TRIBUNTORAJA.COM - Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) kini mulai bermunculan dan menimbulkan persaingan secara global.
Terbaru, Elon Musk melalui perusahaan kecerdasan buatan miliknya yaitu xAI meluncrukan Grok-3.
Grok-3 adalah chatbot versi terbaru mereka.
Ini akan menjadi penantang perusahaan AI besar seperti DeepSeek, OpenAI yang didukung oleh Microsoft, serta Google yang berada di bawah naungan Alphabet.
Peluncuran Grok-3 ini dilakukan pada momen yang sangat penting dalam persaingan kecerdasan buatan, hanya beberapa hari setelah DeepSeek memperkenalkan model open-source canggihnya.
Musk sendiri semakin agresif dalam memperluas pengaruh xAI, menjadikan Grok-3 sebagai langkah strategis terbaru dalam perlombaan AI global.
Chatbot Grok-3 kini tersedia bagi pelanggan Premium+ di platform media sosial X (sebelumnya Twitter), yang juga dimiliki oleh Musk.
Selain itu, xAI memperkenalkan paket berlangganan baru bernama SuperGrok, yang memungkinkan pengguna mengakses chatbot ini melalui aplikasi seluler dan situs web Grok.com.
Dalam sesi siaran langsung bersama para insinyur xAI pada Senin (17/2/2025) malam, Musk menyatakan bahwa Grok-3 adalah lompatan besar dibandingkan Grok-2, dengan peningkatan performa yang signifikan.
Salah satu fitur unggulan dalam rilis terbaru ini adalah DeepSearch, sebuah mesin pencari pintar yang mampu merasionalisasi dan mengartikulasikan pemikirannya saat menjawab pertanyaan pengguna.
Fitur ini demonstasi langsung dalam siaran Musk, menunjukkan kemampuannya dalam melakukan riset, brainstorming, serta analisis data, menjadikannya alat yang lebih dari sekadar chatbot biasa.
Musk kembali menegaskan bahwa xAI berkomitmen untuk membuat teknologi AI mereka bersifat open-source.
Ia menyatakan bahwa versi sebelumnya dari Grok akan dirilis ke publik setelah model terbaru ini mencapai tingkat kematangan penuh, yang diperkirakan akan terjadi dalam beberapa bulan ke depan.
Langkah ini dilakukan setelah usaha akuisisi OpenAI oleh Elon Musk gagal. Pekan lalu, konsorsium investor yang dipimpin oleh Musk mengajukan tawaran senilai $97,4 miliar untuk mengambil alih aset nonprofit OpenAI. Namun, tawaran ini ditolak oleh perusahaan pencipta ChatGPT tersebut.
Dalam menghadapi ketatnya persaingan di bidang AI, xAI meningkatkan kapasitas pusat data mereka guna melatih model yang lebih canggih.