Presiden Prancis Serukan Penghentian Pengiriman Senjata ke Israel

Pernyataan ini diungkapkan saat Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Noel Barrot, tengah melakukan kunjungan empat hari ke Timur Tengah, yang akan...

Penulis: Redaksi | Editor: Donny Yosua
Christophe Ena/EPA
Presiden Perancis, Emmanuel Macron. 

TRIBUNTORAJA.COM, PARIS – Presiden Prancis, Emmanuel Macron, pada Sabtu (5/10/2024), menyerukan penghentian pengiriman senjata yang digunakan dalam konflik Gaza sebagai bagian dari upaya mencari solusi politik yang lebih luas.

Menurut laporan tahunan Kementerian Pertahanan Prancis, Prancis bukan pemasok senjata utama untuk Israel. Pada tahun lalu, Prancis hanya mengirimkan peralatan militer senilai 30 juta euro (sekitar Rp528 miliar) ke Israel.

"Saya rasa prioritas kita saat ini adalah kembali ke solusi politik, dan menghentikan penggunaan senjata yang berperang di Gaza. Prancis tidak mengirimkan apa pun," ujar Macron dalam wawancara dengan radio France Inter, dikutip oleh Straits Times.

 

 

"Rakyat Lebanon tidak boleh menjadi korban berikutnya. Lebanon tidak boleh berubah menjadi Gaza kedua," tambahnya.

Pernyataan ini diungkapkan saat Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Noel Barrot, tengah melakukan kunjungan empat hari ke Timur Tengah, yang akan berakhir di Israel pada Senin mendatang. Paris berupaya menghidupkan kembali diplomasi di kawasan tersebut.

Meskipun ada seruan internasional untuk gencatan senjata, negara-negara Barat terus memberikan dukungan politik dan militer kepada Israel. Hal ini tetap dilakukan meskipun agresi Israel di Gaza, yang dianggap sebagai genosida oleh beberapa pihak, terus berlanjut.

 

Baca juga: Perang Saudara Jadi Ancaman Baru Israel di Tengah Pertempuran Gaza dan Lebanon

 

Negara-negara seperti Amerika Serikat (AS), Inggris, Jerman, Prancis, dan Italia secara terbuka mendukung "hak Israel untuk membela diri," terutama setelah serangan yang dilakukan oleh kelompok Hamas pada 7 Oktober 2023. AS dan Inggris, khususnya, terus berkomitmen membantu Israel dengan berbagai cara.

Pada 18 Oktober, AS menggunakan hak veto di Dewan Keamanan PBB ketika dunia menyerukan adanya "jeda kemanusiaan" di Gaza untuk memungkinkan pengiriman bantuan. Beberapa resolusi lain juga gagal karena veto ini.

Sementara negara-negara Barat mendukung Israel, mereka tidak secara tegas mengecam serangan yang dilancarkan terhadap Gaza dan enggan mendorong gencatan senjata dalam jangka waktu yang lama.

 

Baca juga: Pemimpin Tertinggi Iran Janji Terus Memerangi Israel Pasca Serangan yang Menewaskan Hassan Nasrallah

 

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved