Saat ditemukan, jasad Sampara terikat pada sebuah jeriken di sisi kanan tubuhnya.
Diduga itu adalah upaya terakhir almarhum agar tetap bisa mengapung dan bertahan hidup sambil menunggu pertolongan.
“Mungkin itu cara dia bertahan. Tapi karena terlalu lama di laut dan faktor usia, almarhum tidak tertolong,” jelas Murdalin.
Jenazah Sampara kemudian dievakuasi ke Pelabuhan Paotere, Makassar, dan diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan di rumah duka, Desa Biring Kassi, Takalar.
Almarhum dikenal sebagai sosok pekerja keras dan sederhana.
Ia meninggalkan seorang istri dan lima orang anak.(makmur)