Soal BBM Campur Etanol 10 Persen, Bahlil: Ini Energi Bersih!

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa bensin campur etanol 10 persen (E10) merupakan energi bersih dan tidak merusak mesin.

Penulis: Redaksi | Editor: Donny Yosua
IST
BBM CAMPUR ETANOL - Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia kala mengikuti kegiatan retreat di Magelang, Sabtu (26/10/2024) silam. Terkini, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa bensin campur etanol 10 persen (E10) merupakan energi bersih dan tidak merusak mesin. Ia menilai penolakan terhadap kebijakan ini datang dari pihak yang tidak ingin impor energi berkurang. 

TRIBUNTORAJA.COM, JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa penggunaan etanol sebagai campuran bahan bakar minyak (BBM) bukan ancaman bagi mesin kendaraan, melainkan bagian dari langkah pemerintah menuju transisi energi bersih.

Ia menyebut isu yang menyatakan etanol merusak mesin justru digulirkan oleh pihak-pihak yang khawatir kepentingan impor energi mereka terganggu.

Pernyataan itu disampaikan Bahlil saat memberikan kuliah umum dalam Pembukaan Tanwir XXXIII Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Rabu (29/10/2025).

“Etanol ini adalah untuk mencampur bensin dalam rangka menurunkan emisi dan ini energi yang bersih,” jelas Bahlil.

 

 

Dorong Penggunaan Bensin E10

Bahlil menjelaskan bahwa pemerintah tengah menyiapkan penerapan bensin E10, yaitu bensin dengan campuran 10 persen etanol yang bersumber dari tebu, jagung, dan singkong.

Menurutnya, kebijakan tersebut bertujuan menekan emisi karbon sekaligus memperkuat kedaulatan energi nasional.

“Yang mengatakan hoaks ini adalah orang-orang yang tidak ingin untuk kuota impornya dipangkas untuk menuju kedaulatan negara,” tegasnya.

Ia menambahkan, penggunaan etanol telah menjadi praktik umum di sejumlah negara.

“Di Amerika sekarang sudah ada mandatori E20 (campuran etanol 20 persen). Di Brazil itu sudah ada, di India sudah ada, di Thailand sudah mandatori B20,” paparnya.

 

Baca juga: Ketua Golkar Bahlil Dicopot dari Majelis Wali Amanat Unhas, Rektor: Sudah Sesuai Aturan Kampus

 

Kurangi Ketergantungan Impor Energi

Bahlil memaparkan bahwa Indonesia masih mengeluarkan sekitar Rp 520 triliun per tahun untuk impor energi.

Dengan penerapan kebijakan etanol, pemerintah berharap impor bensin bisa dikurangi secara bertahap.

“Maka perlahan-lahan importir kita kurangi, maka ruang pekerjaan mereka berkurang dan mereka tidak ingin agar Indonesia mengurangi impor,” ujarnya.

Ia menilai sebagian pihak yang menolak kebijakan ini adalah mereka yang selama ini diuntungkan oleh sistem impor energi nasional.

 

Baca juga: Ketua Umum Golkar Bahlil Lahadalia Menteri Kabinet Prabowo-Gibran dengan Kinerja Terburuk

 

Tantang Mahasiswa untuk Diskusi Terbuka

Sebagai mantan aktivis, Bahlil menyatakan kesiapannya untuk berdiskusi secara terbuka dengan kalangan mahasiswa mengenai kebijakan energi bersih ini.

“Saya juga meminta kepada Mahasiswa Cipayung Plus, silahkan bikin diskusi. Saya datang untuk kita bisa beradu argumentasi. Mau dari jam 7 pagi sampai jam 7 pagi pun, sebagai mantan aktivis, saya siap berdiskusi dengan kalian yang penting punya data,” katanya.

 

Baca juga: Di Depan Anggota DPR RI, Bahlil Marah: Kurang Ajar, Masih Mau Jadi Dirjen Kau?

 

Bagian dari Program Hilirisasi dan Transisi Energi

Lebih lanjut, Bahlil menegaskan bahwa kebijakan bensin campur etanol merupakan bagian dari program hilirisasi dan transisi energi nasional yang dijalankan di bawah arahan Presiden Prabowo Subianto.

“Bagi saya, demi kedaulatan ibu pertiwi, jangankan selangkah, sejengkal pun saya tidak mundur untuk menghadapi hal seperti ini,” pungkasnya.
 
(*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved