Derita Intan di Rumah Majikan, Setahun Hidup Dalam Penyiksaan

Editor: Imam Wahyudi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PENYIKSAAN - Rosliana (kanan) dan Merlin, dua tersangka penganiayaan ART di Batam asal NTT saat ungkap kasus di Polresta Barelang, Senin (23/6/2025).

TRIBUNTORAJA.COM - Intan,seorang asisten rumah tangga (ART) asal Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT), disiksa oleh majikannya, Rosliana (42), warga perumahan elit Taman Golf Sukajadi, Batam.

Intan mengalami penyiksaan brutal selama satu tahun oleh majikannya tersebut.  

Perlakuan tak manusiawi ini terungkap setelah korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan oleh warga, dengan tubuh penuh luka dan trauma berat, pada Minggu (22/6/2025).

Kekerasan terbaru terjadi setelah Rosliana mendapati anjing peliharaannya terluka karena kandang yang lupa ditutup oleh Intan.

Amarah majikan meledak.

“Lupa menutup kandang, lalu anjing berkelahi dan terluka. Itu yang memicu kemarahan majikan dan berujung kekerasan terhadap korban,” jelas Kasat Reskrim Polresta Barelang, AKP Debby Tri, dalam konferensi pers, Senin (23/6/2025).

Rosliana tidak hanya memukul Intan secara membabi buta dan membenturkan kepalanya ke dinding, tapi juga memerintahkan ART lainnya, Merlin (22), yang tak lain adalah sepupu Intan, untuk ikut menyiksa.

“Tersangka M (Merlin) mengaku ikut memukul karena diperintah oleh majikan. Keduanya sudah kami tetapkan sebagai tersangka,” tegas AKP Debby.
 
Polisi menduga kekerasan ini bukan kejadian tunggal.

Selama bekerja sejak Juni 2024, Intan disebut kerap mengalami penyiksaan fisik maupun verbal atas kesalahan kecil seperti telat bangun atau menyapu tidak bersih.

“Kami masih mendalami unsur eksploitasi dan pelanggaran ketenagakerjaan,” tambah AKP Debby.

Selain tidak menerima gaji sepeser pun selama bekerja, Intan juga mendapat perlakuan keji secara verbal.

Ia tidak pernah dipanggil namanya, melainkan dengan sebutan kasar seperti “anjng”, “lone”, dan “ba*i”.

Derita Intan mencapai puncaknya dalam dua bulan terakhir.

Ia dipukuli, diinjak-injak, diseret ke kamar mandi, lalu dipaksa makan kotoran anjing dan meminum air dari septic tank.

“Bayangkan, manusia disuruh makan kotoran dan minum air comberan. Bahkan dipanggil seperti binatang najis,” kata Yosep Yingokodie, penasihat Perkumpulan Keluarga Sumba, dengan suara bergetar.

Halaman
12