Selamat dari Tragedi Ambruknya Ponpes Al Khoziny, Zidan: “Maaf Ya, Aku Tidak Bisa Menolong Lagi”

Instruksi tersebut disampaikan Prabowo dalam rapat terbatas di kediamannya, Jalan Kertanegara, Jakarta, pada Minggu (5/10/2025) malam.

Editor: Imam Wahyudi
Dok Humas Basarnas
PROSES EVAKUASI - Tim SAR gabungan melakukan evakuasi jenazah santri Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Senin (6/10/2025). Hingga pukul 17.06 WIB, sebanyak 74 jenazah telah dievakuasi. 

TRIBUNTORAJA.COM - Bangunan mushala lama Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, ambruk seketika, menimbun puluhan santri di bawah reruntuhan.

Di tengah puing bangunan dan jeritan minta tolong, seorang bocah 14 tahun bernama Muhammad Zidan Lathif berjuang antara hidup dan mati.

Zidan, santri asal Tambak Wedi Baru, Surabaya, tak pernah menyangka itu akan menjadi momen yang membekas seumur hidupnya.

Ia sedang menunaikan shalat berjamaah ketika bangunan mushala tempatnya berdiri berguncang.

Diketahui, bangunan yang difungsikan sebagai mushala tiga lantai di area asrama putra Ponpes Al Khoziny Sidoarjo ambruk dan menimpa para santri saat sedang melakukan salat Ashar sekitar pukul 15.00 WIB, Senin (29/9/2025).

Berdasarkan analisa tim SAR gabungan, penyebab ambruknya bangunan mushala Ponpes Al Khoziny adalah kegagalan konstruksi akibat ketidakmampuan menahan beban dari kapasitas seharusnya.

“Anak saya sempat lari karena mengira ada gempa. Tapi tidak sempat jauh, ikut tertimpa juga,” tutur Ahmad Zabidi, ayah Zidan, dengan suara parau, Senin (6/10/2025).
 
Zidan sempat tertimbun reruntuhan bersama teman-temannya.

Dalam gelap dan sesak, ia mendengar suara santri lain memanggil nama, menangis, dan berdoa.

Beberapa di antaranya berusaha menggali lubang kecil dengan tangan kosong untuk mencari jalan keluar.

Zidan beruntung, tangannya menyentuh udara dari celah kecil di sela tembok yang runtuh.

Dari lubang itulah, ia dan beberapa santri lain akhirnya berhasil diselamatkan.

Namun, bukan hanya menyelamatkan diri, Zidan justru memilih kembali ke arah reruntuhan.

Dengan tubuh yang masih berdebu, ia ikut menarik batu dan kayu untuk menolong lima teman lainnya yang masih terjebak.

“Setelah selamat, anak saya malah ikut menolong teman-temannya. Tapi setelah itu dia bilang, sudah tidak sanggup lagi,” kata sang ayah, menahan haru.

Zidan sempat memanggil beberapa nama teman yang masih tertimbun, namun jawabannya hanya sayup-sayup.

Tenaganya mulai habis.

Saat itu ia menunduk, lalu dengan suara gemetar, ia mengucap kalimat yang membuat sang ayah tak kuasa menahan air mata saat menceritakannya:

“Sepurane yo, rek… Aku wes ga isoh nolong.” (Maaf ya, teman-teman… aku tidak bisa menolong lagi.)

Kalimat itu menjadi penyesalan yang terus membekas di benaknya.

Sejak itu, Zidan sulit tidur nyenyak. 

Setiap kali teringat wajah teman-temannya yang tak sempat diselamatkan, air matanya jatuh tanpa bisa ditahan.

“Dia masih trauma, sering menangis. Dia merasa bersalah karena harus meninggalkan teman-temannya,” ujar Zabidi, melansir Kompas.com.
 
Tragedi Menyisakan Luka

Hingga Senin pagi (6/10/2025), Tim DVI Polri telah menerima 59 kantong jenazah korban ambruknya Ponpes Al Khoziny.

Enam di antaranya berisi potongan tubuh, sementara 17 korban sudah berhasil diidentifikasi.

Tim SAR gabungan masih terus menyisir puing-puing bangunan.

Hingga pukul 17.06 WIB, sebanyak 74 jenazah telah dievakuasi.

Perintah Prabowo

Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan audit besar-besaran terhadap struktur bangunan di seluruh pondok pesantren di Indonesia, menyusul tragedi robohnya musala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, yang menewaskan puluhan santri.

Instruksi tersebut disampaikan Prabowo dalam rapat terbatas di kediamannya, Jalan Kertanegara, Jakarta, pada Minggu (5/10/2025) malam.

Langkah ini diambil sebagai bentuk respons cepat terhadap bencana yang menimbulkan duka mendalam sekaligus untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

Presiden Prabowo menugaskan Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PMK) Muhaimin Iskandar untuk memimpin pelaksanaan audit nasional tersebut.

Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menjelaskan, ada tiga fokus utama dalam program ini, yakni:

Pemeriksaan kekuatan struktur bangunan pesantren yang terdaftar resmi.

Perbaikan terhadap bangunan yang dinilai bermasalah secara teknis.

Pemberian bantuan kepada pengelola pondok dalam proses renovasi dan pengawasan pembangunan.

“Presiden memerintahkan Menko Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar beserta jajaran kementeriannya untuk memeriksa sekaligus memperbaiki pondok pesantren resmi yang perlu dicek kekuatan struktur bangunannya,” ujar Teddy.

Ia juga menambahkan bahwa pemerintah akan memberikan bantuan teknis dan pendampingan pembangunan agar pengelola pesantren tidak lagi membangun gedung tanpa standar keamanan yang memadai.(*)

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved