Pilpres 2024

Batal Dukung Ganjar Pranowo jadi Capres, PSI: Tegak Lurus Pada Jokowi

Dengan demikian, PSI menyatakan bahwa keputusan akhir mengenai dukungan kepada bakal capres 2024 dikembalikan kepada Dewan Pembina dan Dewan...

Penulis: Redaksi | Editor: Donny Yosua
WartaKota/Yulianto
Bakal calon presiden sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto beserta rombongan menyambangi Kantor DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Jalan Wahid Hasyim, Jakarta, Rabu (2/7/2023). Mereka disambut oleh sejumlah petinggi PSI, di antaranya Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie dan Ketua Umum DPP PSI Giring Ganesha. Prabowo Subianto menyebut memiliki kesamaan pandangan dalam konsep membangun bangsa dengan PSI. Warta Kota/YULIANTO 

TRIBUNTORAJA.COM, JAKARTA - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) resmi membatalkan dukungannya kepada bakal calon presiden (bacapres) dari PDI Perjuangan (PDIP), Ganjar Pranowo.

Keputusan itu diambil berdasarkan hasil Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) PSI di Tennis Indoor, Senayan, Jakarta, Selasa (22/8/2023) malam.

Pada kesempatan itu, awalnya Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie, bertanya kader PSI yang hadir mengenai arah dukungan mereka di Pilpres 2024.

 

 

Dalam pernyataannya, Grace menawarkan kepada para kader apakah PSI harus tetap komitmen pada keputusan Rembuk Rakyat atau tidak.

Adapun keputusan Rembuk Rakyat diambil PSI pada Oktober 2022 lalu.

Saat itu, PSI mendeklarasikan pasangan Ganjar Pranowo dan Yenny Wahid.

 

Baca juga: Batas Usia Capres-Cawapres Digugat, Partai Demokrat: Bisa Rusak Tatanan Hukum

 

"Banyak yang bertanya, arah PSI ini akan ke mana? Apakah kita akan kembali dengan opsi hasil Rembuk Rakyat? Apakah kita akan semakin mesra dengan yang baru? Atau kita akan memilih opsi ketiga: tetap melajang alias jomblo? Kalian pilih yang mana?" tanya Grace Natalie.

Menjawab pertanyaan Grace Natalie tersebut, para kader PSI lantas tampak kompak memilih opsi yang ketiga.

"Jomblo," jawab para kader PSI.

 

Baca juga: BERITA FOTO: Momen Presiden Jokowi Disambut Meriah di Tanzania Afrika

 

Selanjutnya, Grace kembali bertanya mengenai kesiapan PSI jika memang betul harus menjomblo di Pilpres 2024.

Grace pun akhirnya menyampaikan hasil muswayarah dengan 38 DPW PSI mengenai arah dukungan capres dan calon wakil presiden (cawapres) pilihan partainya.

Pertama, kata Grace, PSI akan kembali menyerap aspirasi rakyat untuk menentukan pilihan capres-cawapres mereka.

 

Baca juga: Soal Wacana Ganjar Pranowo-Anies Baswedan, PKS dan Demokrat Kompak Menolak

 

Yang pasti, kata dia, PSI akan tegak lurus kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

"Pertama, meminta kepada DPP PSI untuk kembali menyerap aspirasi dan keinginan rakyat terkait bacapres yang memiliki komitmen kerakyatan dan melanjutkan visi misi pembangunan Pak Jokowi," katanya.

"Kami meminta kepada DPP untuk 'ojo kesusu' dan terus mencermati dinamika politik yang berkembang, termasuk komitmen tegak lurus kepada Pak Jokowi agar dipegang teguh dalam keputusan yang menyangkut masa depan bangsa.”

 

Baca juga: Gugatan Batas Usia Capres-Cawapres Disebut Untungkan Gibran, PSI: Justru Kami Jagokan Dia di DKI 1

 

Kedua, PSI akan menentukan pilihan capres dengan mempertimbangkan faktor siapa cawapres yang akan mendampinginya.

Grace menyoroti proses judicial review (uji materi) di Mahkamah Konstitusi atau MK mengenai batas usia calon presiden dan wakil presiden yang sedang diajukan.

"Bila MK mengabulkan uji materi LBH PSI dan ada kandidat, anak muda berusia minimal 35 tahun yang memiliki kapasitas dan kapabilittas sebagai calon wakil presiden, maka selayaknya DPP PSI memberikan dukungan kepada kandidat calon wakil presiden tersebut," ujarnya.

 

Baca juga: Duet Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan Jadi Wacana Jelang Pilpres 2024, NasDem: Tak Masalah

 

Ketiga, dalam musyawarah DPW PSI se-Indonesia, terdapat perbedaan pendapat mengenai siapa yang layak didukung sebagai bakal capres 2024.

Dalam musyawarah, ada yang menginginkan Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, hingga tetap menjomblo saja.

Keempat, lanjut Grace, PSI menegaskan kembali bahwa kriteria utama dalam memilih capres dan cawapres adalah figur yang benar-benar bisa melanjutkan semua yang sudah dibangun dan dikerjakan oleh Presiden Jokowi.

 

Baca juga: PDIP Pilih Fokus Urus Ganjar Ketimbang Budiman

 

"Indonesia tidak boleh mundur ke belakang karena salah dalam memilih Presiden. Tidak ada pilihan lain selain maju bersama capres dan cawapres yang berkomitmen melanjutkan program Presiden Jokowi. Jokowisme dalam nilai dan tindakan," ucap dia, dikutip dari KompasTV.

Dengan demikian, PSI menyatakan bahwa keputusan akhir mengenai dukungan kepada bakal capres 2024 dikembalikan kepada Dewan Pembina dan Dewan Pimpinan Pusat PSI.

(*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved