TRIBUNTORAJA.COM - Sedikitnya, 25 pendaki dilaporkan belum turun dari Gunung Marapi yang mengalami erupsi pada Minggu (3/12/2023) sekira pukul 17.30 WIB.
Gunung Marapi berada di Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Salah satunya, Yasirli Amri (21), mahasiswi Politeknik Negeri Padang (PNP) yang hingga kini belum diketahui keberadaannya.
Ia sempat menelepon ayahnya pasca-erupsi Gunung Marapi.
Dalam teleponnya, Yasirli mengaku haus dan sudah tidak sanggup lagi berjalan.
Sepupu Yasirli, Ahmad Gandi Sabri (28) mengatakan, adik sepupunya berangkat ke Gunung Marapi, Jumat (1/12/2023).
Saat pamit, Yasirli mengatakan menuju Gunung Marapi bersama rombongan berjumlah 18 orang.
"Di telepon itu, ia menyebut bahwa dirinya haus, kakinya rasa mau patah dan tidak sanggup lagi berjalan," ujar Sabri, dikutip dari TribunPadang.com, Senin (4/12/2023).
Selain telepon, Yasirli juga sempat mengirimkan video singkat pada keluarganya.
Khawatir dengan keselamatan Yasirli, pihak keluarga langsung mendatangi posko yang berada di Gunung Marapi.
Menurut Sabri, ini adalah kali pertama Yasirli mendaki gunung.
Hingga kini, Yasirli belum berhasil dievakuasi dari Gunung Marapi.
Sabri dan keluarga berharap Yasirli berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat.
"Kami akan menunggu sampai adik kami turun, semoga dalam kondisi selamat," imbuhnya.
1 Korban Lagi Berhasil Dievakuasi
Tim gabungan yang terdiri dari SAR, BPBD, TNI, Polri, Pecinta Alam dan masyarakat setempat berhasil mengevakuasi satu pendaki korban erupsi Gunung Marapi, Senin (4/12/23).
Korban sampai di Pesanggrahan (kaki gunung Marapi) sekira pukul 15.30 WIB.
Ia dievakuasi menggunakan tandu oleh tim gabungan.
Setelah ditemukan, korban langsung dilarikan ke RSAM Bukittinggi untuk mendapat perawatan.
Korban mengalami luka bakar pada sebagian tubuh, di antaranya pada bagian tangan, kaki, hingga badan.
Dengan ditemukannya satu pendaki bernama Ahmad Firman tersebut, kini tersisa 25 orang yang belum dievakuasi.
Berikut lengkapnya data pendaki berdasarkan update Kantor Pencarian dan Pertolongan Padang, Senin (4/12/23) pukul 04.30 WIB:
Pendaki yang sudah turun:
1. Iqbal
2. Jeni
3. Toni Alifian
4. Al fajri
5. Selastri Anggini
6. Nur Rizki
7. Muhammad Suyudi
8. Shadam Romeigo
9. Adipatiawarman
10. Muhammad Alif
11. Lingga Duta Andrefa
12. Muhammad Faith Ewaldo
13. Elika Maharani
14. Dewi Anggraini
15. Naomi Jhana Simanjuntak
16. Sri Wahyuni
17. Banget Hasiholan Mare-mare
18. Nolianus Hogejau
19. Lolita Veronica
20. Nabila Habibba Rabbi
21. Diyah Surya Purnama Sari
22. Noor Annisa Alsyarrina Putrid Lubis
23. Didik Salahudin
24. Happy Nurafni
25. Irwan
26. Syaiful Anwar
27. Lili
28. Ahmad Albar
29. Edho Rustamsyah
30. Deswita
31. Kasih
32. Brima Danu
33. Ikhwanudin
34. Firnando Situmorang
35. Widya Azhamul Fadilah Zain
36. Rexy Wendesta
37. Irvanda Mulya
38. Bima Pratama Nasra
39. Tita Cahyani
40. Zulfadil Alzukri
41. Michael Ahmad Zofthi
42. Hendra
43. Rofid Al Hakim
44. Rahmat Agus
45. Chandra Sahiloho
46. Lidia Fatmasari
47. Zhafirah Zahrim Febrina
48. Aditya Sukirno Putra
49. Muhammad Fadli
50. Ahmad Firman
Pendaki yang Belum Turun:
1. Nazahra Adzin
2. M wilki Syaputra
3. Muhammad Ridho Kurniawan
4. Ilham Nanda Bintang
5. Muhammad Adan
6. Muhammad Arbi Muharman
7. Divo Suhandra
8. Nurva Afitri
9. Afranda Junaidi
10. Wahlul Alde Putra
11. Novita Intan Sari
12. Riski Rahmat Hidayat
13. Lenggo Baren
14. Reyhani Zahra Fadli
15. Filhan Alfiqh Faizin
16. Aditya Prasetyo
17. Yasirli Amri
18. Muhammad Alfikri
19. Irfandi Putra
20. Zikri Habibi
21. Muhammad Teguh Amanda
22. Muhammad Iqbal
23. Siska Alfina
24. Liarni
25. Frengki Chadra Kusuma
11 Dilaporkan Meninggal
Sementara itu, proses evakuasi 11 pendaki yang ditemukan meninggal dunia saat erupsi Gunung Marapi hingga saat ini masih dilakukan.
"Hingga saat ini, 11 pendaki yang ditemukan meninggal dunia dan dua orang korban yang selamat masih dalam proses evakuasi dari puncak ke bawah," ujar Kepala Basarnas Padang, Abdul Malik dikutip tayangan Kompas TV, Senin (4/12/2023).
Abdul Malik mengaku proses evakuasi menemui sejumlah kendala, di antaranya debu abu erupsi yang menghalangi jarak pandang.
"Kendala yang dialami oleh tim gabungan di puncak adalah, pertama karena erupsi Gunung Marapi masih berjalan mengakibatkan debu yang bertebaran di area pencarian menjadi penghambat," lanjutnya.
Selain itu, cuaca di sekitar Gunung Marapi Sumbar yang diguyur hujan sejak semalam juga membuat proses evakuasi korban meninggal maupun yang selamat menjadi terhambat.
"Kendala cuaca saat malam sampai pagi juga diguyur hujan jadi jalan-jalan setapak yang mereka lalui itu menjadi licin dan juga keterbatasan tenda tandu basket yang untuk mengevakuasi korban luka, ini juga menjadi kendala," tutur Abdul Malik.
Sebelumnya, Abdul menjelaskan bahwa erupsi Gunung Marapi Sumbar berdampak pada 75 pendaki.
Gunung Marapi meletus pada Minggu (3/12) sekitar pukul 14.53 WIB dengan tinggi kolom abu teramati mencapai ± 3.000 m di atas puncak (5.891 m di atas permukaan laut).
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dampak yang ditimbulkan pada kejadian erupsi Gunung Marapi tidak hanya sebaran hujan abu vulkanik saja namun juga hujan abu yang disertai batu.
Adapun wilayah yang terdampak hujan abu vulkanik mencakup empat wilayah kecamatan, yakni Canduang, Sungai Pua, Ampek-Ampek dan Malalak.
Kemudian wilayah yang dilaporkan terdampak hujan abu disertai batu terjadi di kecamatan Banuhampu, Tilatang Kamang, Baso, Tanjung Raya, Lubuk Basung, IV Koto, Matur, Tanjung Mutiara, Palembayan dan Kamang Magek.
(Tribunnews.com/Jayanti Tri Utami, TribunPadang.com/Panji Rahmat/Fajar Alfaridho)