Tavares Bakal kembali ke Stadion BJ Habibie, Tapi sebagai Pelatih Persebaya untuk Lawan PSM

TRIBUNTORAJA.COM - Manajemen Persebaya Surabaya dikabarkan menjalin komunikasi dengan Bernardo Tavares, mantan pelatih PSM Makassar, untuk bekerja sama di sisa kompetisi Super League 2025/2026.

Bernardo Tavares saat ini berstatus tanpa klub setelah mengundurkan diri dari kursi pelatih kepala PSM Makassar pada Oktober 2025. 

Pelatih asal Portugal itu menjadi salah satu kandidat kuat pengganti Edu Perez, yang kini tengah mendapat sorotan dari suporter Persebaya.

Persebaya mencatatkan hasil yang belum konsisten dalam 10 laga terakhir, dengan torehan 4 kemenangan, 3 imbang, dan 3 kekalahan.

Hasil imbang 1-1 melawan Persik Kediri pada pekan lalu menambah tekanan terhadap posisi Edu Perez di kursi pelatih.

Rumor ketertarikan Persebaya terhadap Tavares pertama kali mencuat melalui akun fanbase suporter, @tribunpersebaya dan @emosijiwakucom, pada Minggu (9/11/2025).

“Manajemen Persebaya dikabarkan telah menghubungi pelatih asal Portugal yang sebelumnya menukangi PSM Makassar, Fernando José Bernardo Tavares. Berdasarkan informasi, komunikasi antara Persebaya dan Tavares telah berlangsung dua kali melalui pertemuan virtual,” tulis akun tersebut.

Hingga kini, pihak manajemen Persebaya belum memberikan pernyataan resmi terkait kabar komunikasi tersebut.

Namun, sumber internal menyebutkan bahwa opsi mendatangkan Tavares memang terbuka jika evaluasi terhadap kinerja Edu Perez berujung pada pergantian pelatih.

Bernardo Tavares tercatat menukangi PSM Makassar sejak musim 2022 hingga Oktober 2025.

Dalam kurun tiga musim, ia mempersembahkan sejumlah prestasi bergengsi bagi klub berjuluk Juku Eja itu.

Pelatih berusia 44 tahun tersebut membawa PSM menjuarai Liga 1 musim 2022/2023, menjadi finalis AFC Cup Zona ASEAN 2022/2023, serta menembus semifinal ASEAN Cup 2024/2025.

Dari 129 pertandingan bersama PSM Makassar, Tavares mencatat 55 kemenangan, 44 hasil imbang, dan 30 kekalahan.

Semenjak meninggalkan PSM, Tavares belum terikat kontrak dengan klub mana pun.

Ia disebut-sebut masih menunggu proyek yang sesuai dengan visinya membangun tim kompetitif di Asia Tenggara.