Profil Mat Solar Bajaj Bajuri: Dari Teater hingga Sukses di Layar Kaca

Setelah sempat vakum dari layar kaca, Mat Solar kembali mencuri perhatian melalui sinetron Bajaj Bajuri (2002–2007).

Perannya sebagai Bang Bajuri, seorang sopir bajaj yang humoris dan khas dengan logat Betawi, membuat namanya semakin dikenal luas.

Kesuksesannya berlanjut dengan berbagai peran di sinetron lain, termasuk Tukang Bubur Naik Haji The Series (2012–2013), di mana ia memerankan karakter Haji Sulam.

Berkat perannya ini, ia masuk nominasi Festival Film Bandung 2013 dalam kategori Pemeran Utama Pria Terpuji Serial Televisi.

Baca juga: Kenangan Fanny Fadillah Ucup Syuting Bersama Nani Wijaya di Bajaj Bajuri: Beliau Orangnya Disiplin

Dedikasi di Dunia Penyiaran

Selain sebagai aktor, Mat Solar juga memiliki pengalaman panjang di dunia penyiaran. Ia pernah menjabat sebagai:

• Manajer Kreatif Radio SK (1986–1988)
• Manajer Produksi Bens Radio (1988–1990)
• Kepala Studio Radio CBB (1990–1992)

Keterlibatannya di dunia penyiaran menunjukkan kecintaannya terhadap industri hiburan, tidak hanya sebagai pelaku di depan layar, tetapi juga sebagai sosok kreatif di balik layar.

Baca juga: Anggota DPR RI Sekaligus Pemeran Oneng Bajaj Bajuri, Rieke Diah Pitaloka Ikut Kehilangan Nani Wijaya

Warisan Seni dan Penghargaan

Sepanjang kariernya, Mat Solar telah membintangi berbagai sinetron dan film yang dicintai masyarakat.

Dedikasi dan kontribusinya dalam dunia hiburan mengantarkannya meraih berbagai penghargaan dan nominasi, termasuk di Panasonic Gobel Awards 2013 sebagai Aktor Terfavorit.

Berikut beberapa sinetron yang pernah ia bintangi:

• Bajaj Bajuri (2002–2007)
• Maha Kasih (2005) sebagai Haji Sulam
• Bang Jagur (2006) sebagai Bang Jagur
• Cerita KTP (2007–2009) sebagai Bang Usman
• Si Entong (2009, Musim 2) sebagai Sape’i
• Tukang Bubur Naik Haji (2012–2013)

Dengan kepergiannya, dunia hiburan kehilangan salah satu aktor berbakat yang telah menghibur masyarakat selama lebih dari empat dekade.

Meskipun Mat Solar telah tiada, karya dan kenangan yang ia tinggalkan akan tetap hidup dalam ingatan para penonton Indonesia.

(*)