Virus Nipah

Mengenal Virus Nipah, Virus Baru yang Bikin Heboh Dunia

Warga dunia kini dihebohkan dengan kemunculan virus baru yang dinamai Virus Nipah

Penulis: Redaksi | Editor: Muh. Irham
AFP
Dalam foto yang diambil pada 12 September 2023 ini, petugas kesehatan yang mengenakan alat pelindung sedang memindahkan jenazah seseorang yang meninggal karena infeksi virus Nipah di sebuah rumah sakit swasta di Kozikode, di negara bagian Kerala, India. 

TRIBUNTORAJA.COM - Warga dunia kini dihebohkan dengan kemunculan virus baru yang dinamai Virus Nipah. Virus Nipah ini menjadi sorotan lantaran daya mematikannya cukup tinggi.

Baru-baru ini, dua orang warga negara bagian Kerala, India meninggal dunia karena terinfeksi virus NIpah.

Lantas apakah virus Nipah berpotensi picu wabah berupa epidemi hingga pandemi? 

Terkait hal ini, Ahli kesehatan masyarakat sekaligus epidemiolog Dicky Budiman beri tanggapan.

"Jadi virus Nipah, punya potensi menyebabkan wabah. Bahkan epidemi dan pandemi," ungkapnya pada Tribunnews, Minggu (17/9/2023). 

Potensi ini ada karena belum ada obat khusus dari infeksi virus Nipah. 

Selain itu juga belum ada vaksin sehingga sulit untuk dikendalikan. 

Namun memang, potensi untuk menyebar secara masif saat ini masih jauh. 

"Bahwa potensinya ini untuk menyebar saat ini tentu masih jauh. Namun situasi ini di daerah India semakin serius. Karena saat ini sudah ada dua orang meninggal, tiga terinfeksi, dan 800-an dikarantina di daerah tersebut," papar Dicky. 

Sebagai informasi, Virus Nipah atau NiV adalah virus zoonotik yang menular dari hewan ke manusia. 

Virus ini juga bisa menular lewat makanan dan kontak antar-manusia.

Inang alami virus Nipah adalah kelelawar buah yang berasal dari famili Pteropodidae.

Pada sebagian orang, virus tidak mengakibatkan gejala alias asimtomatik.

Namun pada sebagian orang, virus dapat menyebabkan penyakit pernapasan akut dan ensefalitis (radang otak) yang fatal.

Tingkat kematian akibat paparan virus Nipah bahkan mencapai 75 persen.

"Untuk diketahui virus Nipah ini kematiannya bisa 75 persen. Artinya tiga dari empat orang, bisa meninggal," pungkasnya.

Jika selama ini virus Corona sangat ditakutkan, ternyata ada virus lain yang tidak kalah mengerikan. Namanya virus Nipah. Sejak ditemukan beberapa tahun lalu, ratusan orang dikabarkan meninggal dunia akibat virus ini.

Menyebar dari Hewan ke Manusia 
 
Virus Nipah atau NiV merupakan virus yang menyebar antara hewan dan manusia. Penyakit ini menyebar terutama melalui kelelawar buah, namun juga bisa melalui babi dan hewan lain seperti kambing, kuda, anjing atau kucing.

Virus ini akan menular jika orang atau hewan melakukan kontak dengan cairan tubuh seperti darah, kotoran, kencing atau air liur dari hewan yang terinfeksi.

Kemudian orang yang memakan makanan yang telah terkontaminasi oleh hewan yang terinfeksi.

Orang yang melakukan kontak dekat dengan orang yang mengidap virus nipah, biasanya saat merawatnya.

Cara terbaik untuk menghindari virus nipah adalah dengan menghindari paparan terhadap hewan yang sakit (terutama kelelawar dan babi) di daerah yang memang tengah dijangkiti virus ini atau telah diketahui penularannya.

Perlu diingat, virus nipah bisa menyebar dari orang ke orang melalui cairan tubuh, sehingga Anda harus menghindari atau mengambil tindakan pencegahan ketika berada di dekat orang yang mengidap virus nipah.

Virus Nipah dapat menyebabkan gejala ringan hingga berat termasuk ensefalitis (infeksi otak) dan kematian. Tidak ada obat atau vaksin untuk mengobatinya. Untuk pengobatannya saat ini hanya dengan mengelola gejalanya saja.

Virus Nipah terjadi hampir setiap tahun di beberapa negara Asia, khususnya Bangladesh dan India. Namun virus ini pertama kali ditemukan pada tahun 1999 yang menyebabkan 100 kematian di Malaysia dan Singapura. 

Saat itu lebih dari 1 juta babi dimusnahkan. Sejak tahun 1999, terdapat sekitar 20 wabah tambahan.

Gejala awal virus nipah mungkin termasuk demam, sakit kepala, kesulitan bernapas, batuk dan sakit tenggorokan, diare, muntah, nyeri otot dan kelemahan parah.

Gejala biasanya dimulai dalam waktu 4 hingga 14 hari setelah terpapar virus. Biasanya orang akan mengalami demam atau sakit kepala terlebih dahulu dan kemudian mengalami masalah pernapasan seperti batuk dan kesulitan bernapas.

Dalam kasus yang parah, seseorang dapat mengalami infeksi otak (ensefalitis), yang dapat mengancam nyawa. 

Gejala parah lainnya meliputi kebingungan dan disorientasi, ucapan tidak jelas, kejang, koma, dan gangguan pernapasan.

Para peneliti tidak sepenuhnya yakin mengapa beberapa orang memiliki gejala yang parah dan yang lainnya memiliki gejala yang ringan. Beberapa orang yang terkena virus ini dilaporkan tidak menunjukkan gejala sama sekali.(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved