Timor Leste
Sosok Xanana Gusmao, Mantan Pemberontak yang Kembali Berkuasa di Timor Leste
Dia dibesarkan di pedesaan, dengan seorang saudara laki-laki dan lima saudara perempuan. Ayahnya adalah seorang guru sekolah.
Partai Gusmao, National Congress for Timorese Reconstruction (CNRT) menang dengan meraih 41,6 persen suara dalam pemilihan parlemen pada akhir Mei lalu. Sementara lawan utama partainya, Fretilin mendapat 25,7 persen suara, menurut komisi pemilihan umum.
Mantan pemimpin pemberontak berusia 77 tahun itu, juga berjanji untuk memperbaiki hukum negara itu dan mengembangkan proyek pipa gas. "Pemerintah akan memprioritaskan meninjau sistem peradilan serta pembangunan, mulai dari desa-desa, juga untuk membawa pipa Greater Sunrise ke Timor Leste," kata Gusmao dalam pidato pelantikannya.
Timor Leste mengadakan pemilihan parlemen kelimanya pada tanggal 21 Mei lalu, yang bertepatan dengan hari peringatan kemerdekaannya yang ke-21 tahun. Diketahui, Gusmao telah menghabiskan bertahun-tahun memimpin sayap militer Front Revolusioner Timor Timur Merdeka (Fretilin) dalam perjuangan kemerdekaan melawan Indonesia.
Pernah Menjadi Pemain Sepakbola
Sebelum terjun menjadi aktivis, Gusmao pernah menjadi pesepak bola dan wartawan. Popularitas besar Gusmao berakar pada perjuangan panjang Timor Leste meraih kemerdekaan melalui gerakan gerilya Falintil yang berisi sekelompok pejuang tanpa perlengkapan yang memadai untuk melawan pemerintah Indonesia.
Semasa perjuangannya meraih kemerdekaan, Gusmao terlibat dalam sejumlah organisasi revolusioner. Pada 1971, dia bergabung dengan organisasi nasionalis pimpinan Jose Ramos Horta. Gusmao juga sempat ditahan oleh faksi lawan ketika terjadi konflik politik pada 1975.
Pada 1992, Gusmao ditangkap oleh Indonesia dan dihukum dengan tuduhan melancarkan pemberontakan dan ditahan di penjara Cipinang. Meskipun mendekam di penjara, Gusmao tetap menjadi tokoh gerakan kemerdekaan Timor Leste. Oleh karenanya, banyak yang menyebut Gusmao sebagai Nelson Mandela dari Asia Tenggara.
Usai akhirnya dibebaskan pada September 1999, Gusmao kembali ke tanah kelahirannya.
Kerusuhan besar-besaran yang terjadi berkepanjangan akhirnya ditutup dengan referendum kemerdekaan yang didukung PBB. Warga Lorosa'e pun memilih untuk merdeka dan lepas dari NKRI.
Saat kembali, Gusmao disambut seperti layaknya seorang pahlawan. Berpidato di tengah kerumunan besar di ibukota yang masih membara dari Dili, Gusmao meminta warga Timor Leste untuk fokus pada masa depan, pada pembaharuan dan rekonsiliasi dan bukan lagi kepada pertumpahan darah di masa lalu.(*)
Mahasiswa Toraja Gelar Unjuk Rasa Desak Polisi Usut Tuntas Kematian Nelson |
![]() |
---|
BREAKING NEWS: Mahasiswa Gelar Aksi di Gedung DPRD Tana Toraja |
![]() |
---|
Gempa Kekuatan Magnitudo 5,0 Guncang Wilayah Lampung Utara |
![]() |
---|
Jago Merah Ngamuk di Desa Sorowako Luwu Timur, 46 Rumah Terbakar, Warga Mengungsi di Kapal Feri |
![]() |
---|
Siapa Cak Nur yang Namanya Disebut JK Saat Resmikan Kampus Baru Universitas Paramadina |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.