Saat Babi 'Langka' dari Pesta Adat Toraja, Efek Harga Mahal

Masyarakat Toraja lebih memilih menyerahkan uang saat menghadiri acara Rambu Solo', sesuai dengan harga satu ekor babi.

Penulis: Freedy Samuel Tuerah | Editor: Apriani Landa
ist
Ilustrasi babi 

TRIBUNTORAJA.COM - Harga babi ternak di Toraja, Utama di Toraja Utara, makin melambung. Harganya bisa mencapai Rp 40 juta per ekor.

Selain itu, stok babi ternak di Toraja juga makin berkurang. 

Berkurangnya stok babi ini dikarenakan dampak dari wabah penyakit ASF (African Swine Fever) atau demam babi afrika pada tahun 2023 dan hampir merata di daratan Sulawesi, utamanya di Toraja.

Ribuan babi ternak milik warga mati karena penyakit ini.

Sementara, di Toraja, babi merupakan hewan yang sering dijadikan "persembahan" pada acara adat. Bahkan, babi salah satu yang wajib dibawa saat acara Rambu Tuka (acaa syukuran) Mangrara Banua atau meresmikan Tongkonan, rumah adat Toraja.

Babi yang dibawa pun bukan yang biasa, tapi babi tambun dengan berat di atas 100 kilogram. 

Pada acara Rambu Solo (acara pemakaman) pun, biasanya rumpun keluarga dan tamu akan datang dan mempersembahkan babi ataupun kerbau.

Namun kini, dalam sebulan terakhir ini, di beberapa acara Rambu Solo kurang ditemukan tamu datang membawa babi.

Seperti yang diutarakan Sabar, warga Tikala. Pekan lalu, ia menghadiri Rambu Solo kerabatnya di daerah La'bo, Toraja Utara.

"Ada dua acara Rambu Solo yang saya datangi, dan tidak babi yang dipotong. Hanya ada kerbau," katanya.

"Babi sekarang mahal sekali, jadinya kami berikan uang sebagai pengganti, istilahnya babi putih," tambahnya.

Kepala Dinas (Kadis) Pertanian Toraja Utara, Lukas Datu Pasarai, mengakui berkurangnya stok babi ternak di Toraja karena ASF.

"Memang salah satunya penyebab karena ASF yang masuk di Toraja membuat stok babi ternak berkurang, efeknya harga babi meninggi," ucapnya.

Hal ini membuat masyarakat Toraja lebih memilih menyerahkan uang saat menghadiri acara Rambu Solo', sesuai dengan harga satu ekor babi.

Karena hal it pula kini lebih dikenal dengan istilah "Babi Putih" alias uang pengganti harga babi yang dimasukan ke dalam amplop.
(*)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved