Perang Israel Palestina

Militer Israel Beri Peringatan ke Netanyahu, Tepi Barat di Ambang Ledakan Intifada 3

Meningkatnya kekerasan di Tepi Barat memicu munculnya front peperangan baru yang harus dihadapi Israel dengan intensitas tinggi.

Editor: Imam Wahyudi
tribunnews
Seorang tentara Israel menyandarkan kepalanya di laras senapan howitzer artileri gerak sendiri ketika tentara Israel mengambil posisi di dekat perbatasan dengan Gaza di Israel selatan pada 9 Oktober 2023.(JACK GUEZ / AFP) 

TRIBUNTORAJA.COM - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mendapat peringatan dari Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Herzi Halevy. 

Herzi menigngatkan bahwa Tepi Barat berada di ambang ledakan dan mungkin saja berakhir dengan pecahnya Intifada ketiga.

Media Israel, Channel 12 Israel, mengatakan, pada Selasa (9/1/2024), petinggi militer Israel secara khusus memperingatkan ledakan di Tepi Barat.

Meningkatnya kekerasan di Tepi Barat memicu munculnya front peperangan baru yang harus dihadapi Israel dengan intensitas tinggi.

Alasan lainnya, karena Israel menahan ratusan juta dolar pendapatan pajak milik Otoritas Palestina dan menolak mengizinkan sekitar 150.000 pekerja Palestina kembali bekerja di Israel.

"Tepi Barat berada di ambang ledakan Intifada ketiga dan komprehensif karena memburuknya kondisi ekonomi dan pencegahan pekerja untuk bekerja di Israel," kata pejabat senior di lembaga militer Israel.

Intifada adalah pemberontakan Palestina, yang pertama pada 1987-1993 dan yang kedua di tahun 2000-2005.

Ancaman perang baru di Tepi Barat ini juga dipicu oleh peningkatan serangan Israel di kota-kota di Tepi Barat yang diduduki.

Channel 12 Israel mengatakan, operasi militer yang intensif dan tingginya frekuensi serangan, penggerebekan dan penangkapan terhadap warga Palestina di Tepi Barat dapat memicu pertempuran baru.

Laporan tersebut menyebutkan, anggota kabinet perang lainnya, Menteri Pertahanan Yoav Galant, dan Menteri Benny Gantz, juga diperingatkan tentang kemungkinan kerusuhan besar di Tepi Barat.

Pasukan Israel meningkatkan serangan di Tepi Barat, termasuk membuldoser rumah dan fasilitas umum di sana, serta menembaki warga Palestina, termasuk anak-anak di Tepi Barat.

Kekerasan meluas di Tepi Barat setelah Israel melakukan penggerebekan besar-besaran untuk membungkam aksi faksi-faksi perlawanan Palestina di sana, yang mendukung Operasi Badai Al-Aqsa oleh Hamas di Jalur Gaza.

Bentrokan antara faksi-faksi perlawanan Palestina dan pasukan Israel menewaskan ratusan warga Palestina.

Tercatat 340 kematian warga Palestina di Tepi Barat hingga Selasa (9/1/2023).

Israel juga menangkap lebih dari 4.910 warga Palestina, terhitung sejak penggerebekan yang dimulai pada Oktober 2023 hingga hari ini, Selasa (9/1/2024).(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved