Perang Israel Lebanon

Israel Khawatir, Ribuan Roket Hizbullah Akan Hantam Tel Aviv Tiap Hari

Angka ini sudah dikurangi dengan kemungkinan roket Hizbullah yang akan jatuh di area terbuka serta intersepsi yang berhasil dilakukan oleh 'Iron Dome'

Editor: Imam Wahyudi
tribunnews
Saleh al-Arouri, wakil kepala biro politik Hamas yang dibunuh Israel lewat serangan rudal yang ditembakkan dari jet tempur. Rudal ini memiliki bobot 100 kg. (BBC) 

TRIBUNTORAJA.COM - KodKod Group, menerbitkan laporan di saluran Telegram yang mengutip pernyataan Badan Keamanan Israel tentang rincian skenario yang terjadi jika perang antara tentara Israel (IDF) melawan milisi Hizbullah Lebanon pecah.

Laporan itu menggambarkan kalau ancaman Hizbullah bukan sekadar isapan jempol. Badan Keamanan Israel mengungkapkan kalau ribuan roket akan menghantam Tel Aviv setiap hari jika perang melawan milisi Lebanon kembali pecah.

"Badan Keamanan Israel memperingatkan, setelah mengevaluasi situasi di garis depan milisi Perlawanan Lebanon, bahwa "dalam perang berikutnya di Utara" akan ada "6.000 roket di hari-hari pertama ke wilayah Israel," tulis laporan tersebut mengutip hasil assessment dampak jika terjadi perang.

"Menurut skenario, dalam satu hari pertempuran, Israel harus menghadapi penembakan ribuan roket, dan pada hari-hari pertama pertempuran perang, sekitar 6.000 roket akan ditembakkan ke Israel," tambah laporan tersebut.

Laporan tersebut, sebagaimana diterbitkan, kemudian mencatat kalau nantinya, seiring dengan meluasnya perang selama beberapa hari, jumlahnya serangan roket akan berkurang secara bertahap "hingga mencapai sekitar "2.000-1.500 roket sehari."

Laporan tersebut menekankan kalau apa yang diprediksi oleh para ahli keamanan Israel adalah setiap hari, "Israel" akan menghadapi sekitar "1.500 serangan", yang dianggap "efektif", di wilayah Israel.

Angka ini sudah dikurangi dengan kemungkinan roket Hizbullah yang akan jatuh di area terbuka serta intersepsi yang berhasil dilakukan oleh 'Iron Dome'.

Soal Iron Dome, para ahli Israel mengkritik sistem pertahanan udara Israel dengan mengatakan Iron Dome tak lagi secermat dan sepresisi dulu dalam melakukan pencegatan rudal dan roket musuh.

"Dengan segala hormat kepada mereka dan operatornya (Iron Dome), sangat kecil kemungkinannya bahwa mereka akan mampu menunjukkan tingkat intersepsi yang tinggi seperti yang biasa kita lakukan di masa lalu dalam rangkaian pertempuran di Selatan," tulis laporan tersebut.

Publikasi laporan ini menyusul pidato Sekretaris Jenderal Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah, Rabu (3/1/2024), pada peringatan empat tahun syahidnya dua komandan, Qasem Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis, serta rekan-rekan mereka.

Sayyid Nasrallah memperingatkan perang berikutnya melawan Israel akan sangat brutal dan sengit.

"Jika pasukan pendudukan Israel meluncurkan perang terhadap Lebanon, kami tidak akan mempunyai batasan, tidak ada pembatasan, tidak ada aturan keterlibatan, atau batasan,” katanya.

Nasrallah juga mewanti-wanti, memerangi Hizbullah akan menghabiskan banyak dana oleh musuh mereka.

“Siapapun yang berpikir untuk berperang dengan kami, akan menyesali tindakan seperti itu. Perang melawan kami akan memakan biaya yang sangat besar," kata dia.

Pidato tersebut meninggalkan dampak besar pada front internal di Israel. Media-media Israel juga mengulas segala keseriusan ancaman Hizbullah yang terkandung di dalam pidato Nasrallah tersebut.

Sumber: Bolanews.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved