Kekeringan Akibat Fenomena El Nino di Toraja Diprediksi Hingga Oktober 2023, Ini Himbauan BMKG

BMKG memprediksi, ancaman El Nino diperkirakan akan mencapai puncaknya pada bulan Agustus-September, bahkan Oktober di beberapa wilayah.

Penulis: Freedy Samuel Tuerah | Editor: Apriani Landa
ist
Ilustrasi kekeringan ekstrem di Indonesia akibat El Nino 

TRIBUNTORAJA.COM - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, beberapa waktu lalu mengatakan bahwa Indonesia akan mengalami fenomena El Nino.

El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.

Pemanasan SML ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia.

Artinya bahwa El Nino memicu terjadinya kondisi kekeringan untuk wilayah Indonesia secara umum.

Dwikorita juga menjelaskan bahwa meskipun saat ini Indonesia sedang memasuki musim kemarau kering, namun wilayah Indonesia dipengaruhi oleh dua samudra dan memiliki topografi yang bergunung-gunung di sepanjang khatulistiwa.

Hal ini menyebabkan kemungkinan adanya perbedaan kondisi cuaca di berbagai wilayah, di mana satu wilayah mungkin mengalami kekeringan, sementara tetangganya mengalami banjir atau bencana hidrometeorologi.

Oleh karena itu, penting untuk menyadari bahwa kondisi tidak selalu seragam, dan beberapa wilayah mungkin mengalami dampak basah dari fenomena ini.

"Kami menghimbau masyarakat untuk terus menjaga lingkungan, mengatur tata kelola air dengan bijak, dan beradaptasi dengan pola tanah yang ada. Selain itu, memantau perkembangan informasi cuaca dan iklim yang terus berubah dari waktu ke waktu sangatlah penting dan dapat diakses melalui BMKG," tegas Dwikorita.

Lantas bagaimana di Toraja?

"Berdasarkan data history hujan di Toraja, El Nino cukup berdampak saat musim kemarau seperti sekarang ini," demikian penjelasan BMKG Toraja, Jumat (28/7/2023).

BMKG memprediksi, ancaman El Nino diperkirakan akan mencapai puncaknya pada bulan Agustus-September, bahkan Oktober di beberapa wilayah.

"Untuk wilayah Toraja, diprediksi intensitas curah hujan rendah akan berlangsung Juli hingga Oktober 2023, dengan sifat hujan normal hingga di bawah normal," tambahnya.

Potensi hujan selama musim kemarau tetap, namun akumulasi curah hujannya dalam kategori rendah.

BMKG menyebutkan bahwa ada potensi kekeringan di wilayah Toraja selama kemarau dan fenomena El Nino ini.

"Hanya saja tidak seekstrim tahun 2015/2016," ungkapnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved