Strategi dan Persaingan Global
DeepSeek memilih pendekatan konsolidasi saat mengembangkan V3.1, setelah sebelumnya menghadapi kegagalan pada model hybrid, baik internal maupun kompetitor seperti Qwen milik Alibaba Cloud.
Formula terbaru ini disebut lebih stabil dan siap bersaing dengan model global lainnya.
Kehadiran DeepSeek V3.1 juga semakin memanaskan persaingan dengan OpenAI GPT-5, yang diluncurkan awal Agustus 2025.
Baca juga: Kecerdasan Buatan Milik Elon Musk, Grok AI Bikin Geger usai Puji Hitler dan Bela Palestina
GPT-5 hadir dengan tiga mode penggunaan: Fast, Auto, dan Thinking.
Sementara itu, DeepSeek menonjolkan parameter yang lebih besar serta distribusi terbuka melalui Hugging Face.
Baca juga: Ini Dia DeepSeek, Kecerdasan Buatan alias AI Asal China yang Guncang Dunia Teknologi
Tekanan bagi Perusahaan Barat
Peluncuran ini memperkuat posisi Tiongkok sebagai penantang serius dalam industri AI, yang selama ini didominasi perusahaan Barat seperti OpenAI, Google, dan Meta.
Sebelumnya, model DeepSeek R1 sempat mengungguli beberapa model AI internasional dalam uji standar, meski dikembangkan dengan biaya lebih rendah.
Kini, publik teknologi masih menantikan kehadiran DeepSeek R2, penerus R1 yang menuai pujian.
Namun peluncurannya disebut tertunda karena CEO DeepSeek, Liang Wenfeng, dikenal perfeksionis dan ingin memastikan kualitas produk benar-benar matang.
(*)