Agar Sambungan PDAM Tidak Diputus, Bayarlah Tagihan Tepat Waktu

Karena kalau menunggak dua hingga tiga bulan, menjadi beban. Artinya agak banyak pembayarannya

Penulis: Muhammad Rifki | Editor: Apriani Landa
TribunToraja/Rifki
Direktur PDAM Kabupaten Tana Toraja, Frans Mangguali 

TRIBUNTORAJA.COM, MAKALE - Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Tana Toraja, Frans Mangguali, mengimbau kepada setiap pelanggan untuk senantiasa melakukan pembayaran tepat waktu dan tidak menunggak agar aliran air tidak diputus.

“Bahwa yang pertama, bayarki airta tepat waktu. Dan kedua, janganki selalu menunggak. Karena kalau menunggak dua hingga tiga bulan, menjadi beban. Artinya agak banyak pembayarannya,” ujar Frans kepada Tribun Toraja saat ditemui di Kantor PDAM Kabupaten Tana Toraja, Jalan Buisun, Kelurahan Buntu Burake, Kecamatan Makale, Rabu (11/10/2023) siang.

Imbauan tersebut disampaikan merespons seorang karyawan developer perumahan di Kelurahan Tondon Mamullu, Kecamatan Makale, SL (32), yang menjadi korban pemukulan.

Diketahui, SL (32) dipukuli oleh AW (27) usai mendatangi rumah Mulyani, kerabat AW, untuk menagih tagihan PDAM yang menunggak empat bulan.

Meski bukan pegawai PDAM, SL ditugaskan oleh developer perumahan dan mengancam akan memutus aliran air Mulyani.

Tak terima akan hal tersebut, SL lalu dipukuli oleh AW, dengan sebilah besi hingga membuatnya mengalami pendarahan di kepala.

Kendati demikian, Frans menekankan, insiden ini sepenuhnya tidak ada sangkut pautnya dengan PDAM Kabupaten Tana Toraja. “PDAM tidak ada sangkut pautnya dengan persoalan yang terjadi,” ucapnya.

Sumber Mata Air Menyusut 70 Persen

Selama musim kemarau 2023, mata air yang digunakan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Tana Toraja mengalami penyusutan, bahkan sampai 70 persen.

PDAM Kabupaten Tana Toraja memiliki total 6 mata air yang terdiri dari mata air Buisun, Ulusalu, Saluallo, Randanan, Ga'sing, dan Malilling.

Frans mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih bisa mengakali suplai air ke pelanggan.

“Selama musim kemarau, banyak trik yang digunakan,” ucapnya.

“Termasuk kita antarkan air menggunakan mobil tangki dan water canon, seperti kemarin kerja sama dengan Polres Tana Toraja untuk warga di Tondon Mamullu. Selain itu, mereka yang bukan pelanggan PDAM dan butuh mobil water canon, ada yang datang ambil di sini,” beber Frans.

Frans menambahkan, pembayaran pelanggannya stabil selama musim kemarau.

Menurut Frans, pelanggan tak sepatutnya marah kepada PDAM akibat air mandek karena musim kemarau. Karena memang kondisi mata air menyusut di luar kontrol mereka.

“Tidak mungkin PDAM sebagai penjual itu menyimpan airnya. Kalau marah sama PDAM saya kira tidak perlu. Mari kita berdoa agar hujan turun," ucapnya.

“Kalau perlu, doa dzikir bagi yang Muslim dan bagi Kristen doa syafaat minta hujan. Kita bermohon kepada Tuhan, karena Tuhan yang punya hujan, bukan manusia,” pungkas Frans. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved