Sains

Sejarah Kapur Barus, Primadona dari Nusantara yang Populer Jauh Sebelum Cengkeh dan Pala

Jauh sebelum pala dan cengkeh terkenal, sesungguhnya kapur barus yang dihasilkan pohon Kamper telah menjadi primadona masyarakat Eropa dan...

Penulis: Redaksi | Editor: Donny Yosua
Shutterstock
Butiran kapur barus yang dihasilkan dari pohon kamper. 

Salah satu agenda penting kunjungan Wakil Presiden ke Barus dalam rangkaian Barus Bersholawat, baru-baru ini, adalah menanam bibit Kamper, Senin (27/2/2023).

“Bagi kami sebagai putra Barus, kegiatan Abah menanam Kamper bukan sekedar gerakan penghijauan biasa. Bagi kami, menanam Kamper berarti menghidupkan kembali identitas Barus,” ungkap Ketua Umum Jamiyah Batak Muslim Indonesia (JBMI), Arif Rahmansyah Marbun, Senin (27/2/2023).

Dilansir dari Tribunnews.com, penanaman pohon penghasil Barus ini, jelas Arif, menjadi penuh makna, mengingat keberadaannya sekarang terancam punah.

Sejak awal abad 18, pohon kamper banyak ditebang untuk kebutuhan membangun rumah dan bahan utama kapal.

Seiring waktu, redupnya rantai bisnis Barus membuat keberadaannya perlahan tergantikan oleh jenis tanaman rempah lainnya.

“Jadi kegiatan menanam bibit Kamper adalah bagian dari komitmen dan tanggungjawab kami sebagai warga kampung dalam, agar kapur Barus tidak menjadi warisan yang dilupakan. Kapur Barus harus tetap lestari sebagai identitas utama Emporium Kota Barus,” tutup Staf Khusus Wapres RI ini.

(*)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved