Cara Menentukan Harga Kerbau Toraja dan Jenis-jenisnya Lengkap dengan Foto
Dalam budaya Toraja, kerbau menduduki posisi istimewa, menjadi simbol status sosial sekaligus bagian penting upacara adat, khususnya Rambu Solo’...
TRIBUNTORAJA.COM — Kerbau atau tedong bukan sekadar hewan ternak bagi masyarakat Toraja.
Dalam budaya Toraja, kerbau menduduki posisi istimewa, menjadi simbol status sosial sekaligus bagian penting upacara adat, khususnya Rambu Solo’, yaitu ritual pemakaman.
Dilansir Tribun Toraja dari jurnal terbitan Universitas Udayana, Rabu (9/7/2025), pengorbanan kerbau dalam Rambu Solo’ dipercaya sebagai kinallo atau bekal roh orang yang meninggal menuju alam roh (puya).
Bahkan, kerbau diyakini sebagai kendaraan arwah menuju nirwana, dan semakin banyak kerbau dikorbankan, semakin tinggi pula status sosial keluarga yang menyelenggarakan upacara itu.
Tradisi ini membuat Rambu Solo’ terkenal sebagai salah satu ritual pemakaman termahal di dunia.
Kriteria Kerbau Mahal di Toraja
Dilansir dari jurnal Pangabdhi Universitas Trunojoyo, kerbau Toraja dinilai mahal atau murah berdasarkan kriteria fisik yang sangat spesifik.
Beberapa kriteria utama yang menjadi penentu harga kerbau Toraja meliputi:
1. Warna dan corak kulit.
Tedong belang (hitam-putih) seperti Tedong Bonga sangat dihargai, terutama bila belangnya simetris.
Tedong Pudu’ (hitam pekat) dan Tedong Todi’ (hitam dengan bercak putih di kepala) juga bernilai tinggi.
Sebaliknya, kerbau albino seperti Tedong Bulan atau Tedong Sambao cenderung lebih murah karena dianggap kasta rendah.
2. Bentuk tanduk.
Kerbau dengan tanduk panjang, putih kekuningan, simetris, serta bentuk unik seperti Tedong Tekken Langi’ (tanduk kanan ke atas, kiri ke bawah) atau Tedong Sokko’ (tanduk menukik ke bawah) memiliki harga mahal.
3. Pusaran bulu.
Kerbau dengan pusaran bulu (kelokan rambut) di lokasi tertentu, seperti hidung, telinga, pundak, dan pinggul dianggap sangat beruntung dan mahal.
Sebaliknya, pusaran di tempat terlarang seperti leher atas justru menurunkan harga.
Dilansir dari jurnal Peternakan Universitas Hasanuddin, kombinasi pusaran bulu di lokasi ideal menjadi salah satu penyebab harga kerbau bisa mencapai ratusan juta rupiah.
4. Kondisi fisik dan umur.
Semakin besar dan berotot postur kerbau, dengan bulu halus dan ekor panjang, semakin tinggi harganya.
Biasanya, kerbau jantan lebih dicari karena dianggap lambang kebanggaan pemilik.
Kerbau dengan kombinasi pusaran bulu ideal, warna hitam pekat, sedikit putih di kepala, tanduk simetris melengkung, serta fisik gemuk, harganya bisa mencapai Rp 1 miliar per ekor.
Sebaliknya, kerbau dengan ciri biasa atau kurus hanya dihargai belasan hingga puluhan juta rupiah.
Baca juga: Harga Kerbau Toraja di Pasar Bolu Rantepao Toraja Utara dari Rp10 Juta hingga Tembus Rp1 M
Jenis Kerbau Bernilai Tinggi
Dalam budaya Toraja, beberapa jenis kerbau sangat prestisius:
1 . Tedong Saleko (Bonga Istimewa).

Corak belang hitam-putih yang simetris di seluruh tubuh membuat Tedong Saleko sangat dicari.
Diberitakan sebelumnya, harga jualnya minimal Rp 300 juta hingga bisa melampaui Rp 1 miliar per ekor.
Status sosial pemiliknya langsung naik drastis bila memiliki Tedong Saleko.
2. Tedong Doti (Bonga Biasa).

Sama-sama belang, tetapi polanya tidak sesempurna Saleko.
Harganya bervariasi mulai puluhan juta hingga ratusan juta rupiah, tergantung corak belang.
3. Tedong Pudu’ dan Tedong Todi’.

Meski tidak belang, warna hitam pekat Tedong Pudu’ atau bercak putih di dahi Tedong Todi’ membuat kedua jenis ini tetap berharga tinggi karena dianggap tangguh dan langka.
4. Tedong Balian.

Istilah “balian” merujuk pada kerbau belang istimewa yang memiliki tanduk sangat panjang hingga dua meter.
Tedong Balian dianggap kerbau suci dan melambangkan kemakmuran.
5. Tedong Bulan

Sebaliknya, Tedong Bulan (albino putih) atau Tedong Sambao (putih keabu-abuan) dianggap kasta terendah dan jarang dijadikan kerbau kurban dalam upacara besar.
Baca juga: Kerbau Seharga Mobil di Pasar Hewan Bolu Toraja Utara, Ini Jenisnya
Dampak Ekonomi Perdagangan Kerbau
Dilansir dari jurnal terbitan Universitas Tarumanagara, perdagangan kerbau Toraja menjadi sektor ekonomi penting, karena ritual Rambu Solo’ rutin digelar sepanjang tahun.
Upacara kematian ini mendatangkan keuntungan besar bagi peternak lokal maupun sektor pariwisata.
Banyak peternak sengaja membudidayakan varietas kerbau unggul untuk memenuhi permintaan.
Tidak hanya itu, dilansir dari jurnal terbitan Universitas Udayana, ritual Rambu Solo’ menyerap tenaga kerja sekaligus menciptakan permintaan berbagai jasa, mulai dari penyediaan hewan kurban, dekorasi, hiburan, hingga akomodasi tamu.
Kerbau dan babi yang disembelih juga menjadi komoditas penting, sementara tanduk kerbau dijadikan dekorasi Tongkonan yang menambah daya tarik wisata budaya.
Dengan nilai jual kerbau yang bisa menembus miliaran rupiah, bisnis kerbau di Toraja bukan hanya persoalan adat, melainkan sudah menjadi industri bernilai tinggi yang menghidupkan sektor peternakan dan memperkuat ekonomi masyarakat lokal.
(*)
cara menentukan harga kerbau toraja
cara menentukan harga kerbau
cara menentukan harga tedong
harga kerbau toraja
harga kerbau Tana Toraja
harga kerbau di Toraja
harga kerbau pasar Bolu
harga kerbau
kerbau toraja
tanduk kerbau
Kerbau
tedong
Harga Kerbau di Pasar Bolu Toraja Utara Masih Stagnan, Pedagang Prediksi Naik Akhir Tahun |
![]() |
---|
Tedong Bonga Kini Diakui Sebagai Kekayaan Intelektual Komunal Toraja |
![]() |
---|
Jelang HUT ke-80 RI, Harga Kerbau di Pasar Hewan Toraja Utara Turun |
![]() |
---|
Update Harga Anak Kerbau di Toraja Utara, Bonga Rp90 Juta, Saleko Rp100 Juta |
![]() |
---|
Update Harga Kerbau di Toraja Utara Sabtu 26 Juli 2025, Adakah Perubahan? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.