Gempa di Turki

Kisah Mahasiswa Indonesia Korban Gempa Turki: Apartment Hancur, Logistik Sulit

Karena belum menemukan tempat untuk evakuasi, Hammam memutuskan kembali ke kampus Kahramanmaras Sutcu Imam Universitesi untuk mengungsi.

Penulis: Redaksi | Editor: Donny Yosua
IST/Hammam (Mahasiswa Indonesia di Turki)
Sejumlah mahasiswa Indonesia di Kahramanmaras mengungsi di tempat penampungan yang berada di sekitar kampus setelah gempa bumi berkekuatan M 7,8 mengguncang Turki, Senin (6/2/2023). 

Pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) sendiri, kata Hammam, sudah mentransfer dana untuk bertahan.

"Tapi bagaimana mengambilnya? Tidak ada ATM dan kalau ada, beli makanan di mana? Nggak ada yang jual karena itu banyak yang menjarah," kata siswa asli Semarang ini.

Bahkan untuk kesediaan listrik, ia dan warga Turki lainnya harus menunggu sekitar 3 jam.

Itupun, tidak semua colokan listrik atau steker bisa digunakan.

 

Baca juga: Indonesia Kirim Bantuan ke Turki dan Suriah Pasca Gempa

 

Jadi, untuk mengisi daya handphone, ia harus antri dengan warga lainnya.

Dikutip dari Kompas.com, saat dihubungi, Hammam tengah menunggu jemputan dari pihak KBRI.

"Saya dikabari untuk diajak pindah ke Pusat Kota. Mungkin Ankara, atau kemana, belum tahu," kata dia.

Ia juga belum menerima kabar apapun dari kampusnya, selain kabar dari sesama mahasiswa Indonesia.

 

Tim regu penyelamat mengevakuasi korban di antara reruntuhan beton bangunan bertingkat pasca gempa dahsyat di Turki dengan magnitudo 7,8 pada Senin pagi 6 Februari 2023.
Tim regu penyelamat mengevakuasi korban di antara reruntuhan beton bangunan bertingkat pasca gempa dahsyat di Turki dengan magnitudo 7,8 pada Senin pagi 6 Februari 2023. (Getty Images)

 

"Harusnya, tanggal 13 Februari ini mulai kuliah. Mungkin diundur. Entah ya, belum ada kontak dengan pihak kampus bahkan dosen sekalipun," kata dia.

Sampai saat ini, titik kumpul orang Indonesia yang sudah diarahkan ada dua, di stadium dan kampus di Kahramanmaras.

"Teman-teman pelajar Indonesia di kampus ada 40-an orang, sedangkan di pengungsian pusat kota, pelajar Indonesia ada 9 orang," tuturnya.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved