Menteri Pertanian Undang Khusus Paskibraka Asal Sulsel, Aliah dan Nadhif
Ibunda Aliah, Azmach Febriany, mengatakan dia bersama ibu dan saudara Nadhif tiba lebih dulu di rumah mentan.
TRIBUNTORAJA.COM - Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menjamu khusus dua Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) asal Sulsel, Aliah Sakira dan Nadhif Infanteri Ibha, di rumah dinasnya, Kompleks Kalibata, Jakarta, Senin (18/8/25).
Andi Amran juga berasal di Sulsel.
Aliah merupakan pembawa baki penurunan bendera Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 RI di Istana Negara, Minggu (17/8/2025).
Orangtua Aliah dan Nadhif juga hadir dalam jamuan ini.
Ibunda Aliah, Azmach Febriany, mengatakan dia bersama ibu dan saudara Nadhif tiba lebih dulu di rumah mentan.
Aliah dan Nadhif menyusul ditemani pembina Paskibraka.
Semua tamu sudah kumpul, Mentan keluar. Ngobrol 30 menit.
Kenalan singkat dengan orang tua paskibraka.
Tiba giliran Feby, ia kaget. Mentan mengenalinya.
"Saya kenal ibu ini, ibu kan yang kerjakan pernikahan anak saya?" kata Feby mencontohkan ucapan Amran sembari menunjuknya.
Feby memang tergabung dalam Yellow Project salah satu wedding organizer (WO) di Sulsel.
WO yang menangani pernikahan anak Amran Sulaiman pada Maret 2024.
"Saya kira bapak tidak ingat saya lagi," ujar Feby.
Mentan berpesan kepada Nadhif dan Aliah meningkatkan aktivitas belajar agar bisa mencapai cita-cita jadi polisi dan polwan.
Pesan untuk pembina agar mengarahkan keduanya sesuai dengan rencana mereka.
Jika ingin jadi polisi, sebaiknya tingkatkan kemampuan bahasa Inggris, ilmu fisika, dan matematika.
Amran menilai pembawa baki dan seluruh anggota Paskibraka adalah teladan generasi muda yang memiliki kedisiplinan tinggi, jiwa juang, dan tanggung jawab besar.
Karakter semacam ini harus terus dibina agar menjadi modal berharga dalam menatap masa depan.
“Saya bangga dengan anak-anak kita ini. Mereka sudah terbukti disiplin, teguh, dan mampu memikul amanah besar bangsa. Jika terus ditempa, mereka bisa menjadi pemimpin, pengusaha, bahkan menteri di masa depan,” kata Amran saat berbincang dengan anggota Paskibraka.
Nilai-nilai disiplin dan tanggung jawab yang ditempa di Paskibraka tidak hanya relevan di dunia militer atau kepolisian, tetapi juga penting untuk dunia pendidikan, usaha, hingga kepemimpinan nasional.
“Disiplin adalah modal besar. Tinggal cara berpikirnya dibuka, mereka bisa menjadi apa saja. Yang penting tetap rendah hati, menjaga akhlak, dan terus menyiapkan diri sejak sekarang,” tambah Amran.
Amran berpesan agar generasi muda seperti Alia dan rekan-rekan Paskibraka lainnya tidak ragu bermimpi besar.
Ia menegaskan bahwa perjuangan dan kedisiplinan sejak muda akan membuka jalan menuju masa depan gemilang.(arny)
Cerita Karisto Gideon, Paskibraka Papua Barat Daya Viral Nyaris Pingsan, Ditunjuk Jadi Komandan |
![]() |
---|
Sosok Aliah Sakira Paskibraka Sulsel Pertama Pembawa Baki HUT Kemerdekaan RI, Ini Daftarnya |
![]() |
---|
Identitas Paskibraka Papua Barat Daya, Viral Jadi Pahlawan untuk Rekannya yang Nyaris Pingsan |
![]() |
---|
Upacara Penurunan Bendera HUT ke-80 RI di Toraja Utara Berlangsung Khidmat |
![]() |
---|
Kisah Dwijuni Asih Ahmad, Siswi SMAN 2 Toraja Utara Pembawa Baki Upacara HUT ke-80 RI di Rantepao |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.