Jembatan Gantung Putus
Tentang Sungai Maiting di Rindingallo Toraja Utara yang Kembali Telan Korban
Tidak gampang menaklukkan Sungai Maiting. Arus yang deras dan banyak bebatuan besar menjadi tantangan tim pencari.
Penulis: Apriani Landa | Editor: Apriani Landa
TRIBUNTORAJA.COM, RANTEPAO - Pagi ini, Sabtu (20/5/2023), warga Toraja dikagetkan dengan berita putusnya jembatan gantung di Buntulepong Lempo Potton, Kecamatan Rindingallo, Toraja Utara, Sulawesi Selatan.
Sekitar pukul 10.00 Wita, saat sejumlah warga tengah melintas untuk menghadiri pernikahan di dusun seberang, tiba-tiba sling/tali besi yang di sebelah timur penopang jembatan putus.
Jembatan langsung oleng dan miring, warga yang melintas di atasnya jatuh tanpa sempat menyelamatkan diri.
Di bawah, arus Sungai Maiting tengah deras. Debit airnya masih lumayan tinggi setelah beberapa hari ini diguyur hujan.
Terhitung ada 8 orang yang terjatuh, termasuk seorang balita berusia 3 tahun bernama Zheina.
Warga sekitar dengan sigap memberikan pertolongan. Enam orang berhasil diselamatkan. Namun, dua lainnya tidak ditemukan, yaitu wanita dewasa Adolfina dan Zheina.
Tim gabungan SAR, TNI, Polri, dan masyarakat pun melakukan pencarian dengan menyisir Sungai Maiting.
Tidak gampang menaklukkan Sungai Maiting. Arus yang deras dan banyak bebatuan besar menjadi tantangan tim pencari.
Pencarian berbuahkan hasil, Adolfina ditemukan sekitar 2-3 kilometer dari lokasi jembatan gantung, tepatnya di Dusun To'Nanna, Lembang Maiting, Kecamatan Rindingallo
Sayangnya, Adolfina ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Tim gabungan masih mencari balita Zheina.
Ini bukan pertama kali Sungai Maiting menelan korban jiwa. Lebih spesifik lagi, lokasi di sekitar jembatan gantung ini.
Masih ingat kasus tenggelamnya Serda Amiruddin? Babinsa Rindingallo ini tenggelam di Sungai Maiting pada November 2022 lalu dan sampai saat ini jenazah masih misterius.
Memang, beberapa waktu lalu ada jenazah ditemukan di Sungai Maiting sudah tidak bisa dikenali dan diduga itu adalah jasad Serda Amiruddin.
Sebelum Serda Amiruddin dinyatakan hilang, malam sebelumnya seorang ibu paruh baya, Palungan, jatuh ke Sungai Maiting.
Palungan merupakan warga Kampung Buntu Lepong, Dusun Poton, Kecamatan Rindingallo. Ia jatuh dan hanyut pada Selasa (8/11/2022) malam.
Ia ditemukan keesokan harinya, Rabu (9/11/2022) siang, dalam kondisi meninggal dunia.
Sebelum ditemukan, dalam proses pencarian Palungan itu, Serda Amiruddin terjatuh dan hanyut di Sungai Maiting.
Uniknya, lokasi keduanya jatuh ke sungai di sekitar jembatan gantung itu.
Hal ini dikonfirmasi Kepala Lembang Lempo Poton, Yohanis Lapu'.
"Jembatan gantung di Buntu Lepong, Lempo Poton, tempat dua orang dihanyutkan air (Sungai Maiting) dulu, pak Amir dan seorang ibu," ungkapnya kepada TribunToraja.com.
"Sekarang lebih parah lagi, sementara orang banyak yang mau datang di pernikahan, jembatan putus dan banyak warga yang jatuh lalu dihanyutkan. Kejadian Sabtu 20 Mei 2023," tambahnya.
Filosofi Sungai Maiting
"Sungai Maiting adalah sungai orang pemberani.”
Demikian diungkapkan seorang tokoh adat Toraja Utara, Markus Laa Tanga.
Markus mengatakan bahwa konon katanya, sungai ini adalah asal muasal pemberani di Rindingallo.
“Maksudnya, kan memang munculnya orang pemberani kan memang di Rindingallo," jelasnya.
Ia menambahkan, ilmu gaib di Sungai Maiting disebut memiliki pengaruh yang kuat dibanding sungai-sungai besar di Toraja.
"Kemudian kan katakanlah gaibnya itu kuat sekali pengaruhnya,” jelasnya.
Sungai Sa'dan dan di sini (Maiting) memang sama-sama sungai, tapi tidak sama kondisinya, mistisnya di sini keras," imbuhnya.
Sungai Maiting terletak di Lembang Maiting, Kecamatan Rindingallo, Kabupaten Toraja Utara.
Panjang Sungai Maiting mencapai 50 kilometer, hingga ke Tapparan, Rantetayo, Tana Toraja.
Markus mengatakan, sungai ini berasal To'sapan dan merupakan sebuah pertemuan sungai-sungai lainnya.
"Hulu ada di To'sapan Bulu'-bulu', hilir di Tapparan. Jadi di sini ini adalah pertemuan antar sungai kecil maupun besar, dari Bittuang juga," tuturnya.
Menurut pengakuannya, sungai ini sudah banyak menelan korban. Baik binatang maupun manusia.
"Sungai ini kecil kelihatan tapi sebenarnya sungai yang besar di Tana Toraja. Ini kenapa dibilang besar karena sudah banyak korban di sana, baik binatang baik orang," ujarnya.
Venue Arung Jeram
Selain wisata budaya, Toraja juga memiliki arena untuk wisata olahraga atau sport tourism.
Salah satunya dalah arung jeram atau rafting. Sungai Maiting merupakan salah satu venue untuk pecinta olahraga yang memacu adrenalin ini.
Arus deras dengan bebatuan besar di tengah sungai menjadi aral rintang yang menantang bagi pecinta rafting.
Di Sungai Maiting, arung jeram diarungi sejauh 8 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 3-4 jam. Rute mulai dari Ma’dong di Lembang (Desa) Paku, Kecamatan Dende’ Piongan Napo, dan berakhir di Tapparan, Kecamatan Rantetayo.
Selain dituntut untuk konsentrasi menghindari bebatuan, peserta arung jeram akan disuguhkan pemandangan alam yang indah.
Sisi kiri dan kanan sungai terdapat tebing batu. Beberapa titik, peserta arung jeram juga bisa menjumpai air terjun, ada yang besar, ada juga yang kecil.(*)
Balita Korban Insiden Jembatan Ambruk di Rindingallo Toraja Utara Ditemukan |
![]() |
---|
Belum Ditemukan, Pencarian Balita Korban Jembatan Ambruk di Toraja Utara Masih Berlanjut |
![]() |
---|
Satu Korban Jatuh dari Jembatan Gantung di Toraja Utara Ditemukan Meninggal Dunia |
![]() |
---|
Korban Hilang Putusnya Jembatan Gantung Berusia 3 Tahun, Masih dalam Pencarian |
![]() |
---|
BREAKING NEWS: Jembatan Gantung di Rindingallo Torut Putus, Dua Orang Hilang Terbawa Arus Sungai |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.