Camat Rantepao Mengundurkan Diri

Senin Pagi, Jeniaty Rike Ekawaty Tidak Terlihat di Kantor Kecamatan Rantepao

Seorang pegawai mengaku tidak mengetahui alasan Jeny tidak masuk kantor. Ia mengatakan Ibu Camat sudah tidak masuk sejak Jumat pekan lalu.

Penulis: Freedy Samuel Tuerah | Editor: Apriani Landa
TribunToraja/Freedy Samuel
Kantor Kecamatan Rantepao di komp Alun-Alun Rantepao, Toraja Utara, saat diabadikan Kamis (14/12/2023). Camat Rantepao, Jeniaty Rike Ekawaty ST MM, tidak masuk kantor hari ini, Senin (18/12/2023). 

TRIBUNTORAJA.COM, RANTEPAO - Pasca mengajukan pengunduran dirinya sebagai Camat Rantepao, Jeniaty Rike Ekawaty ST MM tidak lagi nampak masuk kantor.

Ia menuliskan surat pengunduran dirinya per tanggal 13 Desember 2023, lengkap dengan materai Rp 10.000.

Kamis pagi, 14 Desember 2023, ia masih terlihat berada di Kantor Kecamatan Rantepao di komp Alun-alun Rantepao. Ia mengenakan baju pokko (baju khas Toraja) warna merah dipadukan dengan rok hitam.

Sejak Jumat, 15 Desember 2023, ia sudah tidak terlihat masuk kantor. Pun hari ini, Senin (18/12/2023).

Pantauan Tribun Toraja, pukul 09.30 Wita, suasana di Kantor Kecamatan Rantepao berjalan seperti biasanya. Pegawai lain langsung melanjutkan tugasnya pasca mengikuti apel gabungan di Lapangan Bakti.

Namun, Jeny tidak nampak. Rungannya kosong.

Seorang pegawai mengaku tidak mengetahui alasan Jeny tidak masuk kantor. Ia mengatakan Ibu Camat sudah tidak masuk sejak Jumat pekan lalu.

"Kurang tahu apakah ijin atau ada hal lain, belum ada kabarnya," katanya kepada Tribun Toraja.

Tribun Toraja mencoba mengkonfirmasi kepada Camat Rantepao namun belum tanggapan.

Ditemui terpisah, Kepala Dinas Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Toraja Utara, Dra Cornelia Untung Seru Mpd, mengatakan dirinya belum menerima surat pemberitahuan pengunduran diri Camat Rantepao.

"Belum ada masuk. Mungkin jika ada, langsung diserahkan kepada Bupati Toraja Utara, Yohanis Bassang," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, Jeny membuat surat pengunduran diri Rabu (13/12/2023).

Beredar informasi bahwa Jeny sakit hati karena dipermalukan di depan umum oleh Ombas.

Kejadiannya saat apel gabungan di Lapangan Bakti, Senin (11/12/2023) lalu.

Ombas diduga marah-marah kepada Jeny, bahkan mengusirnya dari panggung podium.

Berikut bunyi penggalan isi surat pengunduran di Jeniaty Rike Ekawaty:

“Dengan ini menyatakan mengundurkan diri dari jabatan sebagai Camat Rantepao. Adapun alasan pengunduran diri saya dikarenakan prinsip hidup serta saya sudah tidak merasa nyaman dengan kondisi kerja saya saat ini, yang dimana saya sudah berusaha untuk totalitas dalam bekerja selama ini.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan kesadaran penuh tanpa adanya paksaan dari pihak manapun."

Informasi diperoleh tribuntoraja.com dari seorang ASN Pemkab Toraja Utara menyebutkan bahwa Jeniaty mengundurkan diri sebagai Camat Rantepao karena dipermalukan oleh Ombas-sapaan Yohanis Bassang, saat Apel Gabungan di Lapangan Bakti, Rantepao, Senin (11/12/2023).

"Setahu saya karena Camat Rantepao merasa dipermalukan saat apel," ucapnya ASN yang minta namanya dirahasiakan saat dihubungi via telepon.

"Itu Lapangan Bakti kan masih masuk wilayah Ba'lele. Nah, wilayah Ba'lele' itu kampungnya Bu Camat. Jadi dia merasa telah dipermalukan di kampungnya sendiri. Tadi saya lihat ramai komentar di media sosial, warga Ba'lele tidak terima Camat Rantepao dihina oleh bupati," tuturnya.

Salah satu Kepala Seksi di jajaran Pemkab Toraja Utara berinisia JG mengatakan bahwa Ombas marah-marah ke Camat Rantepao diduga karena persoalan payung.

"Kemungkinan perkara saat apel gabungan, dimana Camat Rantepao tersinggung dengan perkataan Bupati Toraja Utara, Yohannis Bassang," ucapnya saat ditemui di ruangannya, Kamis (14/12/2023) sore.

Ia menjabarkan bahwa di tengah-tengah apel gabungan, Bupati Toraja Utara meminta penjelasan tentang progres penjualan payung untuk Natal Pemkab Toraja Utara.

Sebelumnya memang ASN disarankan untuk membeli payung demi pendanaan perayaan Natal Pemda Toraja Utara. Payung tersebut dijual Rp 100 ribu per buah.

"Saat itu, Pak Bupati mempertanyakan sudah sampai mana progress penjualan payung tersebut," katanya.

Camat Rantepao lalu mendatangi Bupati di samping podium dengan maksud ingin menjelaskan mengenai hal tersebut.

Disitulah Ombas-sapaan Yohanis Bassang, diduga marah-marah dan mengusir Camat Rantepao. Tidak hanya itu, diduga Ombas sempat berkata kasar ke Camat Rantepao.

"Tapi saya dengar kabar katanya Pak Bupati tidak marah, hanya melarang Ibu Jeny mendekat karena podium dan sekitar podium itu sangat licin, banyak genangan air habis hujan," ucap JG.

Dikonfirmasi terpisah, Sekda Toraja Utara, Salvius Passang, mengaku sudah mendengar polemik Camat Rantepao tersebut.

Ia mengaku belum menerima surat pengunduran diri Jeny.

Ia mengatakan, persoalan itu mungkin karena terjadi miskomunikasi antar Bupati Toraja Utara dan Camat Rantepao.

"Mungkin miskomunikasi ji itu. Semoga ada jalan tengah," tutur alumni Unhas ini.

Ditemui terpisah, Kepala Dinas Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Toraja Utara, Dra Cornelia Untung Seru Mpd, mengatakan bahwa ia tidak mengetahui jika ada informasi mengenai adanya surat pemberitahuan diri Camat Rantepao.

"Belum ada masuk di sini, mungkin jika ada langsung diserahkan kepada Bupati Toraja Utara, Yohanis Bassang," jelasnya.

Ditemui di kantor Kecamatan Rantepao, Kamis (14/12/2023) siang, Jeny mengaku keputusannya untuk mundur sudah dipikirkan dengan matang.

Namun, ia belum ingin memberikan komentar terkait pengunduran dirinya itu.

"Itu sudah keputusan saya, biarlah saya tenangkan pikiran dulu," tuturnya.

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved