Ada Ojek Babi di Pasar Hewan Bolu Toraja Utara, Penghasilannya Bisa Tembus Jutaan Rupiah Per Hari

Saat pasar ramai, terutama Desember, bulan di mana banyak warga membeli babi untuk kebutuhan Natal, penghasilannya bisa

Lilis/Tribun Toraja
OJEK BABI - Pengojek babi, Jhon (53), menunggu orderan di Pasar Hewan Bolu, Rabu (15/10/2025). 

TRIBUNTORAJA.COM, BOLU - Pasar Hewan Bolu di Kecamatan Tallunglipu Matallo, Toraja Utara, Sulsel, terkenal sebagai pusat jual beli hewan ternak terbesar di Toraja Raya.

Namun, di pasar ini ada hal unik yang tak banyak ditemui di daerah lain.

Selain jual beli babi dan kerbau hidup, di pasar ini juga tersedia jasa ojek babi, layanan pengantaran khusus bagi pembeli babi ke rumahnya.

Salah satu pelakunya adalah Jhon (53), warga yang sudah menjadi tukang ojek babi selama hampir 10 tahun.

Ia bercerita, pekerjaannya dimulai dari kebutuhan pembeli yang kesulitan membawa pulang babi dengan ukuran besar atau berat.

“Kurang lebih ada 10 orang yang biasa jadi ojek babi di sini. Kadang bisa lebih, tergantung ramainya pasar,” ujarnya saat ditemui di Pasar Hewan Bolu, Rabu (15/10/2025).
 
Layaknya ojek konvensional, tarif ojek babi di Pasar Bolu juga bergantung pada jarak dan ukuran hewan yang diantar.

Untuk babi kecil dengan jarak sekitar 1 kilometer, ongkosnya sekitar Rp50 ribu.

Namun, jika babinya besar, tarifnya bisa mencapai Rp100 ribu bahkan lebih jika jarak pengantaran jauh.

“Semakin besar babinya, semakin mahal ongkosnya. Kadang juga lihat medan jalan, kalau tanjakan atau jauh, tambah biayanya,” jelas Jhon sambil tersenyum.
 
Jhon mengakui, penghasilannya sebagai ojek babi tidak menentu.

Saat pasar ramai, terutama Desember, bulan di mana banyak warga membeli babi untuk kebutuhan Natal, penghasilannya bisa mencapai jutaan rupiah dalam sehari.

Namun, saat pasar sepi, pendapatannya menurun drastis.

“Kalau ramai bisa dapat jutaan per hari, tapi kalau sepi ya paling Rp50 ribu. Kadang malah tidak dapat sama sekali,” tuturnya.

Meski begitu, Jhon tetap menjalani profesinya dengan tekun.

Ia menganggap pekerjaan ini sebagai bagian dari tradisi dan roda ekonomi masyarakat Toraja.

“Yang penting halal, dan bisa bantu orang lain juga. Tidak semua orang bisa angkat babi besar, apalagi kalau beli banyak,” katanya sambil tertawa.
 
Fenomena “ojek babi” ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung pasar Bolu.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved