Pilpres Amerika Serikat 2024

Pilpres AS 2024: Trump dan Harris Unggul di Basis Partai, Tunggu Hasil di Negara Bagian Kunci

Jika Harris memenangkan pemilu ini, ia akan mencetak sejarah sebagai wanita pertama, sekaligus wanita kulit hitam dan keturunan Asia Selatan...

Penulis: Redaksi | Editor: Donny Yosua
IST
Calon Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Kamala Harris. 

Mengutip dari The Associated Press, Trump berhasil meraih suara di Florida, negara bagian yang sebelumnya swing namun kini lebih condong ke Republik.

Dia juga unggul di negara bagian yang menjadi basis kuat Partai Republik, seperti Kentucky, Tennessee, dan Indiana.

Di sisi lain, Harris meraih kemenangan di negara bagian yang secara tradisional mendukung Demokrat, seperti Vermont, Massachusetts, dan Maryland.

 

Baca juga: Pilpres AS 2024 Digelar Hari Ini, Berapa Gaji dan Tunjangan Presiden Amerika Serikat?

 

Survei AP VoteCast mengungkapkan bahwa banyak pemilih Harris merasa tergerak oleh kekhawatiran akan masa depan demokrasi di AS.

Retorika Harris yang menyoroti ancaman otoritarianisme dari Trump tampaknya menarik perhatian pemilih.

Sementara itu, pendukung Trump terfokus pada isu-isu seperti imigrasi dan inflasi, yang menjadi tema utama dalam kampanyenya.

 

Baca juga: Sekjen PBB Sebut Hasil Pilpres AS Bakal Punya Dampak Global

 

Secara umum, pemungutan suara di AS berjalan lancar, meskipun terdapat beberapa gangguan, seperti antrean panjang dan kendala teknis.

Di Fulton County, Georgia, ancaman bom sempat mengganggu aktivitas di 32 tempat pemungutan suara dan menyebabkan evakuasi singkat di lima lokasi.

Namun, ancaman tersebut dinyatakan tidak kredibel, dan waktu pemungutan suara di area tersebut diperpanjang.

 

Baca juga: Pakar Politik Prediksi Kamala Harris Bakal Menang Pilpres AS 2024

 

Jika Harris memenangkan pemilu ini, ia akan mencetak sejarah sebagai wanita pertama, sekaligus wanita kulit hitam dan keturunan Asia Selatan pertama, yang menjadi presiden AS.

Sementara Trump, yang kini berusia 78 tahun, berpotensi menjadi presiden tertua yang terpilih kembali dan presiden pertama dalam 132 tahun terakhir yang kembali menjabat setelah sebelumnya kalah dalam pemilu.

(*)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved