Mengenal Tongkonan Karuaya di Sangalla, Asal Ikrar Toraja 'Misa Kada Dipotuo Pantan Kada Dipomate'
Tongkonan Karuaya adalah salah satu kampung adat yang terletak di Kecamatan Sangalla Utara, Tana Toraja, Sulawesi Selatan.
Penulis: Yoram Mangapan | Editor: Apriani Landa
TRIBUNTORAJA.COM, MAKALE - Tongkonan Karuaya merupakan salah satu destinasi wisata budaya di Toraja.
Tongkonan Karuaya menyimpan sejarah perjalanan sosial masyarakat di sana.
Sekedar informasi, Tongkonan Karuaya adalah salah satu kampung adat yang terletak di Kecamatan Sangalla Utara, Tana Toraja, Sulawesi Selatan.
Tepatnya berada di Lembang Tumbang Datu, berada di bagian timur dari Makale, ibu kota Tana Toraja.
Dari Makale, ibukota Tana Toraja, tempat ini berjarak sekitar 12 km. Untuk sampai ke sana tidak sulit, apalagi jalanan ke sana sudah beraspal.
Memasuki kawasan Tongkonan milik rumpun keluarga Ne' Karapuak rumpun keluarga Ne' Dada ini, pengunjung tidak hanya diigusuhkan bangunan rumah adat dan alang atau lumbung, tapi juga wisatawan bisa lebih mengenal tentang adat istiadat dan budaya Toraja yang unik.
Dalam kawasan Tongkonann Karuaya terdapat tiga unit Tongkonan atau rumah adat Tpraja dengan jajaran tanduk kerbau. Rumah adat ini diperkirakan telah berumur ribuan tahun.
Atapnya masih alami, dari bambu yang disusun sedemikian rupa. Pakis atau orang Toraja sebutnya Pune telah tumbuh subuh di atas atap.
Yang berbeda dari Tongkonan Karuaya ini adalah terdapat beberapa tengkorak kepala manusia yang ditempatkan di bagian depan atas Tongkonan.
Belum diketahui tengkorak tersebut milik siapa.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribun Toraja, Tongkonan Karuaya sudah ada sejak 1.680an, setelah perang antar kelompok adat di Tana Toraja.
Untuk meredam hal itu, para pemimpin adat dari semua wilayah adat di Tana Toraja berkumpul dan membentuk kelompok bernama "To Pada Tindo".
Mereka mengadakan pertemuan rahasia dan kemudian memunculkan ikrar atau Basse Kasalle yang berbunyi "Misa Kada Dipotuo Pantan Kada Dipomate" atau bersatu kita hidup, bercerai kita mati".
"Iya, itu ikrar dan semboyan masyarakat adat Toraja dari hasil musyawarah To Pada Tindo di Pata' Padang (Tongkonan Karuaya) Tumbang Datu," kata salah satu tokoh adat setempat, Yohanis Pirrik Pakendek, kepada Tribun Toraja.
Dengan ikrar itu, peperangan pun bisa diredam.
Dua orang tokoh dari anggota To Pada Tindo adalah Marabiang dan Tumbang Datu, keduanya adalah pendiri Kampong Bebo’ dan Tumbang Datu, lokasi di mana Tongkonan Karuaya berada.
Dan, semboyan "Misa Kada Dipotuo Pantan Kada Dipomate" masih melekat di tengah masyarakat Toraja di manapun berada sampai saat ini.
Prakiraan Cuaca di Tana Toraja Rabu 17 September 2025: Siang Cerah, Malam Berawan |
![]() |
---|
Hanya Tamatan SMA, 2 Guru SDN 3 Mappak Hilang dari Dapodik. Padahal Pendiri Sekolah |
![]() |
---|
Kronologi Tunjangan 3 Guru SDN 3 Mappak Tana Toraja 6 Bulan Tidak Terbayarkan, Total Rp 54 Juta |
![]() |
---|
DPRD Tana Toraja Gelar RDP soal Permasalahan Guru Honorer SDN 3 Mappak |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca di Tana Toraja Selasa 16 September 2025: Waspada Hujan Deras di Gandasil |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.