Dokter Hewan Diprotes

Pedagang Soroti Ulah Oknum Dokter Hewan di Toraja Utara, Sering Live FB Saat Tindaki Kerbau Warga

Yang bikin resah, karena aksinya saat melakukan tindakan kepada hewan kerbau itu disiarkan secara live di akun Facebook-nya.

|
Penulis: Freedy Samuel Tuerah | Editor: Apriani Landa
kolase TribunToraja
Pedagang kerbau di Pasar Bolu Rantepao, Piter Redde Mellolo alias Papa Erna (kiri). Dokter hewan RP saat melakukan tindakan ke kerbau warga yang disiarkan secara live di Facebook, bertelanjang dada, tanpa kaos tangan, dan alat pelindung lainnya. 

TRIBUNTORAJA.COM, RANTEPAO - Sejumlah pedagang kerbau dan juga pemilik kerbau di Toraja Utara mengeluhkan kinerja salah satu dokter hewan di Dinas Pertanian berinisial RP.

Pedagang kerbau di Pasar Bolu', Toraja Utara, resah karena ulah RP yang selalu melakukan diagnosa penyakit pada kerbau tanpa uji laboratorium, terutama pada beberapa kasus krusial.

Seperti yang disampaikan Piter Redde Mellolo.

Pedagang kerbau ini mengatakan bahwa drh RP tersebut sering melakukan pemeriksaan, bahkan melakukan tindakan medis seperti operasi, kepada hewan kerbau tanpa pemeriksaan lebih dulu.

Yang bikin resah, karena aksinya saat melakukan tindakan kepada hewan kerbau itu disiarkan secara live di akun Facebook-nya.

"Jadi RP ini punya akun FB Dokter Hewan Toraja, dia sering masuk ke desa-desa dan Live FB saat operasi hewan, dan kebanyakan tanpa izin," ucap pedagang yang akrab disapa Papa Erna ini kepada TribunToraja.com, Kamis (13/7/2023).

Pernah, kata Papa Erna, RP pernah mengklaim bahwa mayoritas kerbau di Pasar Bolu' telah dijangkiti penyakit Septicaemia Epizootica (SE).

"Bahkan pernah di Live FB dan mengatakan bahwa kerbau yang mati mendadak dan viral di Toraja Utara beberapa waklu lalu itu akibat penyakit SE, padahal belum diperiksa dan belum ada hasil Lab," tuturnya.

Ia juga mengatakan bahwa dari ribuan kerbau di Pasar Bolu belum pernah ada himbauan atau penyampaian bahwa SE ditemukan di Pasar Bolu.

"Dokter hewan lain selain RP sering masuk di pasar sini dan memang belum ada informasi bahwa ada kasus SE. Kalau ada informasi, pasti kami ikuti arahan dari dinas terkait," jelasnya.

"Otomatis kami proteslah tanpa ada klaim dan uji laboratorium (RP) main asal klaim saja, seperti tidak ada kode etik profesi saja," tutupnya.

Tidak haya pedagang, keresahan juga diutarakan pemilik kerbau bernama Achim. Melalui akun FB Achim GmI, ia menyoroti drh RP yang selalu Live FB saat melakukan pemeriksaan terhadap kerbaunya tanpa ijin.

Yang bikin resah karena pasca ditangai drh RP, kondisi kerbaunya malah makin parah bahkan beberapa mati.

"Tidak ada etikanya, tanpa izin dia selalu live FB kerbau saya. Sudah berapa kerbau saya yang dia tangani itu mati, tanpa ada diagnosa yang jelas," ucapnya saat dihubunfi TribunToraja.com, Kamis 13 Juli 2023.

"Bukan cuman saya, tapi banyak. Makanya saya sudah tidak mempercayakan kerbau saya untuk ditangani oleh RP, sekarang saya percayakan kepada dokter hewan yang lainnya," jelasnya.

Ia juga mempertanyakan standar operasional prosedur dari RP tersebut.

"Bukan cuman saya, lihat saja postingannya di ranah umum itu di FB kadang memeriksa kerbau warga tanpa memakai peralatan yang lengkap seperti baju safety, kadang telanjang dada, yang saya takutkan itu sudah tidak steril dan ada virus," imbuhnya.

Ia berharap dinas Pertanian Toraja Utara, untuk mengevaluasi dokter hewan RP tersebut.

"Saya minta kedinas terkait untuk di evaluasi kiranya ada teguranlah, karena kasian masyarakat akan informasi yang selalu disebar yang harus mengkroscek lebih lanjut terkait informasi yang RP itu sebar di postingan FB maupun di Live FB kepunyaannya," tutupnya.

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved