Asal Usul Ma’nene, Ritual Menghidupkan Ingatan Leluhur Orang Toraja Sekaligus Merawat Kenangan
Dengan belas kasih, Pong Rumasek merawat jasad itu, memberinya pakaian, lalu memakamkannya secara layak.
Asal-Usul Ma'nene
Sejarah Ma’nene berawal dari legenda Pong Rumasek, seorang pemburu dari Pegunungan Balla.
Suatu hari ia menemukan jasad manusia yang terbengkalai di hutan.
Dengan belas kasih, Pong Rumasek merawat jasad itu, memberinya pakaian, lalu memakamkannya secara layak.
Setelahnya, ia memperoleh keberkahan.
Hasil panen melimpah dan buruan yang berlimpah ruah.
Kisah itu kemudian diwariskan turun-temurun, menanamkan keyakinan bahwa jasad orang yang telah meninggal tetap layak dihormati.
Ada pula versi lain yang menyebut Pong Rumasek menemukan tulang belulang dan dibantu oleh saudaranya, Seregading.
Sejak saat itu, Ma’nene menjadi tradisi yang hidup dalam masyarakat Baruppu, Toraja, hingga kini menjadi identitas budaya yang mendunia.
Simbol Hubungan Abadi
Bagi masyarakat Toraja, Ma’nene bukan sekadar tradisi adat.
Ritual ini mencerminkan keyakinan bahwa kematian tidak memutus hubungan antara yang hidup dengan yang telah tiada.
Dengan merawat jasad leluhur, mereka merawat pula ikatan batin yang tak lekang oleh waktu.
Lebih dari itu, Ma’nene juga berfungsi sebagai perekat sosial.
Setiap kali ritual digelar, keluarga yang telah lama terpisah oleh jarak kembali pulang.
Sisemba' atau Saling Tendang Warnai Akhir Prosesi Ma'Nene di Toraja Utara, Ini Maknanya |
![]() |
---|
Jadwal Acara Adat Rambu Solo' di Toraja Utara Sulsel, 29 September -17 Okktober 2025 |
![]() |
---|
Turis Mancanegara Saksikan Prosesi Adat Ma'Nene di Sereale Toraja Utara |
![]() |
---|
Jadwal Ritual Adat Ma'nene Bulan September 2025 di Sereale, Lokasinya 16 Menit dari Rantepao |
![]() |
---|
Agenda Acara Adat Rambu Solo' di Toraja Utara Sulsel, Mulai 9 September 2025 di Tikala |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.