Kodam XIV Hasanuddin dan Bulog Jalin Kerja Sama Serap Gabah Petani

Serma Martinus mengimbau petani untuk segera melapor jika ada tengkulak yang membeli gabah atau beras di bawah harga nasional.

|
Penulis: Redaksi | Editor: Donny Yosua
Tribun Toraja
KETAHANAN PANGAN - Serma Martinus, Babinsa di wilayah Kecamatan Mengkendek, saat ditemui di kantornya, Rabu (5/3/2025) pagi. Martnus menjelaskan bahwa petani yang memiliki hasil panen lebih dan ingin menjualnya dapat menghubungi Babinsa di desa atau kelurahan masing-masing. 

TRIBUNTORAJA.COM, MAKALE – Dalam upaya menjaga ketahanan pangan dan stabilitas ekonomi, Kodam XIV/Hasanuddin bekerja sama dengan Perum Bulog untuk menyerap gabah petani di Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar).

Program ini bertujuan menjamin harga jual gabah dan beras sesuai ketetapan nasional, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.

Babinsa Koramil 1414-07 Mengkendek, Serma Martinus Sandi, membenarkan adanya kerja sama tersebut saat ditemui di kantornya, Jl Buntu Gasing, Kelurahan Rantekalua’, Mengkendek, Tana Toraja, Rabu (5/3/2025).

 

 

Ia menjelaskan bahwa petani yang memiliki hasil panen lebih dan ingin menjualnya dapat menghubungi Babinsa di desa atau kelurahan masing-masing.

"Kami siap memfasilitasi petani agar dapat menjual hasil panennya langsung ke Bulog dengan harga yang telah ditetapkan," ujar Serma Martinus.

Dalam kesempatan yang sama, Serma Martinus menghubungi Pasiter Kodim 1414 Tana Toraja, Kapten Infanteri Daud Sampe, yang juga membenarkan kerja sama antara Kodam XIV/Hasanuddin dan Bulog.

 

Baca juga: Jualan Takjil di Makale Tana Toraja selama Ramadan, Erni Raup Omzet Rp 1 Juta per Hari

 

Ia menegaskan bahwa pemerintah ingin memastikan petani makmur dan sejahtera.

Oleh karena itu, Bulog ditugaskan untuk membeli hasil panen langsung dari petani dengan pendampingan TNI.

Sesuai ketentuan harga nasional, petani dapat menjual gabah kering panen (GKP) dengan harga Rp6.500 per kilogram dan beras Rp12.000 per kilogram.

 

Baca juga: Personil Polres Toraja Utara Bersiaga di Masjid Besar Rantepao, Amankan Salat Tarawih  

 

"Kami sosialisasikan harga tersebut kepada petani melalui Babinsa di setiap lembang dan lurah. Selain itu, mereka juga mendata sawah masyarakat, termasuk jadwal panen dan pemiliknya serta apakah ada niat untuk dijual," kata Kapten Daud.

Ia menambahkan bahwa petani tidak perlu mengantarkan hasil panennya sendiri karena Bulog akan datang langsung ke lokasi.

"Jika ada petani yang ingin menjual gabah atau berasnya, silakan hubungi Babinsa. Nanti Babinsa yang akan berhubungan dengan pihak Bulog," lanjutnya.

 

Baca juga: PMI Toraja Utara Gelar Rapat Koordinasi dengan Tiga Instansi untuk Antisipasi Bencana

 

Kapten Daud juga menekankan bahwa transaksi pembayaran dilakukan melalui transfer bank untuk memastikan transparansi.

"Pembayaran ke petani dilakukan melalui transfer bank, tidak tunai. Jadi sebelum uang masuk ke rekening petani, gabah atau beras tidak boleh diangkut," ujarnya.

Selain itu, ia mengimbau petani untuk segera melapor jika ada tengkulak yang membeli gabah atau beras di bawah harga nasional.

 

Baca juga: Suasana Malam di Alun-Alun Rantepao, Ramai Pengunjung Meski Diguyur Hujan

 

"Tetapi kalau tengkulak itu mau beli di atas harga nasional, tidak apa-apa," katanya.

Menurut Kapten Daud, tantangan terbesar di Tana Toraja adalah kebiasaan turun-temurun petani yang menyimpan hasil panennya di lumbung padi.

Meski demikian, Babinsa tetap aktif turun ke lapangan untuk memastikan petani yang ingin menjual hasil panennya mendapatkan harga sesuai ketetapan nasional.

Hal ini dilakukan agar program ketahanan pangan berjalan optimal dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat.

(*)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved