Perang Israel vs Palestina
Strategi Israel dalam Menangkap dan Menghabisi Yahya Sinwar
IDF menyatakan bahwa operasi di selatan Gaza baru-baru ini membatasi mobilitas Sinwar dan menekan keberadaannya.
Penulis: Redaksi | Editor: Donny Yosua
TRIBUNTORAJA.COM, TEL AVIV - Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, terbunuh oleh tentara Israel pada Rabu (16/10/2024), menandai akhir dari perburuan yang berlangsung selama satu tahun. Sinwar, yang berusia 61 tahun, dianggap sebagai arsitek serangan 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera 250 orang di Israel.
Setelah serangan itu, Sinwar menghilang di Gaza dan Israel telah mengerahkan seluruh sumber dayanya untuk memburunya, termasuk tim intelijen, unit operasi khusus, dan insinyur militer. Namun, dia akhirnya terbunuh oleh pasukan reguler saat melakukan patroli rutin.
Menurut laporan dari The New York Times, Israel sebelumnya melakukan berbagai upaya untuk menemukan Sinwar.
Pada Januari lalu, para pejabat Israel dan Amerika Serikat mengira telah menemukan jejaknya di sebuah kompleks terowongan di Gaza.
Namun, Sinwar telah meninggalkan lokasi tersebut beberapa hari sebelum penggerebekan dilakukan, meninggalkan dokumen dan tumpukan uang tunai yang setara dengan Rp 15,4 miliar.
Sinwar dilaporkan sering bersembunyi di terowongan dengan pengawalnya dan para sandera yang dijadikan "perisai manusia."
Dia terbunuh dalam pertemuan tak terduga dengan patroli tentara Israel di daerah Tal al-Sultan, Rafah.
Saat patroli, tentara Israel mendeteksi tiga pria bersenjata dan melancarkan tembakan, yang berujung pada kematian ketiga pria tersebut.
Baca juga: Kronologi Tewasnya Pemimpin Hamas Yahya Sinwar oleh Tentara Israel
Sebelumnya, tidak ada indikasi luar biasa di lokasi kejadian, dan jenazah Sinwar diidentifikasi keesokan harinya saat dilakukan pemeriksaan.
Jenazahnya dievakuasi ke Israel setelah area dinyatakan aman.
Media Israel melaporkan bahwa Sinwar terbunuh secara kebetulan, bukan karena operasi intelijen yang terencana.
Dari lokasi kejadian, tentara menemukan uang tunai, senjata, dan identitas palsu.
Foto-foto yang beredar menunjukkan tubuh Sinwar dengan dua luka di kepala dan satu di kaki, tergeletak di antara reruntuhan.
Baca juga: Israel: Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar Kemungkinan Tewas di Gaza
Juru Bicara Tentara Israel, Daniel Hagari, menyatakan bahwa mereka tidak menyadari keberadaan Sinwar di lokasi tersebut dan bahwa mereka terus melakukan operasi.
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, menyatakan bahwa Sinwar tewas dalam keadaan terdesak dan melarikan diri, bukan sebagai seorang pemimpin.
Israel awalnya mengumumkan penyelidikan terhadap kematian Sinwar pada Kamis sore, dan setelah melakukan tes, mereka memastikan bahwa Sinwar telah "dieliminasi."
Meskipun Sinwar terbunuh, Israel menegaskan bahwa pertempuran di Gaza belum selesai.
Netanyahu mengonfirmasi bahwa meskipun mereka telah "menyelesaikan masalah" dengan kematian Sinwar, perang akan berlanjut, terutama untuk menyelamatkan 101 sandera yang masih ditahan oleh Hamas.
Baca juga: Mayat Korban Serangan Israel di Gaza Mulai Dimangsa Anjing Liar
Selama lebih dari setahun, Sinwar telah bersembunyi, dan Israel meningkatkan tekanan dengan menargetkan infrastruktur yang digunakan Hamas.
IDF menyatakan bahwa operasi di selatan Gaza baru-baru ini membatasi mobilitas Sinwar dan menekan keberadaannya.
Kematian Sinwar merupakan langkah penting bagi Israel, namun konflik di Gaza tetap berlanjut, dengan harapan keluarga sandera bahwa gencatan senjata dapat dicapai untuk membawa mereka pulang.
(*)
Hampir Setengah Juta Penduduk Gaza Terancam Mati Kelaparan |
![]() |
---|
Pemulihan Gaza Butuh 350 Tahun Akibat Blokade Israel, Menurut PBB |
![]() |
---|
Kronologi Tewasnya Pemimpin Hamas Yahya Sinwar oleh Tentara Israel |
![]() |
---|
Israel: Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar Kemungkinan Tewas di Gaza |
![]() |
---|
Mayat Korban Serangan Israel di Gaza Mulai Dimangsa Anjing Liar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.