Ada Geng Solo di Balik Polemik Mutasi Letjen Kunto, Seret Jenderal di Lingkaran Jokowi
sebagian kalangan kemudian mengaitkan dengan Laksda TNI Hersan yang ternyata pernah menjadi ajudan Jokowi.
TRIBUNTORAJA.COM - Meski sudah dibatalkan, banyak yang menduga, mutasi Letjen Kunto Arief Wibowo dari Panglima Kogabwilhan 1 menjadi stafsus KSAD merupakan pengaruh dari "Geng Solo", istilah yang merujuk pada lingkaran perwira TNI-Polri yang pernah bertugas di Solo maupun lingkaran dekat Presiden ke-7 RI, Joko Widodo.
Apalagi, sebagian kalangan kemudian mengaitkan dengan Laksda TNI Hersan yang ternyata pernah menjadi ajudan Jokowi.
Laksda TNI Hersan awalnya yang akan menggantikan Letjen Kunti sebagai Panglima Kogabwilhan.
Mantan Sekretaris BUMN, Said Didu yang juga dikenal sebagai pegiat media sosial ini menduga "Solo" masih ingin mengendalikan TNI.
“Awalnya banyak pihak berpendapat bahwa di awal pemerintahan Prabowo, baru TNI yang sudah di tangan 100 persen. Lainnya masih dikendalikan oleh Geng Solo. Ternyata TNI pun sepertinya masih dikendalikan dari Solo, tulisnya Minggu (4/5/2025).
Ia pun memberi gambaran terkait pendapatnya itu dengan situasi mutasi yang dialami oleh Letjen TNI Kunto Arief Wibowo dari posisi Pangkogabwilhan I.
“Terbukti dari kasus 'pemecatan' (pencopotan) Letjen Kunto yang sebelumnya juga dilakukan oleh Geng Solo,” tuturnya.
Berikut daftar perwira yang dikaitkan dengan "Geng Solo"
1. Jenderal Agus Subiyanto
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto acap kali disebut masuk dalam lingkaran 'Geng Solo' hanya karena pernah bertugas di dekat Jokowi.
Saat Jokowi masih menjadi orang nomor satu di Surakarta, Agus menduduki posisi sebagai Komandan Kodim 0735/Surakarta.
Ketika Jokowi menjabat sebagai Presiden, secara tidak langsung berdampak besar terhadap karier Agus.
Hal ini terlihat dari melesatnya karier militer Agus di beberapa jabatan ketika berstatus sebagai perwira tinggi TNI Angkatan Darat.
Mulai dari menjabat sebagai Komandan Korem 061/Surya Kencana dan Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) pada 2020-2021.
Khusus Korem 061/Surya Kencana, ia membawahi pengamanan wilayah teritorial dari Sukabumi, Cianjur, hingga Bogor.
Sebagai catatan, Korem 061 juga bertanggung jawab atas keamanan Istana Bogor, tempat di mana Presiden Joko Widodo tinggal.
Kemudian dia menjabat sebagai Panglima Kodam III/Siliwangi, Wakil KSAD, KSAD, dan Panglima TNI.
Agus mengaku memiliki hubungan yang dekat dengan Jokowi. Kedekatan ini disebut sebatas kerja, bukan personal.
2. Mayjen TNI Rudi Saladin
Mayor Jenderal TNI Rudy Saladin merupakan alumni Akademi Militer (Akmil) 1997.
Dia adalah mantan Ajudan Presiden RI Joko Widodo.
Kemudian menjabat Komandan Korem 074/Warastratama, sempat menjabat sebagai Danrem 061/Surya Kencana, Staf Khusus Kasad, dan menjabat sebagai Sekretaris Militer Presiden.
Saat ini, Mayjen TNI Rudy Saladin menjabat sebagai Panglima Kodam V/Brawijaya.
Jabatan itu ia emban setelah terbitnya Surat Keputusan (SK) Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto nomor Kep/851/VII/2024.
Dengan jabatan barunya itu, Mayjen TNI Rudy Saladin menjadi Pangdam termuda di pulau Jawa.
3. Mayjen TNI Achiruddin Darojat
Mayjen TNI Achiruddin Darojat saat ini menjabat Komandan Paspampres.
Ia sempat diamanatkan sebagai Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) VI/Mulawarman.
Uniknya sebelum SKEP Mutasi menjadi Pangdam Mulawarman turun, Achiruddin adalah Komandan Paspampres di era Presiden Jokowi sejak 29 November 2023.
Baik Mayjen TNI Achiruddin Darojat bersama Pangdam Brawijaya Mayjen TNI Rudy Saladin selama ini dikenal sebagai loyalis Presiden Jokowi.
Kedua jenderal ini sama-sama lulusan Akmil 1997.
Karier keduanya moncer. Di era Jokowi Achiruddin Darojat menjabat Komandan Paspampres sedangkan Rudy Saladin dipercaya menjadi Sesmilpres.
Kini Achiruddin kembali menjadi Danpaspampres, Rudi Saladin menjadi Pangdam Brawijaya.
4. Mayjen TNI Deddy Suryadi
Mayjen TNI Deddy Suryadi saat ini adalah Pangdam Diponegoro.
Deddy tercatat menghabiskan sebagian besar karier militernya di Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Deddy menjabat Pangdam Diponegoro menggantikan Mayjen TNI Tandyo Budi.
Deddy Suryadi merupakan mantan Ajudan Presiden Joko Widodo.
Setelah menjadi ajudan, ia menjabat Kepala Staf Korem 061/Suryakancana, Komandan Korem 074/Warastratama, Wakil Komandan Jenderal Kopassus, Kepala Staf Komando Daerah Militer IV/Diponegoro hingga sebagai Komandan Jenderal Kopassus (Danjen Kopassus).
5. Marsekal Tonny Harjono
Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono pernah mengemban tugas sebagai Komandan Lanud (Danlanud) Adi Sumarmo Solo, wilayah militer yang tak jauh dari kediaman Presiden Jokowi di Sumber, Solo.
Orang nomor satu di TNI AU ini juga menjadi ajudan Presiden Jokowi pada 2014.
Setelahnya, karier Tonny melesat dengan menduduki sejumlah jabatan strategis.
Mulai dari Komandan Lanud Halim Perdanakusuma pada 2018-2020 dan Staf Khusus KSAU pada 2020.
Ia kemudian menjadi Sekretaris Militer Presiden (Sesmilpres) pada 2020 hingga 2022, Komandan Kodiklatau pada 2022, Panglima Koopsudnas pada 2022-2023, dan Panglima Kogabwilhan II pada 2023.
Selain lima nama di atas, masih terdapat sejumlah nama lain seperti Mantan Panglima TNI Marsekal Purn Hadi Tjahjanto, Letjen Widi Prasetijono, Pangdam Jaya Mayjen TNI Rafael Granada, dan lainnya.
Pengamat: Ada Matahari Kembar
Pengamat Militer sekaligus Ketua Badan Pengurus Centra Initiative, Al Araf menyinggung adanya matahari kembar menyikapi batalnya mutasi Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan I) I Letjen TNI Kunto Arief Wibowo.
Dimana, sebelumnya Letjen Kunto dimutasi sebagai Staf Khusus Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) oleh Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto. Namun, mutasi itu di batalkan.
“Ada potensi matahari kembar dalam isu ini,” kata Al Araf saat dihubungi, Senin (5/5/2025).
Al Araf berpandangan, keputusan awal memutasi perwira tinggi yang kemudian dibatalkan itu diduga dipengaruhi oleh pemimpin Indonesia terdahulu.
Lalu, Presiden RI Prabowo Subianto sebagai panglima tertinggi mengambil sikap lain.
“Sulit disangkal jika persoalan ini tidak ada campur tangan otoritas sipil (presiden) maupun orang yang memiliki power lainnya di masa lalu,” tegasnya.
Selain itu, Al Araf menilai, fenomena batalnya mutasi itu memperlihatkan telah terjadinya kontrol sipil subjektif atau dengan kata lain terjadi politisasi TNI.
Di mana, otoritas sipil terlalu jauh mencampuri urusan internal militer.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Polemik Mutasi Letjen Kunto Seret 'Geng Solo', Ini Jenderal-jenderal yang Dulu di Lingkaran Jokowi
Dokter Tifa Jalani Pemeriksaan di Polda Metro Jaya Terkait Tudingan Ijazah Palsu Jokowi |
![]() |
---|
Dua Jempol Jokowi untuk Prabowo |
![]() |
---|
MPR Akan Putar Video Capaian Prabowo, Megawati-Jokowi Belum Konfirmasi Kehadiran |
![]() |
---|
Bahas Kasus Ijazah Jokowi di Podcast, Eks Ketua KPK Abraham Samad Diperiksa |
![]() |
---|
Kelas Menengah Indonesia Susut 9,5 Juta di Periode Kedua Presiden Jokowi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.