Uang Palsu UIN Alauddin
Pernah Dibela Saat Berkasus, Kubu Ferdy Sambo Klaim Tak Kenal Annar Sampetoding
Pihak Ferdy Sambo mengaku tidak terlibat dengan kasus pemalsuan uang yang didalangi Annar Sampetoding.
TRIBUNTORAJA.COM, JAKARTA - Ferdy Sambo disebut ikut terlibat dalam sindikat uang palsu yang pabriknya ditemukan di kampus UIN Alauddin Makassar di Kabupaten Gowa.
Nama eks Kadiv Propam Polri ini dikaitkan setelah Annar Salahuddin Sampetoding alias ASS ditetapkan sebagai tersangka.
Disebutkan jika Ferdy Sambo merupakan kerabat dari Annar Sampetoding yang diduga sebagai dalang utama kasus pemalsuan uang ini.
Apalagi, saat Ferdy Sambo menjalani sidang kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat aliar Brigadir J, Annar Salahuddin membelanya.
Annar mengaku sebagai perwakilan keluarga Ferdy Sambo saat itu..
Selain itu, Solidaritas Keluarga Besar Sulawesi Selatan etnis Toraja, Makassar, dan Bugis menyatakan penolakan terhadap vonis hukuman mati yang dijatuhkan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan kepada Ferdy Sambo.
Annar mewakili kelompok tersebut sekaligus sebagai Ketua Yayasan Keturunan Tomanurung Sulawesi Selatan.
Menyikapi hal ini, pihak Ferdy Sambo memberikan klarifikasi.
Pihak Ferdy Sambo mengaku tidak terlibat dengan kasus pemalsuan uang yang didalangi Annar Sampetoding.
"Bahwa beredar berita di media yang mengaitkan klien kami Bapak Ferdy Sambo dengan Sdr. Annar Salahuddin Sampetoding yang terlibat dalam perkara uang palsu di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar yang saat ini sedang ditangani oleh Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan," kata Kuasa Hukum Ferdy Sambo, Rasamala Aritonang, dalam keterangannya, Rabu (1/1/2025).
Rasamala dalam hal ini membantah jika kliennya tidak pernah terlibat, bahkan diakuinya, Ferdy Sambo tak mengenal Annar.
"Bahwa perlu kami tegaskan Klien kami Bapak Ferdy Sambo dan Keluarga tidak mengenal dan tidak memiliki hubungan keluarga dengan Sdr. Annar Salahuddin Sampetoding, apalagi terlibat dalam perkara uang palsu tersebut," jelasnya.
Untuk itu, Rasamala meminta kepada semua pihak agar tidak lagi mengaitkan nama Ferdy Sambo dan keluarga dengan Annar, apalagi dikaitkan dengan perkara uang palsu.
"Karena hal tersebut sangat merugikan dan mencemarkan nama baik klien kami Bapak Ferdy Sambo dan keluarga," tuturnya.
Lebih lanjut, Rasamala pun menyebut pihaknya membuat somasi terbuka terhadap siapa pun yang menyeret nama Ferdy Sambo dalam kasus sindikat uang palsu.
“Apabila masih terdapat pihak-pihak yang mengaitkan termasuk tetapi tidak terbatas pada media online maupun media cetak nama klien kami bapak Ferdy Sambo dan keluarga dengan perkara uang palsu dan atau perkara lain, yang mana klien kami Bapak Ferdy Sambo dan keluarga tidak pernah terlibat, maka kami akan melakukan tuntutan hukum, baik secara pidana maupun secara perdata,” kata Rasamala.
“Kami kasih waktu 1x24 Jam untuk media terkait yang menyebarkan hoax tersebut untuk menurunkan (take down) berita hoax tersebut, sebelum kami melakukan tuntutan hukum,” sambungnya.
Kronologi Dugaan Ferdy Sambo
Sebelumnya dikutip dari Bangkapos.com, kasus uang palsu di kampus UIN Alauddin Makassar menyeret nama Annar Salahuddin Sampetoding, sosok yang disebut-sebut masih kerabat Ferdy Sambo.
Nama Annar Salahuddin Sampetoding jadi sorotan setelah polisi menggelar konferensi pers pengungkapan kasus uang palsu di kampus UIN Alauddin, Makassar.
Dari sana, peran pengusaha berinisial ASS dalam kasus uang palsu terungkap.
Kapolda Sulsel, Irjen Pol Yudhiawan Wibisono menyebut peran ASS yakni membiayai pembelian bahan baku produksi.
Nama ASS mencuat dalam kasus peredaran uang palsu yang diproduksi dari dalam kampus Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar di Samata, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Menurut Yudhiawan, sebelum mesin pencetak uang palsu di Kampus UIN ditemukan, polisi lebih dahulu mendatangi rumah di Jl Sunu 3, Kota Makassar yang merupakan milik ASS.
"Kalau kita lihat dari TKP buat cetak uang palsu, jadi di rumah saudara ASS Jl Sunu, Kota Makassar. Kemudian juga ada di Jl Yasin Limpo (UINAM), Gowa," kata Irjen Pol Yudhiawan, Kamis (19/12/2023).
Lebih lanjut dijelaskan Yudhi, mulanya produksi uang palsu tersebut berlangsung di rumah ASS, di Jl Sunu 3, Kota Makassar.
Namun, karena jumlah uang yang akan dicetak membutuhkan mesin dengan kapasitas lebih besar, akhirnya dipindahkan ke UIN.
"Awal pertama ditemukan di Jl Sunu Makassar, karena sudah mulai membutuhkan jumlah yang lebih besar maka mereka membutuhkan alat yang lebih besar. Jadi, tadinya menggunakan alat kecil," sebutnya.
Alat yang ditemukan dalam Perpustakaan UIN Alauddin, kata Yudhi, dibeli seharga Rp 600 juta.
Mesin cetak uang palsu yang diperkirakan berbobot dua ton itu, didatangkan langsung dari China lewat Surabaya.
"Alat besar itu senilai Rp 600 juta dibeli di Surabaya namun dipesan dari Cina. Alat itu dimasukkan salah satu tersangka inisial AI ke dalam salah satu kampus di Gowa," bebernya.
Lebih lanjut Yudhi memaparkan, dalam kasus itu, ada tiga sosok yang mempunyai peran sentral. Salah satunya ASS.
"Jadi mereka dibelakang 17 orang ini, perannya berbeda, tapi peran sentranya ada dari saudara AI kemudian juga saudara S, ada juga saudara ASS, ada juga yang DPO," jelas Yudhi.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kubu Ferdy Sambo Bantah Terlibat Kasus Uang Palsu di UIN Makassar, Klaim Tak Kenal Annar Sampetoding
| Dilimpahkan ke Kejari Gowa, Annar Salahuddin Sampetoding: Jangan Sebut Saya Otak Uang Palsu |
|
|---|
| Donatur dan Otak Kasus Uang Palsu di UIN Alauddin, Annar Sampetoding Teranjam Penjara 15 Tahun |
|
|---|
| Uang Palsu Pabrikan UIN Alauddin Dibikin 19 Tahapan Agar Mirip Asli, BI Sebut Kualitas Rendah |
|
|---|
| Jejak Usaha Annar Sampetoding Tersangka Sindikat Uang Palsu, Keluarga Pendiri PT Antam |
|
|---|
| Bank Indonesia: Uang Palsu Keluaran UIN Berkualitas Sangat Rendah, Mudah Diidentifikasi dengan 3D |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/toraja/foto/bank/originals/14032023_Ferdy_Sambo_Hukum_mati.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.