Benarkah Harga BBM Naik Besok 1 Oktober 2023?
Korporasi bergelut dengan bisnis BBM seperti Pertamina, Shell, BP AKR, dan Vivo akan melakukan perubahan harga mengikuti pergerakan harga minyak dunia
TRIBUNTORAJA.COM - Harga minyak mentah global merangkak naik beberapa bulan terakhir ini, termasuk sepanjang September 2023. Kenaikan ini memicu spekulasi harga bahan bakar minyak (BBM) di Tanah Air.
Harga BBM non subsudi berpotensi naik pada 1 Oktober 2023 besok, atau setidaknya di bulan Oktober nanti.
Apalagi, badan usaha yang bergelut dengan bisnis BBM seperti Pertamina, Shell, BP AKR, dan Vivo biasanya akan menyesuaikan harga BBM non subsidi setiap satu bulan.
Korporasi ini akan melakukan perubahan harga mengikuti pergerakan harga minyak dunia.
Harga minyak saat ini bertengger di atas level USD 90-an per barel dan terus bergerak naik. Minyak Brent berjangka untuk pengiriman November berada di posisi USD95,38 per barel.
Penjualan Brent berjangka untuk November berakhir kemarin, Jumat 29 September 2023.
Brent berjangka pengiriman Desember yaitu USD93,10 per barel.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun USD1,97 atau 2,1 persen menjadi USD91,71 per barel.
Direktur Eksekutif Reforminer Insitute, Komaidi Notonegoro, mengungkapkan harga minyak dunia adalah komponen terbesar dalam pembentukan dan mempengaruhi harga BBM.
Ia menyebutkan, komponen harga di harga minyak sekitar 55-60 persen bergantung pada kualitas minyak atau jenis bensin atau solar, bedanya jenis dan kualitas ada yang ringan dan berat.
Sementara 40 persen komponen distribusi dari biaya pengiriman, pengolahan di kilang sampai margin semua rantai bisnis, termasuk pajak-pajak baik PPN atau Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB).
"Artinya kalau 40 persen tetap ketika harga minyak naik yang 60 persen-nya naik ada kenaikan (di harga), ini akan menjadi bobot, karena lebih dari 50 persen otomatis naik, kalau ditahan agak berat kecuali yang naik hanya pajak mungkin pajak porsinya gak (tidak) terlalu besar, mungkin bisa ditahan. Tapi ketika yang naik porsinya 55-60 persen, saat bergerak naik, daya ungkintnya besar, jadi mau enggak mau disesuaikan," kata Komaidi di Jakarta, Jumat (29/9/2023) kemarin.
Tanggapan pengamat
Pengamat Ekonomi dari Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Abdul Muttalib, menilai, kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bakal memicu terjadinya inflasi.
“Kenaikan harga BBM akan menyebabkan inflasi karena biaya transportasi dan produksi barang dan jasa naik. Ini dapat mengurangi daya beli masyarakat dan mempengaruhi konsumsi domestik,” kata Abdul Muttalib, saat dihubungi Tribun-Timur.com, Sabtu (30/9/2023).
Lonjakan harga minyak mentah sebagai akibat dari pemangkasan produksi Arab Saudi dan Rusia, serta larangan ekspor bensin dan solar oleh Rusia, dinilai memiliki dampak ekonomi yang signifikan bagi Indonesia.
Abdul Muttalib memaparkan, Indonesia adalah salah satu negara produsen minyak, tetapi produksi minyak dalam negeri tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan domestik.
Oleh karena itu, kata dia, Indonesia masih mengimpor minyak mentah dan produk minyak.
“Kenaikan harga minyak akan meningkatkan biaya impor minyak, yang dapat menyebabkan defisit neraca perdagangan,” paparnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa jika harga minyak terus naik, pemerintah mungkin harus menaikkan harga BBM non-subsidi atau menanggung subsidi yang lebih besar untuk menjaga stabilitas harga.
Hal ini pun dinilai akan memengaruhi anggaran pemerintah, dan subsidi BBM dapat mengganggu alokasi dana untuk program-program lainnya.
Wakil Dekan 3 FEB Unismuh Makassar ini juga mengatakan bahwa, lenaikan harga minyak dapat mendorong investasi dalam energi terbarukan.
Seperti panel surya dan energi angin, karena biaya relatifnya menjadi lebih kompetitif dibandingkan dengan minyak.
“Ini bisa menjadi peluang untuk diversifikasi sumber energi dan mengurangi ketergantungan pada minyak,” katanya.
Lebih dari itu, industri yang sangat bergantung pada energi, seperti manufaktur dan transportasi juga dinilai dapat merasakan dampak langsung dari kenaikan harga minyak.
“Biaya produksi dapat meningkat, dan perusahaan mungkin harus menyesuaikan harga produk mereka, yang dapat mempengaruhi daya saing mereka di pasar global,” tambah Abdul Muttalib. (*)
| Pakar ITB Ingatkan Bahaya BBM Campur Etanol bagi Mesin Motor 2-Tak |
|
|---|
| Tangki Mobil Modifikasi Diduga Picu Kelangkaan BBM di Sulsel |
|
|---|
| Harga BBM Pertamina per 1 Oktober 2025, Pertamina Dex dan Dexlite Naik |
|
|---|
| Harga BBM Malaysia Turun, RON95 Lebih Murah dari Pertalite di Indonesia |
|
|---|
| Penyebab Solar di Sulsel Langka, Ternyata Dijual ke Kolaka |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/toraja/foto/bank/originals/30092023_BBM.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.