Hari Ini dalam Sejarah

Hari Ini dalam Sejarah: Hari Layang-layang Internasional 14 Januari

Hari Layang-layang Internasional memperingati transisi dari musim dingin ke musim panas, serta panen tanaman musim dingin yang akan datang.

Penulis: Redaksi | Editor: Donny Yosua
Tribun Toraja
ILUSTRASI - Festival Layang-layang di Bandara Udara Pongtiku Rantetayo, Tana Toraja, Sabtu (11/2/2023) lalu. 

TRIBUNTORAJA.COM - Hari Layang-layang Internasional diperingati pada 14 Januari setiap tahun.

Biasanya peringatan Hari Layang-layang Internasional ini dirayakan dengan festival layang-layang internasional.

Festival Layang-layang Internasional 2024 akan dilaksanakan di Gujarat India.

 

 

Dikutip dari National Today, Hari Layang-layang Internasional memperingati transisi dari musim dingin ke musim panas, serta panen tanaman musim dingin yang akan datang.

Layang-layang yang dikaitkan dengan perayaan melambangkan roh para dewa yang terbangun dari tidur musim dingin mereka.

Dalam bahasa Hindi, festival ini dikenal dengan nama Uttarayan, sedangkan di daerah lain di India dikenal dengan nama Makar Sankranti.

 

Baca juga: 110 Layang-Layang Diterbangkan di Toraja, Ini Sejarahnya di Indonesia dan Toraja

 

Secara umum, layang-layang sederhana terbuat dari kertas warna-warni yang ringan dengan rangka bambu.

Garis layang-layang sering kali dilapisi dengan campuran beras dan pecahan kaca untuk membantu 'pertarungan layang-layang'.

Festival Layang-layang Internasional ini pertama kali diadakan pada 14 Januari 1989.

 

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Hari Tritura 10 Januari

 

Dalam penyelenggaraan Festival Layang-layang Internasional, penerbang layang-layang akan berusaha memotong tali layang-layang penerbang layang-layang lainnya.

Saat festival ini berlangsung, langit akan dipenuhi layang-layang dan bahkan biasanya ada akrobat.

Kemudian pada malam hari, layang-layang bercahaya yang dikenal sebagai 'tukkal' akan memeriahkan langit ditambah dengan pesta kembang api.

 

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Mengenang Tragedi Tsunami Aceh 26 Desember 2004

 

Berdasarkan penelitian Wolfgang, seorang penggemar dan ahli layang-layang kelas dunia dari Jerman menyatakan bahwa Kagati Korope adalah layang-layang pertama di dunia.

Layang-layang ini diperkirakan berusianya sekitar 4.000 tahun.

Kaghati Kolope adalah layang-layang tradisional yang terbuat dari daun.

 

Baca juga: Sejarah dan Perkembangan Jamu di Indonesia Hingga Jadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO

 

Layang-layang berasal dari Pulau Muna di Sulawesi Tenggara.

Pada 1997, pesona dan keindahan layang-layang dari tenggara Sulawesi ini muncul pada Festival Layang-layang Internasional yang diadakan di Prancis.

Bahkan, menjadi perbincangan hangat para pecinta layang-layang.

(*)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved