dunia 2022
Pelajaran Dari Piala Dunia
Superteam mengalahkan superman. Meskipun pada akhirnya yang juara adalah yang punya superman dan superteam.
Penulis:
Syamril (Direktur Sekolah Islam Athirah/Rektor Kalla Institute)
TRIBUNTORAJA.COM - Piala Dunia telah usai. Setelah melewati babak fase group, 16 besar, 8 besar dan 4 besar, akhirnya juara 1, 2 dan 3 telah diketahui yaitu Argentina, Perancis, dan Kroasia.
Proses pencarian juara melalui tahapan yang panjang dan mendebarkan. Penuh dinamika dan kejutan. Beberapa tim unggulan seperti Jerman dan Belgia gugur di fase group.
Juga ada yang gugur di fase selanjutnya karena dikalahkan tim yang tidak diperhitungkan.
Spanyol dan Portugal jadi korban tim Maroko. Meskipun akhirnya finalisnya Argentina dan Perancis yang memang sudah masuk dalam perkiraan.
Dua tim papan atas yang langganan juara. Bahkan Perancis merupakan juara bertahan.
Apa pelajaran yang bisa dipetik dari Piala Dunia ini?
Pertama, Piala Dunia butuh daya tahan dan konsistensi. Untuk memenangkan satu pertandingan saja butuh daya tahan tinggi 2x45 menit. Apalagi di fase knock out, bisa sampai perpanjangan waktu bahkan adu pinalti.
Kedua, kondisi akhir yang menentukan. Ada hal menarik dari kedua finalis yaitu Argentina dan Perancis.
Keduanya pernah kalah di babak penyisihan group. Argentina kalah oleh Arab Saudi. Perancis kalah oleh Tunisia.
Namun setelah itu mereka tidak pernah lagi kalah dan akhirnya masuk final. Sampai babak 4 besar hanya dua negara yang belum pernah kalah yaitu Kroasia dan Maroko.
Namun mereka kalah di akhir maka tidak bisa juara. Pelajarannya adalah menang di saat yang tepat terutama di babak yang menentukan.
Ketiga, butuh mental tangguh dan pantang menyerah. Argentina adalah contohnya.
Pada pertandingan pertama kalah oleh Arab Saudi. Mereka terpuruk sampai titik nol. Menjadi bulan-bulanan pengamat bola. Namun kondisi itu tidak membuat mereka terpuruk. Argentina segera bangkit dan terus menang hingga juara.
From zero to hero. Arab Saudi yang mengalahkan Argentina malah tidak lolos di fase group karena setelah itu tidak pernah menang lagi.
Keempat, yaitu tidak cukup hanya pintar dengan skill individu yang tinggi, tapi juga harus jadi team player yang baik.
Lihatlah pemain hebat seperti Lukaku dari Belgia yang gagal membawa timnya melaju ke babak kedua. Bahkan Cristiano Ronaldo yang juga kalah dari Maroko yang tidak memiliki pemain bintang kelas dunia.
Super team mengalahkan superman. Meskipun pada akhirnya yang juara adalah yang punya superman dan superteam. Messi sebagai superman dan Argentina sebagai superteam.
Kelima yaitu kolaborasi dan perjuangan bersama antara pemain, pelatih, dan supporter. Tim yang mengesankan dunia yaitu Jepang.
Meskipun mereka kalah di babak 16 besar, namun perilaku santun dan peduli kebersihan dari supporternya menjadi pujian masyarakat dunia.
Budaya bersih di Jepang mereka bawa ke stadion. Menang atau kalah suporter Jepang tetap semangat mengumpulkan sampah para penonton.
Saat mereka kalah, pemain dan pelatih membungkuk mohon maaf ke supporter.
Keenam yaitu pertandingan ini adalah permainan untuk dinikmati. Kalah dan menang itu hal biasa.
Menang tidak menjadikan jumawa. Kalah tidak menjadikan pupus harapan.
Kehidupan sepakbola harus terus berlanjut. Kalah jadi pelajaran berharga untuk bangkit kembali.
Ketujuh yaitu tuan rumah yang mengesankan. Qatar sebagai negara Islam pertama tempat Piala Dunia diadakan berhasil menunjukkan wajah Islam yang damai, ramah, dan tetap berpegang pada ajaran agama dengan anti LGBT dan bebas minuman keras.
Berbeda dengan stigma wajah Islam yang selama ini ditampilkan media Barat.
Qatar juga menjadikan event ini sebagai kesempatan untuk mendakwahkan Islam ke seluruh dunia.
Meskipun Qatar tidak pernah menang dalam pertandingan, tapi mereka telah memenangkan hati para supporter sepak bola dari seluruh penjuru dunia.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/toraja/foto/bank/originals/20122022_Syamril.jpg)