Dusun Makmur Maros Tidak Makmur, Tak Ada Jembatan, Gondola Jadi Akses Keluar Warga

Editor: Imam Wahyudi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

GONDOLA - Pelajar menyeberangi sungai menggunakan gondola di Dusun Makmur, Desa Bonto Manurung, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros

Sedikitnya, ada 50 pelajar dan 70 kepala keluarga di Dusun Makmur yang bergantung pada gondola itu setiap hari.

Mereka menaruh harapan agar pemerintah segera membangun jembatan permanen yang lebih aman dan layak.

Sambil menunggu, warga dan pemerintah desa berencana mencari solusi jangka pendek, yaitu memasang dinamo agar gondola bisa bergerak otomatis, tanpa harus ditarik manual.

Sejarah Gondola

Istilah gondola awalnya berasal dari Venesia, Italia, merujuk pada perahu kayu tradisional yang digunakan sejak abad ke-11 untuk transportasi di kanal-kanal Venesia.

Gondola di sana digerakkan dengan dayung panjang oleh seorang gondolier.

Hingga kini, gondola Venesia dikenal sebagai ikon wisata dunia.

Namun, istilah gondola kemudian meluas penggunaannya:

Gondola Transportasi Pegunungan (Cable Car / Aerial Tramway)

Dikembangkan di Eropa pada abad ke-19.

Awalnya digunakan di area pertambangan Alpen untuk mengangkut hasil tambang.

Lalu diadaptasi untuk transportasi manusia di daerah pegunungan Swiss, Austria, Jerman.

Tahun 1907, di Austria dibangun salah satu gondola penumpang pertama di dunia (Wetterhorn Elevator).

Gondola Modern

Kini banyak dipakai sebagai kereta gantung wisata di daerah pegunungan atau objek wisata, misalnya di Genting (Malaysia), Ngong Ping (Hong Kong), atau Taman Mini (Indonesia).

Halaman
123