TRIBUNTORAJA.COM, JAKARTA - Laman resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI diduga diretas.
Akibatnya, data pemilih diduga bocor.
Hal ini disampaikan oleh Pratama Persadha, Chairman Communication & Information System Security Research Center (CISSReC), Rabu (29/11/2023).
Ia menyebut sejumlah dampak yang bisa terjadi jika data pemilih tetap pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 bocor akibat peretasan, termasuk digunakan untuk kampanye hitam atau black campaign.
“KPU diretas lagi 204 juta Data pemilih tetap Pemilu 2024 bocor, peretas yang bernama Jimro berhasil Melakukan peretasan ke KPU dan memberikan sampai 400 ribu data, yang setelah kita verifikasi ternyata valid,” tuturnya, dikutip Kompas.com.
Bahkan, lanjut dia, data tentang kode TPS, kode kelurahan, kode NIK, serta nomor kartu keluarga (KK) tercantum lengkap.
Baca juga: KPU Toraja Utara Tetapkan 6 Lokasi Kampanye Rapat Umum Pemilu 2024
“Apa bahayanya kalau data ini bocor, data yang bocor ini ketika disalah gunakan bisa digunakan untuk black campaign negatif campaign,” jelasnya.
Data tersebut juga dapat disalahgunakan sebagai sumber data untuk pengiriman private campaign.
“Dijadikan sumber data pengiriman private campaign, seperti ketika tahun 2016 ada analitika di Amerika bagaimana orang per orang dikirimkan.”
Baca juga: Kampanye Pemilu 2024 Dimulai, PDI Perjuangan Tana Toraja Gencar Pasang APK
Hal semacam itu, lanjut dia, jangan sampai terjadi di Indonesia.
Oleh sebab itu, penting bagi Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk melakukan langkah-langkah antisipasi dan perbaikan.
“Penting KPU segera melakukan langkah langkah antisipasi, langkah-langkah perbaikan, bekerja sama dengan seluruh stakeholder,” tambahnya.
Baca juga: Ini Lokasi Pemasangan APK yang Dianjurkan dan Dilarang KPU di Tana Toraja
Ia juga mengkhawatirkan jika peretas mengubah data saat pemilu sudah dilaksanakan, dan hasilnya berbeda dengan penghitungan manual.
“Jika nanti di atas pada saat sudah terjadi proses pemilu pencoblosan suara, tidak terbayang kalau misalkan data yang disampaikan ke publik itu diubah oleh peretas, dan berbeda dengan perhitungan manual,” tuturnya.
Apabila kemudian ada yang iseng mengubah data yang benar dengan selisih cukup besar, ia memastikan akan terjadi kegaduhan.
Baca juga: Penjelasan KPU Tana Toraja Terkait Tahapan Pemilu 2024 Hingga Pemasangan APK
“Kalau ternyata ada yang iseng dan mengubah datanya itu dengan selisih yang besar, pasti akan terjadi kegaduhan.”
“Ini jangan sampai terjadi, oleh karena itu mari kita jaga Komisi Pemilihan Umum agar bisa mawas diri, memperbaiki sistemnya dengan baik, melakukan digital forensik,” tambahnya.
Mengenai dugaan kebocoran data masyarakat, ia menyebut KPU perlu memberikan keterangan pada publik tentang apa saja data yang mengalami kebocoran.
Baca juga: Profil Herjanta Sarra, Plt Sekretaris KPU Tana Toraja Pengganti Henok Tamba
“Dan data masyarakat bocor perlu juga laporan kepada publik, apa saja yang bocor, sehingga publik bisa mengantisipasi ketika data-data tersebut digunakan untuk kegiatan atau hal negatif yang menyasar masyarakat.”
Dilansir dari Kompas.com, sebelumnya KPU RI meminta bantuan satgas siber untuk menelusuri dugaan peretaan situs yang mengakibatkan kebocoran data pemilih yang baru-baru ini mengemuka di situs Breach Forums.
Penjelasan itu disampaikan Koordinator Divisi Data dan Informatika KPU RI Betty Epsilon Idroos, Selasa (28/11/2023).
Baca juga: Antisipasi PSU, KPU Tana Toraja Siapkan 10 Ribu Lembar Surat Suara Cadangan
“Sekarang lagi kita minta bantuan dari satgas cyber, sekarang yang bekerja Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), dia menaungi Mabes,” kata dia.
Betty belum bisa memastikan apakah kebocoran data tersebut terkonfirmasi milik KPU RI atau bukan.
“Sudah kita koordinasikan, lagi di-crosscheck dulu ya,” tambahnya, dikutip dari Kompas.com.
Baca juga: KPU Bakal Gelar 5 Kali Debat Kandidat Pilpres 2024
Sebelumnya, peretas yang menamakan dirinya "Jimbo" mengklaim telah mendapatkan data pemilih dari situs kpu.go.id yang telah diretasnya.
Melalui unggahan di situs BreachForums, Jimbo membagikan 500 ribu data contoh yang berhasil ia peroleh.
Ia juga membagikan beberapa tangkapan layar dari website https://cekdptonline.kpu.go.id/ untuk meyakinkan kebenaran data yang didapatkan.
(*)